SCUS - 08

737 86 1
                                    

*Jangan lupa vote dan komennya!

*Jangan lupa vote dan komennya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Bagian 8

Surat Cinta Untuk Shankara

Tiga hari telah berlalu sejak pertemuan tak sengajanya dengan Shankara malam itu. Dan sudah tiga hari juga Anjani mati-matian menghindar agar tak bertemu cowok itu.

April bahkan sampai keheranan dengan Anjani—yang biasanya tak pernah mengalihkan pandang dari Shankara, sekarang malah tak membahas cowok itu sama sekali di depannya. Sang teman bertanya-tanya, apakah sekarang Anjani telah berpaling dari pujaan hatinya tersebut.

"Lo kenapa deh? Tumbenan banget akhir-akhir ini gak bahas Kak Shankara, ngintipin dia juga enggak," ucap April seraya duduk di samping Anjani yang tengah memakan bekalnya.

Jadi, sekarang Anjani membawa bekal dari rumah agar tak perlu ke kantin, agar tak perlu bertemu Shankara dan kembali teringat akan momen memalukan malam itu.

Anjani masih punya malu. Tidak mungkin ia bisa berlagak baik-baik saja setelah si merah berhasil mempermalukan dirinya di depan Shankara.

"Lagi gak pengen aja," jawab Anjani cuek. Gadis itu memang belum menceritakan apa-apa perihal malam itu pada April. Alasannya? Tentu saja karena Anjani terlalu malu untuk menceritakan kebodohannya.

April menyipitkan matanya, "Gak percaya gue, biasanya juga lo gak pernah absen bahas tentang Kak Shankara. Sekarang malah lempeng-lempeng aja. Gak mungkin cuma karna gak pengen, kan? Pasti ada alasan lain," ujarnya seraya mencomot tempe goreng yang ada di bekal Anjani.

"Kepoan banget sih. Lagian kenapa coba kalau gue gak ada bahas Kak Shankara? Gak bikin lo sesek napas juga kan? Biasanya juga kalau gue bahas Kak Shankara lo pasti ngomel terus," ucap Anjani. Ia membuka tutup botol minumnya, lalu meminum air di dalamnya untuk menandaskan rasa hausnya.

April mendengkus, ia memeluk tangan kanan Anjani seraya menyandarkan dagunya pada bahu sang teman. "Ayo dong, Jan, cerita sama gue. Masa sama temen sendiri gak mau cerita? Pasti ada sesuatu yang terjadi kan? Gue penasaran nihhh."

Anjani menghembuskan napasnya. Ia menyelesaikan makannya, lantas menoleh pada April yang masih memeluk tangannya dengan wajah cemberut. "Jangan kaya gitu dong ekspresinya, bawaannya pengen gue tampol!"

"Cerita dulu dong sama gue," kata April.

"Iya iya ini mau cerita, tapi lepas dulu dong." Anjani melepaskan pelukan April di tangannya, lantas berpaling untuk menghadap April sepenuhnya.

"Jadi, tau nggak?" ujarnya dengan alis turun naik.

April menampakkan raut penasaran. "Apa? Apa? Apa?"

"Sebelum gue cerita, lo harus percaya dulu kalau apa yang gue alamin ini beneran terjadi!" ucap Anjani. Pasalnya, ceritanya tentang momen malam itu bisa saja tidak dipercayai oleh April karena terkesan terlalu halu.

Surat Cinta Untuk Shankara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang