Chap 8.

1.3K 73 1
                                    

Tepat pukul 5 sore Archen sudah selesai dengan latihannya. Ia kini sedang berada di ruang ganti baju.

"Chen, duluan ya." Pamit salah satu teman Archen.

"Yoi, hati-hati." Balas Archen, terlihat teman-teman Archen satu-persatu sudah keluar dari ruang ganti untuk pulang ke rumah masing-masing.

Kini di ruang ganti hanya tersisa Archen sendiri, ia sedari tadi berkutat dengan ponselnya mencoba menghubungi sahabat kecilnya yang sedari tadi tak dapat dihubungi.

"Kemana bocah itu pergi." Batin Archen.

Tak mau menunggu lama, Archen segera membereskan pakaiannya, lalu mengambil tas dan memutuskan untuk mencari Nata ke club drama.

---

Archen telah tiba di depan ruangan club drama, terlihat pintu ruangan tersebut tak terkunci, Archen segera membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.

Di dapati orang yang sedari tadi ia hubungi ternyata telah tertidur lelap di sofa yang berada di ruangan club drama.

Archen menghampiri Nata yang masih tertidur pulas, ia sedikit berjongkok agar dapat melihat lebih jelas wajah Nata saat tertidur.

Archen mengelus surai hitam milik Nata dengan lembut.

"Maaf membuatmu menunggu lama." Bisik Archen dengan pelan.

Elusan Archen kini menurun dan tepat berada di salah satu pipi gembul Nata.

"Nata, wake up."

Archen sedikit mencubit pelan pipi Nata agar sang empu terbangun.

Dan benar saja, Nata kini mulai menggeliat dalam tidurnya. Kedua manik indahnya kini perlahan terbuka.

"Chen..." Lirih Nata dengan matanya yang masih menyipit.

"Ayo pulang."

Ucapan Archen pun diangguki oleh Nata. Sang empu yang baru saja bangun kini mulai terduduk di sofa yang baru saja ia tiduri.

Nata terdiam sejenak untuk mengumpulkan nyawanya.

Archen tersenyum tipis melihat wajah bantal Nata yang begitu menggemaskan baginya.

"Udah?" Tanya Archen memastikan.

Nata mengangguk pelan, kemudian berdiri dari duduknya. Ia hendak mengambil tasnya yang berada di meja dekat sofa, namun karena langkahnya yang masih lunglai jadilah Nata tersandung kaki meja.

"Nata!" Archen yang melihat Nata akan jatuh dengan sigap menangkap tubuh Nata.

"Hati-hati." Lanjutnya.

"Masih ngantuk tau..." Balas Nata dengan rengekan di akhir kalimatnya.

Archen hanya geleng-geleng kepala, ia segera menyuruh Nata untuk duduk kembali. Lalu Archen mengambilkan tas milik Nata di meja dekat sofa.

"Bisa jalan? Sempoyongan gini juga." Ucapan Archen mendapat gelengan pelan dari Nata.

"Gendong." Archen terkekeh mendengar permintaan Nata.

"Selalu ya manja gini kalo lagi ngantuk." Batin Archen.

"Come on." Archen merentangkan kedua tangannya agar Nata datang ke pelukannya.

Nata dengan senang hati memeluk tubuh kekar Archen. Yang dipeluk dengan sigap mengangkat tubuh Nata, menggendongnya ala koala hug.

"Gapapa gendong depan gini?" Tanya Nata dengan suara pelan, namun masih dapat terdengar oleh Archen karena jarak mereka yang begitu dekat.

"Gapapa."

Archen hendak keluar ruang club sembari menggendong tubuh Nata.

"Achen tunggu..." Langkah Archen berhenti tepat di ambang pintu keluar.

"Minta tolong kunciin ruang clubnya, kuncinya di kantong gue." Lanjutnya, kemudian Nata menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Archen, tempat favoritnya.

Archen segera merogoh kantong baju Nata, tangan kirinya ia gunakan untuk mengunci pintu ruang club, sedangkan tangan kanannya menahan tubuh Nata agar tetap berada di gendongannya.

Setelah sudah beres, Archen segera menuju parkiran sekolah. Sekolah saat itu sudah sepi, hanya ada beberapa cleaning service dan juga satpam yang masih berlalu-lalang.

"Gue berat ga?" Celetuk Nata tiba-tiba.

"Ga."

"Bohong."

"Kalo berat ga mungkin gua bisa kunci pintu dengan tangan kiri, dan tangan kanan gua masih kuat menopang tubuh lo."

Archen benar, Nata merasakan bahwa tadi Archen menopang bobot tubuhnya hanya menggunakan satu tangan.

Nata terdiam kembali, ia begitu nyaman membenamkan wajahnya di ceruk leher milik sahabat kecilnya, lebih tepatnya sangat menyukai wangi maskulin yang sangat menempel di tubuh Archen.

Archen menyusuri lorong sekolah dengan Nata yang berada di gendongannya, Archen tak masalah jika Nata sekarang ingin mencium lehernya lagi, justru Archen suka.

FWB || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang