Kini bel pulang sekolah telah berbunyi, satu-persatu para siswa dan siswi mulai berhamburan keluar kelas untuk segera pulang ke rumahnya masing-masing.
Terlihat Archen dan Nata baru saja keluar dari kelas mereka dan menyusuri lorong kelas bersama.
"Nata." Panggilan Archen menghentikan langkah kaki Nata.
"Apa?"
"Gua baru dikabarin coach bahwa hari ini ada latihan basket sepulang sekolah." Ucap Archen sembari menampilkan layar ponselnya yang berisi pesan dari coach basketnya kearah Nata.
"Lo mau pulang pakai ojek? Biar gua pesenin." Tawaran Archen mendapat gelengan dari Nata.
"Ga ah, gue nunggu lo aja."
"Gua sampai jam lima sore, Nata. Ntar lo bosen."
"Gue bisa ke club drama sambil nunggu, asal lo inget gue ini senior yang lumayan populer di club drama!" Balas Nata menyombongkan dirinya.
"Iya deh kak Chai senior paling populer di club drama." Ejekan Archen mengundang gelak tawa dari Nata.
"Coach gua udah nunggu, gapapa gua tinggal?"
"Gapapa, Achen. Sana pergi, ntar lo dihukum karena telat latihan."
Archen mengangguk, ia pun meninggalkan Nata dan berlari menuju lapangan sekolah untuk latihan basket.
Nata kini berjalan sendiri di lorong kelas. Sesuai perkataannya, ia memutuskan untuk pergi ke club drama sambil menunggu Archen selesai latihan, walau hari ini ia tak ada jadwal di club drama.
---
Nata telah tiba di depan pintu ruangan club drama, ia mencoba membuka pintu tersebut, ternyata tak terkunci.
Nata masuk ke dalam ruangan dan mendapati beberapa teman dan juga juniornya tengah berada juga di sana.
"Loh Chai, hari ini ngga ada jadwal club kan?" Sapa salah satu teman club Nata yang berada di sana.
"Ga ada, gue kesini karena bosen aja."
Perkataan Nata pun diangguki oleh temannya.
Nata duduk di sofa yang berada di ruang club itu, matanya mengamati sekitar club.
"Itu anak-anak junior kenapa pada disini, Prim?" Tanya Nata kepada temannya yang bernama Prim.
"Pada bantuin bersih-bersih aja sih, sebenarnya juga panggung club ga kotor, cuma rada berantakan aja." Jawab Prim selaku ketua di club drama.
Nata pun menganggukkan kepalanya. Ia lalu merogoh ponselnya yang berada di saku celananya dan mulai membukanya.
Prim pun ikut duduk di sofa samping Nata dengan laptop di pangkuannya. Mereka berdua sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Tak lama kemudian ada beberapa junior yang menghampiri mereka.
"Halo kak Chai." Sapa salah satu junior kepada Nata. Diikuti oleh junior lainnya menyapa Nata selaku senior mereka.
Nata tersenyum ramah kearah para junior.
"Apa panggung club berantakan sampai kalian lama berada di sana?" Tanya Nata kepada junior-junior yang berdiri di hadapannya.
"Sudah bersih dari tadi kak, tapi kami tadi berbincang di atas panggung, jadi lama... Hehe." Balas salah satu junior kepada Nata.
"Ya sudah tak masalah, ini sudah mulai sore, kalian tak ingin pulang?"
"Kami akan pulang setelah ini, kak. Kami ingin bertanya kapan coach akan pulang dari kampungnya? Kami tak sabar ingin berlatih drama kembali." Ucap salah satu junior dengan antusias.
"Coach pulang Minggu depan, jadi kalian harap bersabar ya." Kini Prim menjawab pertanyaan junior tersebut.
Para junior yang mendengar jawaban Prim segera bertepuk tangan, mereka tak sabar menantikan latihan club drama yang sudah mereka tungguu-tunggu.
"Terimakasih kak Prim, kak Chai. Kami pamit pulang kalau begitu."
Nata dan Prim mengangguk, lalu satu-persatu para junior keluar dari club untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
---
Hari sudah menunjukkan pukul 4 sore, tersisa Nata dan Prim yang berada di ruang club drama.
Mereka memang diperbolehkan menggunakan club kapan saja karena Prim selaku ketua, dan Nata koordinator kegiatan club atau lebih tepatnya tangan kanan Prim, karena wakil sebelumnya telah pindah sekolah, jadi Nata diangkat menjadi tangan kanan Prim untuk membantu pelaksanaan kegiatan club drama saat ini.
Terkadang Prim setiap saat akan selalu mengecek kondisi club drama, dan lebih sering mengerjakan tugasnya di club drama hingga menjelang sore.
"Chai, tugas gue udah selesai, lo masih mau disini?" Tanya Prim yang kini terlihat merapikan laptopnya.
"Iya, lo pulang aja. Gue mau disini dulu." Prim mengangguk, ia kemudian mengambil tasnya dan berapa buku yang sempat ia bawa, lalu berpamitan kepada Nata.
Kini Nata sendiri di club drama, ia sejujurnya merasa bosan, dan Archen belum juga selesai dengan latihannya.
Nata kini merebahkan tubuhnya menjadi posisi tidur miring di atas sofa, Nata memejamkan matanya guna mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Tak selang beberapa lama Nata pun terlelap dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB || JOONGDUNK
De TodoKisah kedua pertemanan antara Nata dan Archen yang begitu dekat sedari kecil, hingga orang-orang sudah terbiasa melihat dimana ada Nata, di sana ada Archen. Namun, tak diketahui salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar seoran...