Chap 26. Kinda 17+

1.6K 64 0
                                    

Kini jam telah menunjukkan pukul 10 malam, namun Nata belum meninggalkan sofa ruang tamu karena menunggu kepulangan Archen.

Sudah terhitung 2 jam lebih Nata menunggu, tetapi Archen belum menampakkan dirinya sedari tadi. Nata yang khawatir sudah berkali-kali mencoba menghubungi Archen, tapi panggilan Nata tak pernah diangkat oleh Archen.

23.25.

Jam hampir menunjukkan tengah malam, namun Archen tetap tak kunjung pulang.

Hingga Nata ketiduran di sofa ruang tamu sebab menunggu kepulangan Archen.

---

Tepat tengah malam, pintu ruang utama terbuka. Menampilkan seseorang yang masuk dengan keadaan sedikit kacau.

Seseorang itu berjalan gontai menuju sofa ruang tamu, yang dimana masih ada Nata yang tertidur pulas.

Orang itu menjatuhkan tubuhnya tepat diatas Nata, membuat sang empu meringis dan akhirnya terbangun.

Nata berusaha menyingkirkan seseorang yang menimpanya dengan susah payah, "Achen..?"

Orang yang menimpanya rupanya orang yang sudah ia tunggu selama berjam-jam hingga membuatnya ketiduran.

"Chen bangunnn..." Setelahnya, Nata mencium bau alkohol menguar dari tubuh Archen.

"Dia mabuk?" Pikir Nata dalam hati.

"Chenn bangun!" Nata kini mulai menggoyang-goyangkan tubuh Archen, hal itu membuat oknum yang lebih tua akhirnya membuka matanya.

"Lo mabuk?" Tanya Nata.

Bukannya menjawab pertanyaan Nata, Archen justru memeluk erat tubuh Nata, membuatnya kembali tiduran di sofa.

"Achen! Jawab pertanyaan gue!"

Archen kini mendongakkan kepalanya, menatap Nata yang melihatkan wajah cemberutnya.

"So cute."

Nata mengernyit heran tiba-tiba Archen mengatakan itu, bahkan suaranya menjadi sangat parau sekarang.

Kini yang lebih tua semakin mendekatkan wajahnya kearah wajah Nata. Deru nafas mereka saling bertabrakan satu sama lain.

Archen memposisikan Nata menjadi berada dibawahnya. Matanya melirik kearah bibir merah muda milik Nata, tatapannya terlihat begitu tajam walau matanya sedikit sayu.

Tanpa aba-aba apapun, Archen melahap bibir milik Nata dengan rakus, membuat Nata menjadi tersentak karena ulah Archen.

Ciuman mereka berangsur lama, yang tentu saja dipimpin oleh Archen sendiri.

Nata sendiri sudah kewalahan menyeimbangi ciuman Archen yang cukup kasar kali ini, bahkan saat Nata menepuk keras pundak Archen ingin meminta berhenti, Archen masih tak berhenti melumat bibirnya.

Karena nafas Nata semakin lama dirasa semakin pendek, dengan sisa tenaga, Nata menarik paksa kepala Archen. Hal itu berhasil membuat Archen melepaskan ciumannya.

"Chen... Hah.. hah.." Nata meraup oksigen dengan rakus, ia merasa nafasnya tercekat sedari tadi. Archen sendiri tersenyum melihat bibir Nata yang kini semakin bengkak.

"Chen ahhh." Archen turun menciumi leher milik Nata. Lumatan serta gigitan kecil Archen berikan pada leher putih Nata.

"Achen ahhh... Sakithh." Nata meremat kuat rambut belakang Archen ketika ia merasakan lehernya kembali digigit oleh oknum yang lebih tua.

Archen mengangkat kepalanya dari ceruk leher milik Nata, ia menyunggingkan senyumannya ketika melihat tanda merah keunguan buatannya yang begitu kontras di leher putih Nata.

Tangan Archen kini menelusup masuk ke dalam baju Nata, mengelus pelan perut milik sahabat kecilnya.

Archen segera menyibak baju atas milik Nata dengan paksa. Membuat Nata menutupi tubuh bagian atasnya dengan kedua tangannya.

"Jangan ditutup." Ucap Archen.

"Ngga! Lo mesum."

Archen semakin mendekatkan wajahnya kearah telinga Nata. Tangannya ikut bergerak meremat sensual pinggang ramping milik Nata.

"Kita lanjutin yang tadi tertunda." Bisik Archen, ia mencuri satu kecupan di pipi kanan Nata.

Tangan Archen menarik paksa kedua tangan Nata yang menutupi tubuh bagian atasnya. Hingga akhirnya Nata membiarkan Archen menarik kedua tangannya.

"Jangan diliatin.." Cicit Nata ketika menyadari Archen yang terdiam memandangi bagian dada milik Nata.

Terdengar kekehan ringan keluar dari bibir yang lebih tua. "Gua suka.."

"Ahhh..." Pekik Nata ketika Archen memilin puting kanannya.

Jari-jari Archen bermain indah di atas puting milik Nata, sesekali menariknya dan menekannya kuat-kuat.

Tak mau menunggu lama, Archen kemudian menyesap puting kanan milik Nata dengan rakus.

"Achennn ahhhh.. sakithh sakitt.. ahh.." Erang Nata begitu mendapati Archen menyesap putingnya dengan begitu kasar.

Lidah Archen sangat gencar bermain di atas puting Nata. Menyesapnya kuat-kuat bagai bayi yang sedang disusui.

Archen beralih ke puting sebelah milik Nata, melakukan hal yang sama.

"Enghhh ahhh.. akuhh sakithh.. Achennn.." Nata terus dibuat mengerang oleh sentuhan sensual yang diberikan oleh Archen.

Archen mengangkat kepalanya dari dada Nata. Kini puting Nata terlihat sedikit lebih membesar dan juga memerah.

"Sakithh.. ga mauhh lanjuthh.." Nata terisak, seolah memohon kepada Archen meminta berhenti.

Archen tentu sadar atas tindakannya, walau ia mabuk, tapi ia sadar bahwa ia melakukan hal itu kepada Nata.

Archen menganggukkan kepalanya, ia mengecup pelan kening Nata, dan mengusap air mata Nata dengan lembut.

Archen merebahkan dirinya disamping Nata, "hadap sini, gua mau peluk." Nata segera menuruti permintaan Archen. Untung saja sofa ruang tamu terbilang cukup besar untuk mereka berdua.

"Ahhh.." Nata kembali mendesah kala putingnya bertabrakan dengan dada Archen. Puting Nata kini menjadi lebih sensitif jika bertabrakan dengan sesuatu setelah Archen menyesapnya tadi.

"Maaf, jangan pakai baju dulu ya." Nata hanya mengangguk mendengar ucapan Archen.

Kantuk kini sama-sama menyerang keduanya, dan tak lama kemudian akhirnya mereka berdua terlelap dengan posisi tidur sambil berpelukan.

FWB || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang