Pelayan datang membawakan pesanan untuk mereka berdua.
"Terimakasih." Ucap Nata dan memberikan senyum ramahnya kepada pelayan tersebut.
Sang pelayan mengangguk, kemudian kembali meninggalkan keduanya.
"Lo beneran ga mau makan?" Tanya Nata kepada Archen sekali lagi.
"Ga." Nata terlihat cemberut kembali mendengar jawaban Archen.
"Jelek banget dong gue makan sendiri."
Archen memperhatikan ekspresi wajah Nata yang kini kembali cemberut.
"Kecuali kalo lo suapin." Lanjut Archen.
Nata mengangguk dengan cepat.
"Tenang aja, gue suapin!" Jawab Nata antusias.
Nata segera memotong sandwich yang ia beli menjadi beberapa bagian, kemudian salah satu bagiannya ia ambil menggunakan garpu.
"Nih, aaaa." Nata menyodorkan potongan sandwich yang ia ambil kearah Archen.
Archen menerima suapan Nata dengan senang hati.
Kemudian Nata kembali menyuapi dirinya sendiri.
Archen pun menyeruput kopi yang ia pesan tadi.
"Enak kah?" Tanya Nata penasaran ketika melihat Archen begitu tenang meminum kopinya.
"Iya, lo mau?"
"Mau nyoba dikit aja."
Archen menyodorkan secangkir kopi yang ia pegang kepada Nata.
Nata pun mengambil secangkir kopi tersebut, ia menciumi bau dari kopi tersebut sebelum meminumnya.
Archen terkekeh melihat dahi Nata yang mengkerut ketika ia mengendus aroma dari kopi tersebut.
Nata dengan perlahan mulai meminum sedikit demi sedikit kopi yang Archen berikan padanya.
"Ih, pait!" Celetuk Nata, lidahnya ia keluarkan berusaha menghilangkan rasa pahit dari kopinya.
Archen tertawa melihat reaksi Nata terhadap kopi yang ia pesan.
"Lo ngerjain gue ya?!" Tanya Nata kepada Archen.
"Ga ada gua ngerjain lo, emang gitu rasanya."
"Kok pait gini sih! Nih lo ambil lagi deh kopinya." Nata menyodorkan kembali kopi tersebut kepada Archen.
Kemudian Nata segera meminum susu stroberi yang sudah ia pesan tadi.
"Lo ga ngerasa pait?" Heran Nata ketika melihat Archen kembali meminum kopi pahit itu dengan tenang.
"Ini minuman orang dewasa, lo mana ngerti."
"Gue udah gede! Lo mah tua!" Ejek Nata.
"Dasar bocah bau minyak telon." Jawab Archen dengan pelan.
"Gue denger ya, Achen!"
---
Kopi milik Archen sudah habis, namun makanan Nata masih belum habis. Jadilah Archen menyibukkan diri dengan bermain handphone sembari menunggu Nata.
"Hei, Archen?"
Tiba-tiba seorang perempuan dengan paras cantik menyapa Archen dan menghampiri keduanya.
Archen tampak berpikir siapa perempuan yang menyapanya ini.
"Gue Careen, inget ga?" Lanjut perempuan tersebut menyadari Archen tak mengingat dirinya.
"Oh, Careen! Sorry gua lupa-lupa inget." Balas Archen.
"Kapan pulang lo?" Lanjut Archen.
"Baru 3 hari yang lalu. Oh ya, gue besok bakalan pindah ke sekolah lo juga!" Balas Careen antusias.
"Tapi udah semester 2, bisa ngejar emang?"
"Aman lah itu."
Nata yang melihat percakapan kedua orang dihadapannya hanya diam mendengarkannya.
"Oh ya, ini siapa lo?" Tanya Careen sembari menunjuk Nata.
"Sahabat kecil gua, inget ga? Namanya Nata."
Careen memperhatikan Nata sejenak, kemudian beralih kembali menatap Archen.
"Yang sering lo ceritain itu kan? Lucu ya anaknya." Ucap Careen.
"Jelas." Careen terkekeh mendengar jawaban Archen.
"Eh gue duluan ya, nyokap udah nunggu, besok kita ngobrol di sekolah."
Archen mengangguk mendengar perkataan Careen, ia melihat Careen terburu-buru keluar cafe.
"Gebetan lo ya?" Celetuk Nata, kini atensi Archen beralih lagi kepadanya.
"Bukan, temen SMP gua itu."
"Cerita apa lo ke dia tentang gue?" Nata kini memicingkan matanya kepada Archen untuk meminta penjelasan.
"Gua ceritain lo lucu, tadi ga denger?"
"Lo ga nyeritain yang jelek-jelek kan?"
"Ya paling mentok-mentok lo ileran kalo tidur."
"Tuh kan Achen!"
Nata mengangkat garpu yang ia pegang seolah-olah ingin memukul kepala Archen menggunakan garpu tersebut.
Archen hanya tertawa gemas karena sukses menjahili sahabat kecilnya.
---
Kini keduanya telah keluar dari cafe tempat mereka makan tadi.
"Lo mau es krim?" Celetuk Archen.
"Mau mau!"
"Ayo." Archen menarik tangan Nata untuk pergi ke kedai es krim yang berada tak jauh dari tempat mereka sekarang.
"Achen, gue ga bisa nyebrang." Rengek Nata kepada Archen. Kedai es krim yang akan mereka datangi ada di sebrang jalan.
"Ada gua, pegangan makanya."
Nata sontak melingkarkan tangannya ke lengan berotot milik Archen.
Dirasa kendaraan sudah mulai sepi, Archen segera menuntun Nata untuk tetap berjalan disampingnya.
Orang-orang yang berada disana mungkin melihat mereka seperti seorang pasangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB || JOONGDUNK
RandomKisah kedua pertemanan antara Nata dan Archen yang begitu dekat sedari kecil, hingga orang-orang sudah terbiasa melihat dimana ada Nata, di sana ada Archen. Namun, tak diketahui salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar seoran...