•Pov Dewa
Jakarta 2023 Apartemen Bugenlvil
"Wa, bangun!"
"Elo tidur apa tepar sih?!"
"Bangun, Wa!"
Tidak hanya suara cempreng itu yang membuyarkan mimpiku, tapi juga pukulan-pukulan kecil yang membuatku geram.
Ali, sepupu laknat yang kerjanya mengangguku setiap hari. Pagi ini dia sudah membuatku kesal. Padahal, dia tahu kalau semalam aku tidur larut karena mesti selesaikan beberapa naskah.
Emang dasar sepupu laknat!
Aku segera bangkit. Ali yang kaget nggak sempat kabur. Hingga sebuah tinju segera menghantam muka pas-pasannya. Ali pun terjengkang nyaris jatuh.
"Aish! Sialan lu, Wa!" gerutu Ali sambil memegang hidungnya yang memerah karena tinju barusan. Pasti lumayan sakit. Buktinya dia meringis kesakitan sambil menatap kesal padaku.
Persetan sama si Ali! Dengan acuh, aku segera beringsut dari kasur. "Makanya jangan ganggu orang tidur!" ucapku sambil melewati cowok kerempeng itu.
Ali mengikutiku sampai ke kamar mandi.
Aku menoleh curiga. "Mau ngapain lo intilin gue?"
"Elah, Wa? Apa elo lupa kalo hari ini novel baru lo bakal di pajang di Pustaka Novel Anak Negeri? Gue diminta Tante Renata buat ajak elo ke sana," jawab Ali sambil menahan sakit di hidungnya.
Astaga! Kok bisa aku lupa ya?
Benar, hari ini novel baruku akan di pajang di rak-rak Pustaka Novel Anak Negeri, toko buku paling populer di Indonesia. Aku mesti segera ke sana. Pasti akan banyak pembaca juga yang mau melihatnya.
"Heleh, malah senyum-senyum nggak jelas lo! Cepetan siap-siap!" Ali pasang muka sangar. Sayangnya nggak ngefek sama sekali padaku.
"Bawel lo!" cetusku lantas memasuki bilik shower.
Namaku Dewa Respati Abraham. Selain mahasiswa semester empat fakultas bisnis, aku juga seorang penulis, konten kreator dan selebgram centang biru dengan follower hingga dua puluh juta!
Karirku di dunia kepenulisan lagi bagus-bagusnya. Ada banyak novel romance dan fantasi yang sedang aku tulis.
Satu tahun ini aku berhasil mencetak lima novel fisik bergenre romance dan tiga novel online dengan genre fantasi.
Sebenarnya, aku nggak begitu suka baca buku. Apalagi buku novel. Ada pun beberapa buku yang aku baca, buku tentang bisnis, politik dan juga motivasi hidup.
Namun, sebagai seorang penulis. Aku juga membeli banyak buku novel karya penulis luar negeri dan beberapa novel terjemahan.
Semuanya cuma aku pajang di lemari buku di ruangan biasa tempat aku menulis.
Bukan jarang, malah ada yang masih terbungkus plastik karena memang belum pernah aku baca.
Anggap saja aku membeli semua buku itu cuma buat pormalitas saja, karena aku seorang penulis. Jadi, terdengar cukup aneh kalau aku tidak suka membaca. Meski kenyataannya memang begitu.
"Wa, ada perusahaan skincare yang mau kasih lo endorse. Gue sih belum bilang setuju kalo belom tanya sama lo dulu!" tukas Ali sambil duduk pada sofa.
Tangannya sedang berusaha membuka kaleng soft drink, sedang matanya tak luput dariku yang sedang berdiri merapikan rambut di depan standing miror.
Kupandangi siluet pada cermin. Wajahku terlihat agak pucat.
Apa mungkin karena semalam aku lupa meminum obat? Sejenak aku berpikir. Belum sempat aku menanggapi ucapan Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️
RomanceExtra Ordinary Love Menurut Thea, cinta itu seperti ombak, jika dikejar ia akan menjauh. Dan saat tak dihiraukan dia justru akan mengejar. Seperti dia yang mati-matian perjuangin cinta pertamanya pada cowok Jakarta bernama Dewa. Meski berkali-kali d...