•Pov Thea
Embusan angin menerpa wajahku. Dingin, aku kedinginan!
Kubuka mata ini perlahan dengan jemari yang meraba-raba. Di mana selimutnya? Aku bergegas bangkit. Kulihat kasur di sampingku yang sudah kosong.
Aku menyadari satu hal, semalam aku bermimpi jika Kak Dewa tidur bersamaku di ranjang ini.
Ya, aku pasti mimpi!
Namun, kenapa terasa begitu nyata?
Entahlah. Aku tak tahu.
Jam berapa ini?
Sambil meregangkan otot-ototku dan menguap, aku melirik pada jam weker motif hello kitty yang berada di meja nakas.
Pukul enam lewat tiga puluh?
Mataku melotot maksimal!
Sial!
Aku bisa kesiangan ke kampus!
Segera kusingkap selimut dari kakiku, lantas aku beringsut dari ranjang penuh rasa panik.
Sepuluh menit aku membersihkan diri di bilik shower, hingga berlari menuju walk-in closet untuk segera bersiap-siap. Baju kotor di lantai itu membuatku terkejut.
Itu 'kan piamanya Kak Dewa!
Aku menganga melihatnya. Jadi, semalam Kak Dewa benar-benar tidur satu ranjang sama aku?
Oh, tidak!
Aku jadi panik sambil berusaha mengingat-ingat.
Ya, aku ingat!
Semalam saat aku terjaga, aku merasakan seseorang yang sedang memelukku. Dan orang itu adalah Kak Dewa!
Ah, aku tak punya banyak waktu lagi!
Segera aku bersiap-siap. Jangan sampai aku terlambat lagi ke kampus!
Setelah selesai mematut penampilan di depan cermin, aku bergegas meninggalkan kamar.
Di mana Kak Ali?
Apa dia belum pulang?
Sambil berjalan-jalan di sekitar, aku mencari-cari Kak Ali. Namun, aku tak menemukannya di mana pun. Sepertinya Kak Ali memang belum pulang.
Fuhh ...
Terus aku ke kampus gimana?
Sedang kebingungan diriku, tiba-tiba mataku melihat sosok cowok yang lagi duduk di meja makan.
Kak Dewa?
Cowok itu lagi menikmati sarapan sambil sibuk sama ponselnya.
Aku menatapnya dengan kesal. Dasar cowok mesum!
"Kak Dewa, aku mau ngomong sama kamu!" ucapku sambil berdiri di samping cowok yang lagi duduk sambil sibuk sama kopi dan ponselnya.
Mata Kak Dewa melirik padaku, "Apaan sih pagi-pagi udah rusuh? Ganggu orang sarapan aja."
Aku tercengang.
"Kak Dewa ngapain semalam tidur di kamar aku?" tanyaku kesal.
Kak Dewa menoleh, "Kamar kamu?"
Aku memejamkan mata menahan sesak di dada. Oh, shit! Aku lupa kalau ini apartemennya Kak Dewa.
"Hm, maksud aku, kenapa semalam Kak Dewa tidur di kamar kamu yang lagi aku pinjem?" jawabku meluruskan.
"Maksudnya tidur satu ranjang sama kamu?"
Aku menganga mendengar ucapan lugas Kak Dewa.
Cowok itu tersenyum tipis lalu berkata, "Semalam gue mabok, jadinya salah masuk kamar."
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️
Roman d'amourExtra Ordinary Love Menurut Thea, cinta itu seperti ombak, jika dikejar ia akan menjauh. Dan saat tak dihiraukan dia justru akan mengejar. Seperti dia yang mati-matian perjuangin cinta pertamanya pada cowok Jakarta bernama Dewa. Meski berkali-kali d...