Bab 43 - Nggak Mau Jauh-Jauh

9 0 0
                                    

•Pov Dewa

"Aku nggak pernah nyentuh kamu selama satu tahun ini! Nggak mungkin kamu hamil anak aku!"

"Gimana sama hasil tes ini?! Aku hamil!"

Aku menatap kesal pada wanita yang sedang berdiri di hadapanku. Allen, air mata buaya itu tidak bisa melunakan hatiku yang sudah membeku karena ulah gilanya.

Setelah berselingkuh dan tidur dengan cowok lain, bisa-bisanya dia datang dan mengaku lagi mengandung anakku.

Lucu bukan?

Kusambar kertas yang Allen jembreng di depan wajahku itu, lantas kurobek-robek dan kuhamburkan di depan matanya. Dia melotot melihat apa yang aku lakukan.

"Sudah cukup! Aku nggak mau lihat kamu lagi!" pungkasku lantas pergi.

"Dewa!" Allen histeris.

Aku tak peduli. Langkah ini semakin cepat menjauh darinya.

"Kamu nggak bisa campakan aku begitu saja!"

"Dewa!"

Kupejamkan mata ini guna menahan emosi di dada.

Allen, kita sudah tak punya hubungan sejak satu tahun terakhir. Dan aku tak pernah menyentuh kamu sama sekali. Mustahil jika bayi itu adalah anakku!

Entah dia sedang bersandiwara dengan pura-pura hamil atau memang Allen sedang mengandung hasil perbuatannya dengan cowok bule itu, aku tak tahu!

Yang pasti, bayi itu bukan anakku!

"Dewa, Bunda udah hubungi pengacara. Kamu bisa melanjutkan tuntutan kamu. Tapi, boleh Bunda tahu? Ada masalah apa kamu sama Pak Renal?"

Bunda menelepon saat aku nyaris tiba di kantor Ayah.

Setelah ribut sama Allen, aku putuskan untuk pergi ke Bandung menemui Ayah. Niatku untuk menanyakan, ada hubungan apa Ayah sama Pak Renal.

Aku pejamkan mata sesaat sebelum menjawab Bunda, "Bun, Thea di culik terus di jual sama pemilik kosan ke Pak Renal."

"Apa?!"

Aku hanya mengangguk menanggapi rasa terkejut Bunda.

"Terus gimana keadaan Thea sekarang? Dia baik-baik aja 'kan?"

"Thea baik-baik aja. Dia ada di apartemen aku sekarang."

"Syukurlah."

Aku mengangguk, lantas kuakhiri panggilan itu.

Thea, aku belum sempat bicara padanya mengenai Allen. Tadi aku sempat melihatnya saat aku sedang ribut sama Allen. Entah apa yang Thea pikirkan tentangku saat ini.

"Selamat sore, Mas Dewa. Bos ada di ruangannya. Sialkan!"

Aku hanya mengangguk saat sekertaris Ayah mempersilakan aku memasuki ruang CEO.

"Dewa!"

Ayah memekik senang saat melihatku.

Laki-laki itu bergegas bangkit dari kursinya lalu bergerak maju padaku sambil merentangkan kedua tangan.

Aku hanya diam tak merespon pelukan itu. Hingga Ayah melepaskanku dan tersenyum kagum.

"Ayah senang kamu ke sini. Kenapa nggak kasih kabar? Omah pasti seneng kalo tahu kamu ada di Bandung!" Ayah bicara sambil menepuk bahuku. Dia tak henti tersenyum senang.

Aku hanya tersenyum tipis menanggapi. Hingga kemudian Ayah meggiringku duduk pada sofa di ruangan itu.

"Aku ke sini mau menanyakan sesuatu sama Ayah," ucapku saat kami duduk berdampingan.

EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang