•Pov Thea
Hari minggu di pertengahan bulan Juni. Aku pergi mengunjungi toko buku di mana biasanya aku membeli sebuah novel.
Pustaka Novel Anak Negeri, akhirnya aku tiba di tempat itu.
Toko buku ini bisa dibilang juga salah satu toko buku terbesar di Indonesia. Ada ratusan buku novel berbagai genre yang di jual di toko ini.
Aku sendiri lebih menyukai genre romance dan fantasi. Apabila bosan, aku akan membaca thriller atau horor.
"Selamat datang di Pustaka Novel Anak Negeri! Temukan koleksi terbaru dan terlaris kami di rak paling terdepan!"
Aku sedikit kaget mendengar suara boot itu. Sial! Padahal ini bukan kali pertama aku mendengarnya.
Toko buku ini memang unik. Boot akan menyambut para pengunjung saat memasuki pintu kaca toko. Kemudian, memberitahu novel apa saja yang sedang laris di toko mereka. Unik bukan?
Sayangnya, Pustaka Novel Anak Negeri di sini jauh berbeda dari yang berada di kota-kota besar lainnya. Menurut Rara, temanku, di Jakarta dan di Bandung jauh lebih lengkap koleksi novelnya ketimbang di sini.
Nggak pa-pa lah! Meski masih kurang lengkap, yang penting tetap ada buku baru setiap bulannya. Jadi, aku nggak sia-sia berlangganan di toko ini.
"Selamat pagi, Kak! Cari buku apa? Mungkin saya bisa bantu. Atau Kakak mau lihat koleksi novel terbaru toko kami?!"
Seorang pustakawan tiba-tiba menghampiriku yang sedang memilah buku-buku di rak paling sudut. Aku pun menoleh. Wanita itu tersenyum ramah menanggapi.
"Koleksi novel baru? Karya siapa?" tanyaku antusias.
Pustakawan itu tersenyum tipis, lantas dia mengajakku menuju rak buku yang berada di samping kasir. Aku melirik padanya. Kulihat dia meraih satu buku novel dari rak di depan kami.
"Nah, ini novel terbaru di toko kami, Kak! Judulnya Lolipop! Novel ini karya penulis muda asal kota Jakarta, Dewa Respati!"
Aku terdiam di tempat mendengar nama penulis novel yang disebutkan si pustakawan itu. Dewa, kenapa nama itu membuat jantungku berdebar-debar?
"Kak?"
Pustakawan itu menatapku heran, dan aku buru-buru tersadar dari lamunanku.
"Hm, iya!" Segera kuterima buku yang ia sodorkan. Lantas, coba membolak-baiknya seolah sedang mengamati.
"Sebenarnya, ada beberapa judul novel karya Dewa Respati yang dikirim ke toko kami setiap bulan. Namun, jumlah yang terbatas membuat novel-novel ini cepat habis. Kakak termasuk orang yang beruntung karena masih bisa melihat novel ini. Hanya sisa dua lagi, apa Kakak tertarik untuk membelinya?"
Sepasang mataku terangkat ke wajah wanita di depanku. Pustakawan itu tersenyum tipis sambil menatapku dalam-dalam.
"Ya, aku mau beli novelnya!" Aku menegaskan.
Dia tersenyum puas. "Baik, kalau begitu biar saya bawa ke kasir dulu!" ucapnya.
Aku mengangguk setuju, lantas kuberikan buku novel di tanganku padanya. Pustakawan itu segera pergi menuju meja kasir. Aku memandangi dengan perasaan tak karuan.
***
Lolipop, judul buku novel yang baru saja aku beli. Rasanya aku sudah tak sabar ingin membacanya.
Dewa Respati, nama pengarang novel itu. Hatiku bergetar hebat saat mengucapkan namanya. Dewa dan Lolipop. Kenapa terasa begitu kebetulan, ya?
Ah, ini pasti cuma pemikiranku saja. Mana mungkin si Lolipop yang aneh itu bisa menulis buku novel!
Bahkan, anak itu sangat aneh dan sok dewasa. Meski begitu, aku merasa sangat senang saat mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️
RomanceExtra Ordinary Love Menurut Thea, cinta itu seperti ombak, jika dikejar ia akan menjauh. Dan saat tak dihiraukan dia justru akan mengejar. Seperti dia yang mati-matian perjuangin cinta pertamanya pada cowok Jakarta bernama Dewa. Meski berkali-kali d...