Happy Reading!
Bagian 11
Surat Cinta Untuk Shankara
Pagi itu, jam 5 setelah menyelesaikan sholat subuh, Anjani bersiap. Ia tak henti mengalihkan pandangannya dari cermin hanya untuk memastikan bahwa tak ada yang aneh di wajahnya.
"Dari tadi perasaan gak selesai-selesai ngacanya." April yang tengah rebahan di atas kasur Anjani menceletuk. Tampak raut heran yang muncul di wajah mengantuknya. Gadis itu memang berakhir menginap di rumah Anjani karena terlalu asyik mengobrol dengan ibunya.
"Mastiin aja sih, kali aja ada noda di muka gue," balas Anjani seraya memakai pemerah bibir. April sampai tak habis pikir melihat itu.
"Gila, lo mau jogging atau mau ke acara gede sih? Harus banget dandan sampe segitunya?" April geleng-geleng kepala.
Anjani menoleh dengan senyum manis yang membuat kedua matanya menyipit. "Ini harus, Pril. Biar Kak Shankara gak ilfeel sama gue!"
Ketukan dari luar kamar Anjani disertai seruan dari Saras berhasil menghentikan pembicaraan keduanya. Anjani merapikan baju yang ia pakai dan berkaca sekali lagi. "Doain gue ya, Pril."
April memutar bola matanya malas, "Ya, semoga berhasil ngegaet hati sang pujaan hatinya."
Anjani sempat terkekeh singkat sebelum keluar dari kamarnya dan meninggalkan April yang memilih melanjutkan tidurnya.
"Shankara udah nunggu tuh di depan," kata Saras pada Anjani yang baru saja keluar dari kamarnya.
Anjani menganggukkan kepalanya, "Aku pamit kalau gitu, Mah," ucapnya seraya menyalimi tangan Saras, lalu keluar untuk menemui Shankara yang telah menunggunya.
Senyum Shankara terbit ketika melihat kehadiran Anjani. "Yuk?" ajak cowok itu yang diangguki oleh Anjani. Lantas, keduanya mulai jogging di sekitaran komplek.
"Kak Shankara," panggil Anjani yang berusaha menyamai larinya dengan Shankara.
Shankara menoleh, "Ya?"
"Larinya jangan cepet-cepet, nanti Jani ketinggalan," keluh Anjani dengan napas tersengal.
Mendengar itu, Shankara sontak memelankan kecepatan larinya, bahkan sekarang cowok itu telah berhenti, yang mana Anjani juga ikut berhenti. "Capek, ya?"
Anjani mengangguk sembari berusaha mengatur napasnya. Keringat telah mengucur dari pelipisnya yang menandakan bahwa Anjani sudah cukup kelelahan.
"Kalau gitu, kita jalan aja," ucap Shankara. Cowok itu mengulurkan tangannya pada Anjani, "Sini, gue genggam tangannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta Untuk Shankara✔️
Teen FictionAnjani mengagumi Shankara Dipta Anggara sejak lama. Namun, ia tak pernah berani untuk sekedar menyapa. Sikap dingin yang dimiliki Shankara menjadi alasan utama kenapa Anjani tak berani untuk mengakui perasannya. Sampai kemudian, sebuah insiden yang...