Apakah notifnya masuk di kalian?
Happy Reading!
Bagian 14
Surat Cinta Untuk Shankara
Anjani melirik ibunya yang pagi-pagi sudah sibuk membuat pesanan katering yang akan dikirim hari ini. Gadis itu menghembuskan berat sebelum memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
Perihal berlagak baik-baik saja, ibunya memang juaranya. Anjani tak mengerti kenapa Saras selalu menebar senyum padanya seolah dirinya sedang bahagia, meskipun kenyataan sebenarnya adalah sebaliknya.
"Mama gak mau cerita sama aku?" Anjani bertanya setelah menelan nasi goreng yang ada di mulutnya.
Saras, yang sedang sibuk dengan kerjaannya menoleh, "Cerita tentang apa, Jani?" ujarnya dengan senyum manis di wajah.
"Tentang kemarin malam," jawab Anjani pelan. Ia menunduk seraya menatap nasi gorengnya yang tersisa setengah. Ada sesak yang kembali menghampiri ketika mengingat pertengkaran orang tuanya kemarin. Anjani tahu, ada luka di hati terdalam Saras yang berusaha ditutupi.
Saras menghembuskan napasnya. "Gak ada yang perlu diceritakan."
"Masa gak ada? Memangnya Mama gak sakit hati dan gak butuh tempat curhat setelah Papa selingkuh berkali-kali?" Anjani berucap tanpa pikir panjang. Membuat Saras yang mendengarnya sempat membatu selama beberapa saat.
"Gak perlu membahas hal kaya gini, Jani." Saras berucap tanpa menatap Anjani. Rasanya terlalu berat untuk memandang putrinya karena hanya akan menambah sesak di dada Saras.
Saras merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa memberikan kebahagiaan pada Anjani.
"Kenapa gak perlu? Bukannya hal kaya gitu harus dibahas ya?" ujar Anjani. Ia meletakkan sendoknya di atas piring karena sudah tak bernapsu lagi untuk melanjutkan makannya. Gadis itu meraih segelas air di atas meja, lalu meminumnya hingga tandas.
Saras masih tak berkutik di tempat. Wanita paruh baya itu sedikit tak menyangka dengan pembicaraannya dengan Anjani pagi ini. Saras kira, Anjani tak akan membahas hal seperti ini.
Namun, ternyata Saras salah. Anjani sudah cukup besar untuk mengerti permasalahan yang terjadi pada kedua orang tuanya.
Karena tak kunjung mendapat jawaban dari sang ibu, Anjani memilih tak ambil pusing dan berdiri dari duduknya selagi menyandang ranselnya di bahu kanan. Gadis itu melangkah mendekati Saras, "Aku mau berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta Untuk Shankara✔️
Teen FictionAnjani mengagumi Shankara Dipta Anggara sejak lama. Namun, ia tak pernah berani untuk sekedar menyapa. Sikap dingin yang dimiliki Shankara menjadi alasan utama kenapa Anjani tak berani untuk mengakui perasannya. Sampai kemudian, sebuah insiden yang...