•Pov Dewa
Mata kuliah pertama sedang berlangsung. Aku melirik ke arah jendela lalu menoleh pada jarum jam di pergelengan kiriku. Baru saja dua puluh menit aku tidak melihat Thea, tapi kenapa aku jadi gelisah begini?
Dosen sedang mondar-mandir di depan sambil menjelaskan materi yang sedang kami pelajari. Aku tak sabar menunggu kelas selesai. Aku ingin segera melihat Thea.
"Wa, kenapa lo?"
Ekor mataku melirik ke samping. Jodi sedang menatapku heran. Aku hanya menggeleng lalu membenarkan posisi dudukku dan menatap lurus ke depan.
Hingga kelas pun selesai. Aku bergegas kabur.
"Wa!"
Ah, sial!
Jodi ngapain sih manggil-manggil?
"Apaan?" tanyaku malas-malasan saat Jodi tiba di depanku.
Dia menatapku lalu berkata, "Si Ali kemana? Kok nggak ngampus?"
"Mamanya sakit," jawabku acuh.
Jodi manggut-manggut. Kemudian dia bertanya lagi padaku, "BTW, cewek yang waktu itu gue lihat di rumah sakit siapa namanya?"
Aku sedikit kaget, "Cewek yang mana?"
"Itu yang temenin elo waktu koma! Bukannya dia juga kuliah di sini?"
"Thea maksud lo?"
"Thea?"
Jodi tersenyum-senyum. Entah apa yang lagi dia pikirin. Aku jadi curiga.
"Wa, elo bisa dong kenalin gue sama Thea! Seriusan, itu cewek cantik banget! Gue langsung suka sama dia!"
Hah?
Jodi suka sama Thea?
Langkahi dulu mayat gue!
"Wa, bisa 'kan?" rengek Jodi.
Aku menatap sambil melipat kedua tangan di depan dada, "Nggak bisa!" jawabku dengan sinis.
Jodi tercengang, "Lah kenapa?"
"Karena Thea cewek gue!"
Jodi menganga.
Aku tak peduli lagi sama itu anak. Segera kupalingkan wajah dan pergi darinya.
Enak aja mau deketin Thea. Aku tersenyum sinis seraya memasukan permen lolipop ke mulut.
Tak terasa langkahku nyaris tiba di depan kelas Thea. Aku melihatnya yang sedang membenahi buku-buk ke dalam tasnya. Sambil berdiri di ambang pintu, aku tersenyum memandangi.
"Dewa!"
"Itu Dewa 'kan?!"
"Dewa!"
Suara cicitan itu mengejutkanku. Aku menoleh kaget saat tiga orang cewek berebut menghampiriku.
"Dewa foto bareng dong!"
"Duh, gantengnya!"
"Aku juga mau foto!"
"Dewa ayo senyum!"
Aku hanya diam tak berkutik saat para cewek itu sibuk ingin berfoto denganku.
Mataku tidak fokus sama kamera. Aku justru mencari Thea. Kulihat dia sudah pergi meninggalkan kelas.
Oh, shit!
"Maaf, ya? Gue harus pergi!"
"Dewa!"
Aku segera kabur dari kerumunan itu. Persetan dengan teriakan mereka. Aku celingukan mencari Thea.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTRA ORDINARY LOVE [End]✔️
RomanceExtra Ordinary Love Menurut Thea, cinta itu seperti ombak, jika dikejar ia akan menjauh. Dan saat tak dihiraukan dia justru akan mengejar. Seperti dia yang mati-matian perjuangin cinta pertamanya pada cowok Jakarta bernama Dewa. Meski berkali-kali d...