*Udah siap berpisah dari Shankara dan Anjani?
Happy Reading!
Bagian 30
Surat Cinta Untuk Shankara
Dari kemarin, Anjani terus mencubit dirinya sendiri untuk memastikan bahwa apa yang dialaminya bukanlah mimpi atau khayalan semata.
Anjani terus meyakinkan diri bahwa semua ini nyata. Bahwa Shankara... kini telah menjadi miliknya.
Rona merah pun turut serta menghiasi wajahnya tatkala Anjani terus mengingat momen yang terjadi kemarin, saat Shankara menyatakan bahwa ia juga memiliki perasaan yang sama dengannya.
Anjani bahagia bukan main, teramat bahagia sampai atraksi berkali-kali di depan April kemarin. April bahkan sampai keheranan melihatnya. Namun, dasarnya Anjani telah terlahir sebagai orang yang lebaynya tingkat dewa, jadi April wajarkan saja segala tingkahnya itu.
Hari ini adalah hari Sabtu yang merupakan hari libur. Karena sedang tidak ada kesibukan, Shankara mengajak Anjani untuk jalan-jalan ke taman kota.
Anjani menyebutnya sebagai kencan pertama setelah mereka resmi jadi sepasang kekasih.
"Gue cantik?" Anjani bertanya begitu baru saja turun dari atas motor Shankara. Ia merapikan rambutnya seraya menatap pada Shankara untuk menunggu respon cowok itu.
Shankara menoleh, tampak mengernyit sesaat sebelum menganggukkan kepalanya, "Cantik banget, manis, dan lucu."
Anjani menggigit bibir bawahnya agar tak menyengir. Jawaban yang diberikan Shankara melebihi ekspektasinya, tentu Anjani dibuat berdebar olehnya. "Oh... ya?"
Shankara mengangguk dengan senyum manis, "Iya, Jani."
Mereka kemudian berjalan melewati jalan setapak dengan susunan batu alam. Anjani menatap sekitarnya yang terdapat hamparan rerumputan, pohon-pohon rindang, serta bunga-bunga dan tanaman hias lainnya. Lalu, di sisi yang lain terdapat juga tempat bermain untuk anak-anak.
Anjani tersentak saat merasakan genggaman di telapak tangannya. Ia menoleh, lantas menemukan Shankara di sisinya tengah tersenyum menatapnya. "Kalau jalan harus sambil gandengan, biar gak ilang."
Anjani mendengkus mendengar itu, namun tak ayal ikut menggenggam tangan Shankara. "Dikira gue anak-anak?" balasnya.
"Enggak sih, tapi kelakuannya masih kaya anak-anak, suka ngambek dan tantrum." Ujaran dari Shankara tersebut mengundang Anjani untuk mencubit pinggang sang cowok sampai ia meringis kesakitan.
"Jani...," tegurnya dengan senyum paksa. Tampaknya, Shankara sudah terbiasa dengan kelakuan Anjani yang suka mencubit.
"Emang gue tantrum banget, ya, Kak?" tanya Anjani polos. Entah beneran polos atau hanya pura-pura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta Untuk Shankara✔️
Teen FictionAnjani mengagumi Shankara Dipta Anggara sejak lama. Namun, ia tak pernah berani untuk sekedar menyapa. Sikap dingin yang dimiliki Shankara menjadi alasan utama kenapa Anjani tak berani untuk mengakui perasannya. Sampai kemudian, sebuah insiden yang...