Happy Reading!
Bagian 17
Surat Cinta Untuk Shankara
Anjani mengintip dengan malu-malu pada Shankara yang telah menunggu di teras rumahnya. Hari masih sore, namun cowok itu sudah berada di depan rumahnya, tak seperti janji Shankara yang mengatakan ingin bertemu di malam hari.
"Kak? Mau masuk? Atau di teras aja?" Anjani bertanya setelah memunculkan seluruh badannya di depan pintu.
Shankara menoleh, "Gue mikir, dibanding diem di rumah lo, kenapa gak jalan aja?"
Anjani mengernyitkan keningnya, "Jalan ke mana?"
"Di sekitaran komplek, itu pun kalau lo mau. Kalau gak mau juga gapapa kok, kita bisa ngobrol di teras aja," kata Shankara dengan senyum tipis.
"Eh, mau kok, tapi gue ganti baju dulu boleh? Jelek banget kalau pake ini," ujar Anjani menunjuk bajunya sendiri.
Shankara jadi memperhatikan Anjani dari atas sampai bawah. "Gak perlu ganti baju, begitu juga udah cantik banget."
Anjani terdiam. Ia meremas sisi bajunya sendiri selagi mencerna ucapan Shankara. Sesungguhnya, Anjani akan biasa saja jika dibilang 'cantik saja', masalahnya di sini Shankara mengatakan 'cantik banget', tentu Anjani senang bukan main.
Seraya menggigit bibirnya untuk menahan senyum, Anjani kembali berkata, "Emang iya? Apanya yang 'cantik banget'?"
"Lo." Hanya itu jawaban Shankara, namun mampu menerbangkan Anjani sampai menyentuh langit tak berujung.
Anjani bergerak salah tingkah, "Kalau gitu... gue ngambil sendal dulu." Ia hendak pergi mengambil sendal tatkala Shankara bersuara.
"Gak jadi ganti baju?"
Anjani menggeleng pelan, lalu berlalu untuk mengambil sendal di rumahnya. Tak lama kemudian, mereka telah berjalan bersama melewati komplek sembari berbincang.
"Kak Shankara kemarin bilang bakal nginep di sini terus, kenapa emangnya? Gak tinggal sama nyokap Kak Shankara lagi yah?" Anjani bertanya seraya memandang raut Shankara yang berubah kaku setelah mendengar pertanyaannya. Anjani mengangkat satu alisnya heran, apakah ia salah bertanya seperti itu sampai Shankara terlihat... tidak suka?
"Gue ada masalah sama nyokap, masalah yang bikin gue kecewa berat, makanya gue memutuskan buat pergi dari rumah dan tinggal di rumah bokap," jawab Shankara setelah menormalkan ekspresinya. Ia tak ingin membuat Anjani tak nyaman dengan perubahan ekspresinya yang tiba-tiba. Terlebih, Shankara tahu betul bahwa Anjani adalah tipe orang yang suka overthinking.
Anjani mengerjapkan matanya, kebingungan sendiri harus bersikap seperti apa karena Shankara mengungkapkan hal itu padanya. Jujur saja, Anjani tak meminta Shankara bercerita masalah pribadi cowok itu padanya. "Sorry kalau pertanyaan gue terlalu sensitif, kalau Kak Shankara gak mau jawab juga gapapa kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta Untuk Shankara✔️
Teen FictionAnjani mengagumi Shankara Dipta Anggara sejak lama. Namun, ia tak pernah berani untuk sekedar menyapa. Sikap dingin yang dimiliki Shankara menjadi alasan utama kenapa Anjani tak berani untuk mengakui perasannya. Sampai kemudian, sebuah insiden yang...