SCUS - 20

544 62 1
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Bagian 20

Surat Cinta Untuk Shankara


"Ayo kita bercerai." Itu adalah kalimat pertama yang diucapkan Malik kala baru saja menginjakkan kakinya di kediamannya. Tatapan pria berumur 40-an awal itu tertuju pada calon mantan istrinya—Saras—yang shock bukan main mendengar ucapannya.

"Maksud kamu apa, Mas? Kamu sudah gila?" Saras bertanya lirih, suaranya hampir tak terdengar karena terlalu sulit untuk mencerna ucapan Malik mengenai perceraian.

Saras tak menyangka bahwa hari ini akan tiba, di mana suaminya—yang selama ini mati-matian ia pertahankan—mengucapkan ajakan untuk mengakhiri rumah tangga yang tak begitu bahagia ini.

Malik tak terlalu memedulikan kesedihan yang menyerang sang calon mantan istri. Ia mengalihkan pandang, "Aku mau kita bercerai, apa itu belum cukup jelas?"

Saras menatap Malik dengan pandangan yang memburam. Secepat itu ia merasa sedih sampai air matanya siap meluncur kapan saja. Wanita itu menggeleng, awalnya pelan, namun lama-lama semakin kencang seolah sangat tak setuju dengan ajakan Malik. "Aku gak mau."

Malik mendengkus, sudah menduga penolakan yang diucapkan Saras. "Gak ada yang bisa dipertahankan lagi, semuanya sudah hancur sejak awal, pernikahan kita, itu bukan hal yang harus dipertahankan."

Saras masih menggelengkan kepalanya tak menerima. Sementara air matanya telah luruh membasahi kedua pipi. "Kita bisa pertahankan pernikahan ini demi Anjani, Mas. Kamu sayang sama Jani, kan?"

Malik menutup matanya sesaat, lantas membukanya kembali untuk menatap sirat luka bercampur kecewa milik sang calon mantan istri. "Aku sayang, tapi gak dengan cara seperti ini, Saras. Mempertahankan pernikahan ini, gak berefek apapun pada kebahagiaan Anjani. Dia sudah tahu kita sering bertengkar, dia tahu kita tidak rukun, Anjani tahu semuanya."

Saras meremas buku tangannya untuk meluapkan emosinya yang bergejolak. "Itu karna ulah kamu sendiri, Mas. Kamu pikir kita sering bertengkar karena apa? Karna kamu sendiri! Karna kamu yang gak pernah berhenti cari masalah, selingkuh, tidur sama perempuan lain, gak pulang ke rumah hampir sebulan. Kamu ngelakuin itu semua di saat aku mati-matian menjaga nama baik kamu di depan Anjani! Dan sekarang, dengan gampangnya kamu mau bercerai dari aku? Tanpa ada niatan buat memperbaiki semuanya?"

"Apa yang perlu diperbaiki? Semuanya sudah hancur!" Malik kelepasan membentak. Lelaki itu emosi karena merasa terpojokkan, ia tak suka disalahkan, meskipun ia memang salah.

"Kamu yang bikin semuanya hancur!" Saras balas membentak. Isak tangisnya telah memenuhi seisi ruangan, ia kecewa bukan main.

Malik terkekeh, tak habis pikir dengan Saras yang masih mau mempertahankan pernikahan mereka meskipun ia sudah berkali-kali menyakiti wanita itu. "Sebenarnya apa yang kamu harapkan? Semuanya tidak berjalan dengan baik sejak awal. Aku tidak mencintai kamu, kamu juga tidak mencintai aku, kan? Lalu kenapa kamu ingin mempertahankan? Apa kamu tidak lelah aku selingkuhi terus? Kenapa tidak cari kebahagiaan lain saja?"

Surat Cinta Untuk Shankara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang