Keesokan harinya, Nata terbangun sendiri dan tidak mendapati Archen disampingnya.
Nata memutuskan untuk turun ke bawah mencari Archen, berhubung kondisi tubuhnya kini sudah membaik.
"Achenn." Panggilan Nata terdengar oleh Archen yang tengah berkutat dengan alat masaknya.
"Di dapur Nataaa."
Mendengar jawaban Archen, Nata bergegas menghampirinya menuju dapur.
Begitu sampai, Nata mendapati Archen yang tengah memasak, namun dengan kondisi badan yang topless.
"Achen kok ngga pakai baju?"
Archen menoleh kearah Nata, lalu tersenyum kecil. "Gerah Nata, lo duduk dulu sana, bentar lagi sarapannya jadi."
Nata mengangguk.
Tetapi, selang beberapa detik, ia tiba-tiba mengingat kucingnya— Momow. Nata pun segera menuju kearah ruang tamu, tempat biasanya Momow bermain.
"Momow!" Nata mendapati kucingnya sedang bermain karpet di ruang tamu. Nata menggendong Momow dan membawanya ke dapur tempat Archen memasak.
"Achen, makanan Momow dimana?"
"Momow udah gua kasih makan, kasih cemilannya aja ya, ada di rak deket meja makan." Jelas Archen.
Nata mengangguk, lalu pergi menuju rak dekat meja makan untuk mengambil camilan kucing dan menyuapi Momow.
---
"Nata, sini makan dulu." Ucap Archen yang kini tengah menghidangkan makanan diatas meja makan.
Nata segera berdiri, namun rupanya kakinya kesemutan karena kelamaan duduk bersimpuh di lantai.
"Ah!" Pekik Nata begitu kakinya tiba-tiba merasa sangat nyeri karena kesemutan.
Archen segera menghampiri Nata yang tengah memegangi kakinya sendiri.
"Astaga, kenapa?" Tanya Archen dengan khawatir.
"Kesemutannn." Rengek Nata.
"Makanya jangan duduk bersimpuh lama-lama." Lalu, Archen segera menggendong tubuh Nata ala koala hug dan membawanya ke kursi meja makan.
"Maaf.." Cicit Nata.
Archen duduk dikursi dan memangku Nata.
"Lo gua pangku dulu, bandel banget dibilangin." Ucap Archen sembari mengganti posisi duduk Nata agar menghadap kearah meja makan.
Nata cemberut ketika Archen memarahinya.
"Makan." Ucap Archen, tetapi Nata masih tak menggubris makanan dihadapannya.
"Suapin.." Ucap Nata pelan.
Kalo sudah begini, Archen mana bisa menolak.
Archen segera mengambil sendok, lalu menyendokkan makanan dan menyuapi Nata dengan telaten.
"Suka?"
Nata mengangguk-angguk, mulutnya penuh dengan makanan hingga pipinya mengembung lucu.
Archen terkekeh gemas melihatnya, lalu mengelus pelan surai hitam milik Nata.
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB || JOONGDUNK
RandomKisah kedua pertemanan antara Nata dan Archen yang begitu dekat sedari kecil, hingga orang-orang sudah terbiasa melihat dimana ada Nata, di sana ada Archen. Namun, tak diketahui salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar seoran...