Chap 32.

1.3K 83 14
                                    

Selang beberapa lama mereka berpelukan, oknum yang lebih muda kini melepaskan pelukannya pada Archen.

"Achen.. maafin ya." Cicit Nata.

Archen terkekeh mendengarnya, "udah dong, lo udah minta maaf terus tadi."

"Tapi kan tadi gue jahat banget ngatain lo.."

Archen terdiam sejenak memandangi sahabat kecilnya. Tangannya bergerak untuk menghapus bekas air mata yang masih tertinggal di pipi Nata.

"Tolong jangan kaya tadi lagi, gua sedih lo ga mau nerima sentuhan gua." Ucap Archen sendu.

"Ngga Achen, ngga akan."

Setelah berkata demikian, Nata kembali memeluk tubuh Archen dengan erat, Archen menerima pelukan itu dan membalasnya tak kalah erat.

"Nata.. tubuh lo hangat."

Archen melonggarkan pelukannya, dan beralih menatap wajah Nata. Archen segera menempelkan punggung tangannya kearah dahi Nata.

"Dahi lo panas."

Archen hendak menurunkan Nata dari pangkuannya untuk mengambil obat. Namun, gerakannya terhenti kala Nata menahan pundaknya.

"Achen.. jangan pergi."

"Gua ga kemana-mana, cuma mau ambil obat buat lo dibawah."

"Ngga.. Achen jangan pergi."

Nata semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Archen.

Archen menghela nafasnya sejenak, "yaudah ngga jadi, tapi tidur ya? Atau mau makan buburnya dulu?"

"Mau Achen aja."

Archen mengulum senyumnya, ia menahan dirinya untuk tak menggigit pipi Nata sekarang.

"Astaga gemes banget sih, sini lihat dulu mukanya."

Nata mendongakkan kepalanya untuk menatap oknum yang lebih tua.

Archen menikmati pemandangan didepannya, Nata dengan wajah yang memerah bagai tomat, dengan hidungnya yang juga ikutan merah, serta bibir manisnya yang melengkung kebawah.

"Tadi mau apa? Coba ulangin."

"Mau.. mau Achen aja." Jawab Nata dengan suaranya yang sedikit parau.

"Kalo gua juga mau lo malam ini, boleh?"

Nata tampak mengedipkan matanya beberapa kali mendengar pernyataan Archen.

Archen terkekeh gemas melihatnya, "maksudnya, gua mau tidur sama lo malam ini."

"Boleh.." Cicit Nata.

Archen terus memandangi setiap inci wajah Nata, hal itu membuat Nata salah tingkah, dan berakhir menundukkan kepalanya.

Archen tersenyum melihatnya, tangannya bergerak untuk mengangkat dagu Nata, "mau bibir lo juga, boleh?"

Nata mengangguk pelan.

Melihat anggukan Nata, Archen segera meraih tengkuk Nata. Ia mendekatkan wajahnya kearah wajah Nata.

Bibir keduanya saling menempel. Archen mulai melumat perlahan-lahan ranum merah milik Nata.

Nata melenguh pelan saat bibir bawahnya dihisap oleh yang lebih tua. Perlahan pun ia juga membalas permainan bibir yang lebih tua.

Yang lebih muda bahkan membuka bibirnya guna memberikan celah agar lidah Archen masuk ke dalam mulutnya.

"Mmhh.." Lirih Nata ketika ciuman yang Archen berikan semakin panas dan sedikit beringas.

Archen menarik pelan pinggang Nata untuk lebih dekat kearahnya.

FWB || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang