Chap 16.

1.4K 60 3
                                    

Pada Minggu pagi biasanya orang-orang terutama anak sekolah akan menghabiskan waktunya untuk berada di rumah, sekedar untuk bermalas-malasan.

Begitu pula dengan kondisi Nata sekarang. Pria remaja itu masih tertidur pulas dibawah selimut hangatnya.

Namun, seseorang pria remaja berbadan kekar langsung menarik selimut yang menutupi keseluruhan tubuh Nata, dan itu adalah Archen.

"Bangun, Nata!" Teriak Archen guna membangunkan sahabatnya yang sudah sedari tadi ia panggil tak kunjung bangun.

Archen kini mengangkat tubuh Nata yang masih setengah sadar.

"Wake up, Nata." Kini tangan Archen mencubit kedua pipi Nata, membuat sang empu yang masih setengah sadar meringis kesakitan.

"Achen!" Pekik Nata ketika Archen dengan kurang ajarnya mencubit keras kedua pipinya.

Archen terkekeh gemas, "makanya bangun, gua mau keluar, mau ikut ga?"

Nata mendongakkan kepalanya guna menatap Archen yang lebih tinggi darinya.

"Kemana?"

"Makan."

"Ikut!"

"Yaudah ayo." Ajak Archen, namun lengannya justru dicegat Nata.

"Ga mandi dulu?"

"Lo udah wangi minyak telon dari bangun, ngapain mandi?"

Nata yang merasa geram memukul pundak Archen.

"Gue serius!"

"Gua juga serius."

Nata mendengus sebal, ia memalingkan wajahnya dari Archen.

"Ngambek lo? Berarti ga usah ikut." Ancam Archen yang sudah mengambil ancang-ancang untuk keluar kamar.

"IKUTTT ACHEN!" Teriak Nata, kemudian dengan cepat turun dari kasur dan segera menghampiri Archen.

---

"Kok ke gym sih? Katanya mau makan!"

Kini Nata protes ketika Archen membawanya menuju gym bukan tempat makan.

"Ya memang, gym dulu baru makan."

"Ish, gue tunggu di motor aja lah!" Nata hendak balik menuju tempat dimana Archen memarkirkan motornya. Namun, dalam sekejap waktu tubuh Nata terasa melayang, Archen menggendong tubuh Nata agar tak bisa pergi.

"Lepasin gue! Chen! Gue ga mau ke gym!" Kini Nata memberontak, membuat Archen sendiri sedikit kewalahan menghadapinya.

"Diem atau gua cium lo disini?" Mendengar ancaman Archen, Nata sontak terdiam.

"Good." Archen kini membenarkan posisi gendongannya pada Nata agar tubuh Nata merasa nyaman.

"Kalo lo ga mau nge-gym, lo cukup tungguin gua aja." Lanjutnya, kini Archen mulai memasuki tempat gym, tetapi sebuah tangan dengan jemari lentik menahan kedua pundaknya.

"Turunin, gue malu." Pinta Nata dengan suara yang kecil.

Archen melirik kearah Nata yang masih berada di gendongannya.

Seolah tak mendengar permintaan Nata, Archen justru tetap masuk ke dalam tempat gym dan tetap menggendong Nata.

"ACHEN TURUNIN!" Kini Nata kembali meronta agar Archen menurunkannya.

FWB || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang