Bab 12 - Thea

13 1 1
                                    

•Pov Dewa

"Kak Dewa!"

Sial!

Gadis sinting itu berhasil mencekal lenganku. Bahkan, dengan merengek dia merangkul lengan ini seolah aku pacarnya.

Hah, pacar?

"Lepasin! Elo itu siapa sih?! Gue nggak kenal sama lo!" Aku segera mundur setelah berhasil menepis tangannya dariku. Aku menatap tajam sambil menunjuk matanya.

Sumpah ya! Aku nggak tahu ini cewek datang dari planet mana dan ada urusan apa dia sama aku. Bisa-bisanya dia terus mengikutiku dan menempel kayak upil.

Semua orang di kantin sedang menoleh pada kami. Aku nggak mau mereka mikir macem-macem. Jelas aku tidak mengenal cewek bogel ini.

"Kak Dewa jangan marah, ya? Aku Thea! Aku ..."

"Stop! Gue nggak mau elo intilin gue lagi, paham?!" Aku memberinya tatapan lebih tajam lagi, lantas melenggang melewatinya yang mematung.

Persetan itu cewek siapa!

Kepalaku pusing memikirkan rencana klarifikasi yang belum juga aku lakukan. Ali, entah di mana itu orang? Mestinya dia sudah mengurus semuanya sekarang.

"Wa!"

Suara Ali memanggilku saat aku sedang berjalan menuju perpus. Aku menoleh ke belakang. Ali mempercepat langkahnya menuju padaku.

"Dari mana aja sih lo?!" sambutku pasang muka kesal.

Ali cengengesan nggak jelas lalu dia berkata, "Tadi gue cari elo di kantin! Trus kata Bu Karti, elo pergi sama cewek cakep! Si anak baru itu ya? Jadi, elo beneran kenal sama tuh cewek?!"

"Ngasal lu! Udah ayo kita ke perpus aja!" ajakku lantas berjalan dengan acuh. Aku malas membahas cewek nggak jelas itu.

Ali mengatupkan bibirnya, lantas menyusul.

Perpus tidak begitu ramai saat aku dan Ali tiba. Cuma ada beberapa kutu buku yang lagi membaca dengan hening. Ekor mata mereka melirik di balik buku saat aku melintas.

"Di sini aja gimana?" tanya Ali setelah kami tiba di sudut ruangan.

Aku meindai ke sekeliling lebih dulu. Ya, tempat ini cukup sepi. Sepertinya cocok kalau bikin video klarifikasi di sini.

"Yaudah, ayo siapin!" perintahku sama Ali.

"Oke!"

Ali pun mulai menyiapkan tripod dan ponsel untuk merekam. Sementara aku hanya duduk dan menunggu. Kamera pun dinyalakan. Ali memberiku intruksi sebelum memulai.

"Hubungan aku sama Allen baik-baik aja kok! Mengenai video yang beredar, aku yakin itu bukan Allen. Itu cuma video editan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab! Aku minta maaf kalau baru sempat klarifikasi masalah ini. Intinya, aku sama Allen baik-baik aja!"

"Oke! Sip!"

Ali mematikan kamera. Setelah memastikan, video pun segera diunggah.

Fuuh ...

Aku hela napas panjang lantas menggeleng. Lagi, aku udah membohongi publik.

"Wih, udah banyak yang like sama komen! Elo nggak usah reply komen mereka ya!" Ali menoleh padaku setelah melihat layar ponselnya.

Aku cuma memangguk dengan wajah jengah. Kami pun hendak meninggalkan perpus. Namun, tiba-tiba cewek aneh itu kembali muncul. Ali menoleh padaku saat dia mendekat.

"Kak Dewa ada di perpus juga?! Wah, pantas ya! Kak Dewa 'kan penulis, jadi pasti suka baca-baca buku juga, iyakan? Aku juga suka baca buku loh! Gimana kalo kita baca buku bareng?"

EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang