Motor yang Archen kendarai kini telah tiba di pekarangan rumah Nata.
Archen turun terlebih dahulu dan membuka helmnya, kemudian membantu Nata untuk membukakan helmnya.
Mereka berdua berjalan beriringan memasuki rumah milik Nata.
"Nat." Sebuah tangan besar mencegat tangan Nata, yang membuat langkahnya otomatis ikut terhenti.
"Apa?"
"Jaminan lo."
Nata sedikit tertegun, ia kira Archen sudah melupakannya.
"Gue mandi dulu boleh ya? Tadi pagi gue belum mandi." Cengir Nata.
"Cium dulu."
Nata menghela nafasnya, kemudian berjalan mendekati Archen. Nata memegang kedua rahang tegas milik Archen. Kedua tangan Archen sontak melingkar di pinggang ramping milik Nata.
Cup.
Cup.
Cup.
Nata memberi kecupan di kedua pipi Archen, dan mengecup bibir Archen sekilas.
"Udah."
Saat Nata berusaha melepaskan dirinya dari Archen, justru Archen menariknya lebih dekat. Kedua tangan Archen mencengkeram pinggang Nata.
"Apa lagi? Gue mau mandi."
"One more."
"Tadi kan jaminannya tiga?"
"Plus gua beliin lo es krim, jadi empat."
"Licik lo ya!" Nata memukul kecil dada Archen.
"Lo aja deh yang cium gue, gantian." Lanjut Nata.
"Yakin?" Nata mengangguk.
Salah satu tangan Archen yang berada di pinggang Nata kini mulai naik menuju tengkuk Nata.
Archen mendekatkan wajahnya kearah wajah Nata.
"Jangan berontak ya."
Terlihat Nata mengangguk kecil sembari menelan ludahnya.
Archen menyatukan kedua bibir mereka. Perlahan melumatnya dengan lembut. Namun, lama-kelamaan lumatan yang Archen berikan kini semakin menuntun.
Nata berusaha mengimbangi ciuman yang Archen berikan. Archen menggigit bibir bawah Nata, membuat sang empu membuka mulutnya seolah memberi jalan Archen untuk lebih memperdalam ciuman mereka.
Archen dengan leluasa menelusuri setiap inci dalam bibir Nata, sekaligus memperdalam ciuman keduanya.
"Engh..." Lenguhan Nata terdengar, membuat Archen terus menekan tengkuk yang lebih muda.
Nata meremat baju milik Archen, bersamaan dengan itu Archen semakin menarik pinggang Nata agar semakin dekat dengannya.
Terlihat Nata kesusahan mengimbangi ciuman Archen yang begitu agresif, dan Archen menyadarinya.
Archen segera memelankan temponya agar Nata dapat mengimbangi ciuman yang ia berikan.
Tanpa aba-aba Archen mengangkat tubuh Nata, menggendongnya ala koala hug tanpa melepaskan ciuman mereka.
Archen berjalan kearah sofa yang berada di ruang tamu, kemudian mendudukkan dirinya dengan Nata yang berada di atas pangkuannya tanpa melepas tautan ciuman mereka.
"Engh Chen..." Sayup-sayup Archen mendengar Nata memanggil namanya diiringi dengan desahannya. Hal itu membuat Archen semakin bergairah menuntun ciuman keduanya menjadi lebih dalam.
Bunyi kecapan yang berasal dari kedua oknum yang sibuk bercumbu terdengar sangat nyaring di ruang tamu.
Kemudian Nata merasakan nafasnya semakin tersengal-sengal, ia segera memukul-mukul dada Archen mengisyaratkan untuk menghentikan ciumannya.
Archen yang menyadari itu dengan terpaksa melepas tautan ciuman mereka, terlihat saliva menetes di dagu keduanya.
Nata menghirup udara dengan rakus, dadanya naik turun mengatur nafas. Terlihat jelas bibir Nata sedikit membengkak dan memerah akibat perbuatan Archen.
Archen mengusap saliva yang berada di dagu Nata, kemudian mengelus bibir Nata yang kini sudah semakin membengkak.
Archen menjatuhkan kepalanya di atas bahu Nata. Deru nafasnya yang hangat dapat dirasakan oleh Nata karena wajah Archen begitu dekat dengan lehernya.
"Lo bikin gua gila..." Bisik Archen. Tangannya yang berada di pinggang ramping Nata setia mengusapnya secara perlahan dengan tempo naik turun.
"Lo emang gila sih, dasar cogil." Ejek Nata kepada Archen.
Archen mendongakkan kepalanya menghadap kearah Nata.
"Gua gila karena lo." Kemudian Archen mencuri satu kecupan pada pipi kanan Nata.
Nata mengulum senyumnya mendengar perkataan Archen barusan.
"Udah ah, gue mau mandi! Awas!" Nata bangkit dari pangkuan Archen, lalu berlari secepat mungkin menuju kamar mandi agar tak semakin dibuat salah tingkah oleh Archen.
Archen memperhatikan Nata berlari menuju kamar mandi, ia terkekeh kecil melihat Nata yang berlari begitu lucu.
.
.
.
.Double up di tengah malaamm, vote & komennyaaa yaakk
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB || JOONGDUNK
RandomKisah kedua pertemanan antara Nata dan Archen yang begitu dekat sedari kecil, hingga orang-orang sudah terbiasa melihat dimana ada Nata, di sana ada Archen. Namun, tak diketahui salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar seoran...