Chap 10.

1.5K 78 2
                                    

Kini semua orang yang berada di meja makan sedang sibuk menyantap makanan, hingga suatu suara mengalihkan atensi semuanya.

"Mama!"

Terdengar teriakan dari lantai atas.

Sang ibu yang sedang menyantap makanan dengan nikmat segera menaruh sendoknya hendak menghampiri keatas.

"Ma, disini aja, biar Archen cek keatas." Archen mencegah sang ibu untuk naik keatas.

"Yasudah, tolong ya Chen, takut adek kenapa-napa." Archen pun mengangguk. Ia segera berlari menuju lantai atas mencari sumber suara tersebut.

---

Archen segera membuka kamar Nata, ia dapati sahabat kecilnya kini tengah meringkuk dibawah selimut, menutupi seluruh tubuhnya.

Archen menghampiri Nata, dan menarik selimut tersebut dari tubuh Nata.

"Nata, kenapa?" Archen bertanya dengan cemas karena melihat tubuh Nata yang bergetar dengan wajah yang sudah memerah.

"Achen..." Nata memeluk tubuh Archen, tubuhnya masih bergetar hebat.

Archen menenangkan Nata dengan mengelus punggungnya dengan lembut, sesekali mengecup pucuk kepala Nata agar membuatnya tenang.

Dirasa getaran tubuh Nata sudah mulai mereda, walau masih terdengar isakan yang keluar dari bilah bibir Nata sebab ia tadi menangis.

"Katakan, ada apa?" Kini Archen berusaha bertanya sebaik mungkin agar tak membuat Nata merasa tertekan.

Nata menggelengkan kepalanya, namun tangannya justru mengeratkan pelukannya pada Archen.

Archen tak memaksa Nata untuk menjawab, ia membiarkan agar Nata tenang terlebih dahulu, ia ingin supaya Nata sendiri yang mau bercerita nanti.

"Achen..." Archen hanya berdehem untuk merespon ucapan Nata.

"Ga mau balik kesana... Serem, takut." Archen mengernyit heran mendengar celotehan Nata.

"Balik kemana? Lo aman sama gua, disini ga serem." Nata terdiam, tak merespon ucapan Archen.

Nata melonggarkan pelukannya, ia naik keatas tubuh Archen, yang membuat posisi keduanya kini cukup intim. Terlihat seperti orang yang sedang berpangkuan, namun saling berhadapan.

"Ada apa?" Tanya Archen sekali lagi, kini ia menoleh keatas agar dapat melihat wajah Nata.

"Ngga..." Nata merendahkan tubuhnya agar dapat memeluk Archen, Nata mencari tempat favoritnya, yaitu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Archen.

Archen dengan sabar terus mengelus punggung Nata, mencoba membuat Nata kembali terlelap.

Tak lama terdengar kenop pintu terbuka sedikit, Archen melirik kearah pintu, terlihat Neta dan sang ibu memberikan sinyal kepada Archen, mata mereka seolah-olah bertanya apa yang terjadi.

Archen mengerti tatapan keduanya, tangan Archen memberikan gestur jempol guna memberitahu bahwa semuanya baik-baik saja.

Neta terlihat mengajak sang ibu untuk pergi dari kamar Nata, agar tak menganggu mereka berdua. Dan pintu kamar kembali ditutup.

"Achen kok berhenti?" Celetuk Nata tiba-tiba yang membuat Archen mengalihkan atensinya kembali untuk fokus kepada Nata.

"Berhenti apa, hm?"

"Elus-elus punggung." Archen terkekeh mendengar pernyataan sahabat kecilnya.

"Maaf, ini gua elus lagi kok, tapi sambil tidur mau?" Tawar Archen.

"Sambil puk-puk ya." Jawab Nata.

"Maksudnya?" Tanya Archen bingung dengan jawaban Nata.

"Puk-puk bokong gue biar bisa tidur." Jelas Nata.

Archen sedikit menelan ludahnya mendengar permintaan Nata, namun agar Nata dapat segera tertidur kembali, Archen pun mengiyakannya.

Archen merebahkan tubuh Nata di atas ranjang, kemudian ia juga merebahkan tubuhnya tepat disamping Nata, kini mereka tidur dengan posisi menyamping yang saling berhadapan.

"Puk-puk sama elus-elus ya, Chen." Pinta Nata.

"Iya."

Archen lalu mengelus punggung Nata dengan lembut, kemudian menurun kearah bokong Nata, dan mulai menepuknya pelan.

Archen memperhatikan wajah manis Nata yang kini mulai perlahan terlelap. Archen terus menepuk pelan bokong Nata agar sang empu dapat cepat tertidur, walau Archen harus menahan dirinya agar tak terbawa hawa nafsu.

Dan benar saja, tak beberapa lama terdengar dengkuran halus keluar dari bibir milik Nata, Archen pun menyudahi acara menepuk-nepuk bokong Nata.

Archen perlahan beranjak dari ranjang Nata, ia kembali menyelimuti seluruh tubuh Nata, dan berjalan perlahan menuju pintu keluar kamar Nata.

.
.
.
.

Hello, jangan lupa vote dan berikan kritik di kolom komentar, see u

FWB || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang