Bab 42 - Tidur Satu Ranjang

14 0 0
                                    

•Pov Thea

Angin sore membelai wajahku. Dingin kurasakan ketika embusan itu menyentuh jejak-jejak air mata di pipiku.

Sambil duduk pada sofa di teras balkon kamar, aku mengusap-usap kepala hewan berbulu yang asyik bergelung di pangkuanku.

'Aku hamil anak kamu!'

Cih!

Aku benci mendengar itu. Darahku berdesir dan jantungku nyaris meledak. Apa aku harus percaya begitu saja?

Kak Dewa. dia sudah menghamili Allen?

Hancur hatiku tak berbentuk lagi. Ingin rasanya aku mengamuk dan mencakar wajah Kak Dewa!

Kesal pokonya!

"Thea, elo di kamar?"

Kak Ali?

Mau apa dia mencariku?

Segera kuusap jejak air mata di kedua pipi ini, lantas bangkit dan memasang senyum manis menyambut cowok berkemeja hitam yang sedang menuju padaku.

"Kak Ali," sapaku ramah.

Mata Kak Ali menatapku dengan intens lalu turun pada tumpukan tisu yang berserakan di bawah sofa.

Ah, sial!

Aku lupa membuang semua itu ke tempat sampah.

"Thea, elo abis nangis?" tanya Kak Ali penuh selidik.

Nahlo, aku mesti jawab apa?

"Hm, nggak kok! Aku tadi abis bersihin bulunya si Bubu," jawabku sambil senyum. Itu pun nggak buru-buru.

Kak Ali menoleh pada hewan berbulu yang lagi meringkuk di sofa. Kemudian dia kembali menatapku.

"Udah sore, gimana kalo kita makan?"

Aku mengangguk.

Kak Ali tersenyum tipis lalu mengajakku meninggalkan kamar.

"Elo mau makan apa? Biar gue pesenin!" tanya Kak Ali padaku sambil memegang ponselnya.

Kami sedang berjalan menuju ruang tamu.

"Apa aja, Kak!" jawabku.

Sebenarnya aku nggak laper. Pikiranku masih saja tentang Kak Dewa. Ingin aku menanyakannya sama Kak Ali, tapi aku sungkan. Lagi pula, aku ini siapanya Kak Dewa?

Pacar bukan, istri juga bukan.

"Gimana kalo kita makan di luar aja? Elo juga pasti boring di rumah seharian!" Kak Ali bicara lagi padaku.

Aku hanya mengangguk.

"Oke! Kita cari restoran yang bagus!" Kak Ali tampak bersemangat.

Aku hanya mengikuti langkahnya menuju pintu keluar unit apartemen. Hingga tak sengaja aku melihat dua orang yang sedang berselisih di lorong yang tidak begitu jauh.

Aku hafal dari postur tubuhnya, itu Kak Dewa dan Allen!

Mereka lagi ribut?

Nyesel deh aku setuju aja sama ajakan Kak Ali. Jadinya aku harus melihat adegan nggak menyenangkan itu.

"Thea, ada apa?" tanya Kak Ali padaku. Mungkin dia heran karena tiba-tiba saja aku menghentikan langkah.

Aku tak menjawab meski mendengarnya. Mataku fokus pada dua orang yang sedang bertengkar di sana.

"Hm, si Dewa lagi ada masalah sama si Allen. Sebaiknya kita nggak usah ikut campur," ucap Kak Ali pelan.

Aku menoleh ke arahnya. Ini kesempatan yang aku tunggu-tunggu.

EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang