Bab 19 - Sebel Sama Thea

11 1 1
                                    

•Pov  Dewa

Kelas hari ini selesai lebih cepat. Kepalaku terasa sedikit berat saat bangkit dari kursi. Semua orang saling melambaikan tangan saat kami berpisah di depan pintu kelas.

"Wa, hape lu nih!" Ali menyodorkan smartphone milikku yang dia simpan selama kelas berlangsung. "ada notif dari Allen, coba lo lihat!" lanjutnya lagi saat benda pipih itu berpindah ke tanganku.

Aku melirik pada Ali sesaat sebelum mengaktifkan layar ponsel. Benar, ada banyak pesan dari Allen. Entah apa yang mau dia bicarakan. Aku sedang enggan. Kuputuskan membenahi benda pipih itu ke saku jaket.

"Kok elo nggak langsung lihat?" tanya Ali. Rupanya dia sedang memperhatikanku sejak tadi.

Aku memasang wajah acuh lalu berkata, "Nanti aja. Gue lagi males!"

"Oke." Ali manggut-manggut, lantas menyibukan diri dengan aktifitas ponselnya.

Kami masih berjalan menyusuri koridor menuju area basement. Sedang dalam gelisah, tiba-tiba kau teringat pada Thea. Ekor mataku melirik ke arah gedung sebelah. Apa dia sudah pulang juga?

Shit!

Ngapain juga aku mikirin tuh cewek?

Peduli setan dia mau pulang sama siapa.

Langkahku semakin cepat diayunkan. Aku berusaha menepis pikiranku tentang Thea. Langit terlihat mendung saat kami tiba di area parkir. Kurasa hujan akan segera turun.

Thea, dia pulang dengan siapa?

Bagaimana kalau kehujanan?

Astaga, kenapa aku kepikiran lagi sama Thea sih?

Aku menggeleng dan segera meraih pintu mobil. Sebaikanya aku langsung pulang saja. Sakit di kepalaku semakin menyiksa.

"Wa, gawat Wa!" Muka Ali tiba-tiba panik nggak jelas.

Aku mengernyit heran, "Apaan?"

"Tugas kuliah gue ketinggalan di kelas!" jawabnya masih dengan rahut wajah yang cemas.

Aku menatap dengan acuh tak acuh, "Terus?"

"Terus apa? Ya, gue mesti balik lagi ke kelas!" rengek Ali.

"Yaudah sana," kataku masih dengan acuh.

Ali mengangguk, "Elo tunggu di sini ya, jangan balik duluan. Kunci mobil gue bawa!" ucapnya mengancam. Dia menunjukkan kunci mobil sebelum melesat pergi.

Aku cuma menatap bosan. Dasar ceroboh! Geramku dalam hati.

Sepeninggal Ali, aku duduk di bagian dengan mobil. Alih-alih menghirup vape guna melepas lelah, aku malah teringat pada Allen. Ada banyak pesan yang dia kirim padaku.

Meski malas, aku harus memeriksanya.

Kuhela napas panjang lebih dulu sebelum merogoh pada saku jaket jeans yang aku kenakan. Masih dengan perasaan ragu, kuusap layar ponsel dalam genggaman.

"Dewa, aku akan pulang hari minggu. Kamu bisa jmeput aku di bandara 'kan?"

"Ada banyak hal yang pingin aku omongin sama kamu. Kita bisa mampir dan makan dulu di restoran favorit kita."

"Dewa, aku cinta kamu."

Kutahan beberapa detik napas di tenggorokan, hingga kemudian kuhembuskan dengan kasar. Harusnya aku senang karena Allen akan pulang. Namun, hubungan ini sudah tidak semanis dulu.

Setelah terdiam sejenak, aku pun mulai mengetik pesan balasan untuk Allen.

"Nggak ada yang perlu kita omongin lagi, dan aku nggak mau bahas itu lagi."

EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang