Chap 11.

1.3K 66 0
                                    

Archen turun dari lantai atas, lalu menuju ruang makan untuk menemui keluarga Nata.

Baru saja Archen tiba di ruang makan, sang ibu segera menghampirinya.

"Adek kenapa, Chen?"

Archen terdiam sejenak, otaknya berputar kembali mengingat kejadian Nata yang ia temukan dengan tubuhnya bergetar. Archen takut hal yang di masa lalu kini terjadi lagi.

"Chen?" Panggilan sang ibu sukses membuyarkan lamunan Archen.

"Ma, mari bicarakan di ruang keluarga, Archen rasa ini sesuatu yang serius." Ibu Nata yang mendengarnya segera menyetujui permintaan Archen, ia segera memanggil ayah dan Neta untuk ikut menuju ruang keluarga.

---

Kini semua orang kecuali Nata telah berkumpul di ruang keluarga.

Archen menghela nafasnya sebelum memulai pembicaraan.

"Nak, tolong kasih tau, adek kenapa?" Tanya ibu sekali lagi.

Archen menatap satu-persatu anggota keluarga Nata.

"Archen rasa trauma Nata kembali."

Ucapan Archen membuat seluruh anggota keluarga Nata terdiam.

"Maksud lo gimana, Chen?" Kini Neta bertanya, ekspresi khawatir jelas terpampang diwajahnya.

"Saat Archen masuk ke kamar Nata, Archen lihat Nata meringkuk dibawah selimut, tubuhnya bergetar dan juga dia nangis." Archen menjeda kalimatnya.

"Archen takut Nata kenapa-napa, Nata juga sempet bilang hal-hal ga jelas pas nangis tadi, katanya dia takut dan tadi Archen sempet peluk Nata. Kalian inget kan pas kelas 10 Nata juga menunjukkan tanda-tanda yang sama saat dia trauma?" Lanjutnya panjang lebar.

Ibu Nata menghela nafas kasar, ia tak mau melihat Nata kembali mengingat traumanya dulu.

"Mama ga mau Nata kaya dulu lagi, apalagi lusa mama sama papa harus pergi ke Prancis buat ngurus bisnis." Ucap sang ibu, nada bicaranya terdengar sangat lesu. Terlihat sang ayah mengelus pundak ibu dengan pelan.

"Dan lusa kakak juga harus balik ke Bandung buat kuliah." Sela Neta.

Neta pun terlihat sangat khawatir dengan kondisi adiknya sekarang, namun ia tak bisa mengambil cuti kuliah lagi karena sudah dekat waktu skripsian.

"Biar Archen yang jaga Nata, Archen bakal nginep disini." Perkataan Archen sukses mengalihkan atensi semua orang.

"Chen, kamu udah jaga Nata dari dulu, kali ini kita ga mau repotin kamu lagi." Balas sang ayah.

"Itu bukan masalah besar, pa. Nata juga sahabat Archen."

Ibu Nata tersenyum, ia menggenggam tangan Archen, lalu menatapnya.

"Archen, tolong jaga Nata baik-baik ya, dan juga bisnis kali ini mama sama papa bekerja sama dengan papi Archen, nanti mama sampaikan pada papimu bahwa Archen disini jadi anak yang hebat." Tutur sang ibu kepada Archen.

Archen segera memeluk ibu Nata, mengucapkan kalimat terimakasih tepat di belakang telinganya.

Archen selalu mendapatkan perhatian yang baik dari ibu Nata, ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan ibu Nata. Karena ibu kandungnya meninggalkannya demi laki-laki lain, Archen menjadi tak mendapat kasih sayang dari seorang ibu. Namun, Archen kini selalu mendapatkannya berkat ibu Nata.

"Archen janji bakal jaga Nata baik-baik, selalu dan kapanpun. Tolong sampaikan pada papi di Prancis sana, kalo Archen kangen papi." Ucap Archen, lalu melepas pelukannya pada ibu Nata. Sang ibu tersenyum ramah, dan menganggukkan kepalanya.

Ayah Archen memang jarang pulang karena urusan pekerjaan yang ayahnya urus di luar negeri. Selain karena sibuk, dengan adanya perbedaan waktu pada negaranya dan negara sang ayah bekerja, Archen menjadi susah untuk berkomunikasi dengan sang ayah.

"Duh, gue jadi ikut mewek deh." Celetuk Neta, Archen hanya terkekeh mendengarnya.

"Archen nginep malem ini ya? Diluar hujan, nanti sakit."

"Archen bawa mobil, ma."

"Nginep aja udah, kualat ntar lo ga denger ucapan orang tua." Sela Neta.

Archen terkekeh, kemudian ia mengalah dan mengiyakan untuk menginap di rumah Nata malam ini.

"Nah karena Archen nginep, temenin papa main catur habis ini ya." Pinta sang ayah, Archen pun mengangguk untuk menyetujuinya.

FWB || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang