Bab 35 - Mencari Thea

9 0 0
                                    

•Pov Dewa

Matahari mulai condong ke barat saat Ali menepikan mobil di depan pintu pagar sebuah rumah. Menurut Ali, di rumah inilah Thea ngekos.

"Elo yakin ini kosannya?" tanyaku pada Ali setelah keluar dari pintu Rubicon hitam yang membawa kami.

Ali mengangguk cepat, "Menurut alamat yang Thea kasih ke gue sih emang ini rumahnya!"

Aku dan Ali memnindai ke sekeliling lebih dulu sebelum mendorong pintu pagar besi yang memang tidak di kunci. Langkah kami mulai memasuki pelataran. Tempat ini amat asing bagiku.

"Cari siapa, Den?!"

Suara itu mengejutkan aku dan Ali. Kami saling pandang lebih dulu sebelum menatap pada laki-laki paruh baya yang datang menghampiri kami sambil menenteng sapu lidi.

"Sore, Pak! Saya lagi cari teman saya yang katanya ngekos di sini," jawabku dengan tenang.

Laki-laki tua itu manggut-manggut. Matanya menilik dengan teliti padaku dan Ali. Entah apa maksudnya.

"Temannya Aden yang ngekos di sini siapa namanya?" tanya laki-laki tua itu kemudian.

"Namanya Thea, Pak!" jawabku segera.

"Umurnya delapan belas tahun, kulitnya putih, rambutnya sebahu, matanya agak sipit, tingginya sekitar enam puluh lima, dadanya gede dan mukanya cantik!"

Ali nyerocos aja kayak kacang di goreng. Dia baru mingkem setelah aku mendelik padanya dengan ekspresi kesal. Bisa-bisanya itu anak ngomong gitu tentang Thea. Pingin aku bogem aja mulutnya.

Laki-laki tua itu manggut-manggut, "Oh, Neng Thea yang orang Kalimantan?!"

"Bener itu, Pak!"

Baru juga aku mangap mau jawab eh si Ali udah nyela duluan aja. Keki banget sama nih orang.

"Gimana, Pak? Apa bisa saya ketemu sama Thea?" tanyaku sebelum keduluan si Ali.

Laki-laki tua itu menatap padaku, "Neng Thea udah pergi dari sini. Saya tidak tahu dia pindah ke mana."

"Hah?! Thea udah pindah?!"

Aku dan Ali saling pandang. Kok bisa kita kompak ngomong begitu?

Sial emang si Ali. Kayaknya tuh anak suka sama Thea. Aku jadi kesal.

"Terus rencana lo gimana nih?"

Ali bertanya padaku saat kami berdua duduk di bagian depan mobil. Kami masih berada di depan rumah kosan itu. Sedang laki-laki tua yang tadi tampak sedang menyapu halaman.

Aku melirik ke arah laki-laki tua itu. Dia buru-buru menurunkan pandangan yang tadinya sedang memperhatikan aku dan Ali. Laki-laki tua itu menyibukan diri dengan pekerajannya.

Halaman tidak begitu kotor dan sebentar lagi juga Magrib. Kenapa dia malah menyapu di luar? Aku sedikit curiga sama gelagat laki-laki tua itu.

"Wa oii! Gue ngomong malah di kacangin!" Ali mencak-mencak.

Aku dibuat kaget olehnya.

"Apaan sih lo?! Rusuh banget!" kesalku.

"Apaan apaan! Ini rencana kita gimana jadinya? Mau cari Thea kemana lagi? Jakarta itu luas tahu! Lagian ini si salah elo juga! Coba aja elo nggak jutek sama si Thea!" cerocos Ali udah kayak bemo yang remnya blong.

Aku pusing mendengarnya.

"Li, gue rasa Thea masih ada di kosan ini," ucapku setelah Ali diam.

"Ada gimana? Jelas tadi Bapak itu bilang kalo Thea udah minggat dari sini!"

EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang