Jam pertama hampir berakhir, tak lama terdengar suara bel yang menandakan waktu untuk istirahat. Guru-guru kini mengakhiri pembelajaran mereka, dan keluar kelas.
Disinilah mereka berada, di tempat yang selalu para siswa dan siswi kunjungi untuk mengisi perut keroncongan mereka ketika kelas selesai. Keempat teman itu terlihat sedang berdiskusi tentang menu apa yang akan mereka pesan sekarang.
"Udahlah nasi goreng aja kaya biasa."
"Bosen, Nat! Itu-itu mulu, yang lain kek."
"Terus mau lo apa, Naravit!"
"Bingung."
"Setan lo!"
Terjadi sedikit pertengkaran kecil oleh oknum Nara dengan oknum Nata karena perbedaan pendapat. Archen dan Phuwin yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala, sudah biasa dengan sikap kedua pria remaja itu.
"Yaudah tanya yang lain mau apa."
Nata menatap sinis kearah Nara, kemudian beralih melihat Archen yang sedari tadi menyaksikan pertengkarannya dengan Nara.
"Achen mau pesen apa?" Tanya Nata kepada sahabatnya yang ia kenal dari orok itu. Nata memang sering memanggil Archen dengan sebutan Achen, karena saat kecil sampai sd Nata cadel, jadilah keterusan manggil sahabat dekatnya itu dengan panggilan Achen, walau pun Nata sudah tidak cadel.
Archen nampak sedikit berpikir sebelum menjawab pertanyaan Nata.
"Lo maunya apa emang?" Tanya balik Archen kepada Nata.
"Nasi goreng sih kaya biasa." Jawab Nata dengan cengiran khasnya.
"Eh, kok balik nanya sih?!" Sambungnya.
"Yaudah nasi goreng."
Nata menghela nafas kasar, Archen memang suka sekali mengikuti apa yang ia lakukan sedari kecil. Sampai Nata pernah berpikir bahwa moto hidup Archen "Nata ikut, Archen ikut."
"Phu, mau apa?" Kini Nata beralih bertanya ke Phuwin.
"Nasi goreng tanpa bawang goreng." Jawab Phuwin, yang mendapat anggukan dari Nata.
"Jadi, tuan muda Naravit mau apa?" Kini Nata bertanya kepada Nara dengan wajah jengkelnya.
"Ya samain aja." Akhirnya Nara mengalah dan memutuskan memesan menu yang sama lagi, yaitu nasi goreng.
"Gitu kek!"
Nata hendak berdiri untuk memesan makanan, namun tangannya dicegat oleh Archen.
"Kenapa, Chen?"
"Biar gua aja yang mesen, lo duduk disini."
Archen berdiri, kemudian sedikit mendorong tubuh Nata agar kembali duduk. Nata pun hanya mengiyakan ucapan Archen, dan kembali duduk di kursinya, sedangkan Archen sudah berlalu pergi untuk memesan makanan.
Tak lama kemudian, Archen datang membawa nampan yang berisikan pesanan teman-temannya.
"Thanks bro." Ucap Nara kepada Archen.
"Yoi."
Archen pun duduk kembali di kursinya.
"Chen, handphone lo ada kuota ga?" Celetuk Nata tiba-tiba, Archen yang hendak menyuap nasinya, kini menoleh kearah Nata.
"Ada, kenapa?"
"Pinjem dong, mau nonton Spongebob, kuota gue abis. Lo kan tau gue makan harus ada tontonan."
Archen tersenyum kecil, kemudian tanpa ragu Archen menyerahkan ponselnya kepada Nata.
Nata menerima ponsel Archen dengan senang hati. "Yeay, makasi Chenchen."
"Ga modal lo." Celetuk Nara kepada Nata.
"Dih sirik lo." Balas Nata tak kalah judes."
Nata tak menghiraukan ucapan sepupunya, ia segera membuka handphone Archen, dan beralih ke beranda youtube untuk mencari saluran yang ingin ia tonton.
---
Tak terasa jam pulang telah tiba, para siswa dan siswi kini terlihat berhamburan keluar kelas untuk segera pulang ke rumah, ada juga beberapa yang masih berada di sekolah sekedar mengikuti ekstra atau pertemuan organisasi.
Terlihat Archen, Nata, Nara, dan Phuwin berjalan beriringan menuju parkiran
"Nanti malem kalian ada acara ga?" Tanya Nara kepada ketiga temannya.
"Ngga sih kayanya." Jawab Phuwin yang kemudian diangguki oleh Archen dan Nata.
"Mau ikut nongkrong di bar club milik om gua ga?"
"Ditraktir ga ni?"
"Iye dah malem ini gua traktir lo pada."
"Nah, gas aja lah!"
"Ntar shareloc aja ya, Nar."
"Aman."
Lalu mereka berempat pun berpencar mencari kendaraan mereka masing-masing, kecuali Archen dan Nata yang memang datang bersama dari awal.
"Nih." Archen menyerahkan helm yang ia bawa kepada Nata.
"Pakein! Lo ga liat tangan gue bawa makanan?"
Archen terkekeh melihat sahabat kecilnya yang masih sibuk melahap cemilan yang sedari tadi ia bawa.
Tanpa protes, Archen memakaikan helmnya kepada Nata. Lalu sedikit menyibak poni Nata yang terlihat kini sudah mulai panjang agar tak menyakiti mata Nata.
"Rambut lo noh potong, mau kek Tarzan ya?"
"Apa sih, Chen! Bagus tau!"
Archen tak menghiraukan ucapan Nata, ia memakai helmnya sendiri lalu naik ke motornya.
"Jajannya taruh dulu, Nata. Mau pulang ga?"
"Iya oke."
Nata pun menaruh cemilannya dikantong celananya, kemudian naik ke atas motor Archen.
"Udah?" Tanya Archen memastikan.
"Udah! Ayo jalan."
Archen langsung menyalakan mesin motornya, dan melaju meninggalkan parkiran sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB || JOONGDUNK
RandomKisah kedua pertemanan antara Nata dan Archen yang begitu dekat sedari kecil, hingga orang-orang sudah terbiasa melihat dimana ada Nata, di sana ada Archen. Namun, tak diketahui salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar seoran...