SCUS - 09

692 88 8
                                    

*Jangan lupa vote dan komennya!

*Jangan lupa vote dan komennya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Bagian 9

Surat Cinta Untuk Shankara

Malam ini, Anjani kembali melaksanakan makan malam hanya berdua dengan ibunya. Gadis itu membantu Saras membersihkan meja makan, lalu membawa piring-piring kotor ke wastafel untuk segera dicuci.

"Papa ke mana, Mah? Kok tiga harian ini gak pulang ke rumah?" Anjani bertanya seraya membersihkan meja dengan kain.

Saras yang tengah mencuci piring sempat terdiam beberapa saat. Anjani tahu bahwa pertanyaannya cukup sensitif, namun ia tak bisa untuk menahannya karena kelewat penasaran dengan ayahnya yang jarang pulang ke rumah. Sekalinya pulang, selalu aja bertengkar dengan ibunya.

"Masih di luar kota, kerja," jawab Saras, lalu lanjut menyabuni piring-piring kotor.

Anjani mengernyitkan keningnya. Sudah berapa kali ibunya mengatakan bahwa ayahnya sedang kerja di luar kota? Rasanya sudah tak bisa dihitung saking seringnya.

"Emangnya sesibuk apa sampe ke luar kota terus? Pulang ke rumah aja jarang." Anjani berucap dengan nada kesal, mungkin sudah tak tahan dengan kelakuan ayahnya di luar sana.

"Namanya juga kerja nyari uang, kan buat kamu juga, Jani," ucap Saras.

Anjani mengambil piring yang sudah dilibas, lalu menaruhnya di rak piring. Ia memang tidak terlalu mengerti dengan konflik yang dihadapi kedua orang tuanya, namun sedikitnya Anjani paham bahwa ibunya tak pernah sekalipun menjelek-jelekkan ayahnya di depannya.

Fakta tentang ayahnya yang berselingkuh pun Anjani cari tahu sendiri. Tidak pernah sekalipun Saras membeberkan tentang perilaku ayahnya selama ini. Seolah Saras memang tidak mau Anjani membenci ayahnya sendiri.

"Jaketnya Shankara sudah kamu kembalikan belum?" Saras bertanya setelah selesai mencuci piring.

Hal itu berhasil membuat Anjani teringat tentang jaket Shankara yang masih berada di lemari pakaiannya. Gadis itu meringis, lalu menggelengkan kepalanya, "Belum..."

"Kalau gitu kembalikan dulu, gak baik minjem barang orang lama-lama, takutnya nanti Shankara butuh," kata Saras.

Anjani mendadak cemberut. Untuk mengembalikan jaket Shankara berarti harus bertemu dengan cowok itu. Anjani tidak mungkin bisa mengajak Shankara bertemu karena masih terlalu malu.

"Aduh, Mama aja yang ngembaliin boleh, gak? Jani ada tugas nih..." Anjani berbohong perkara tugas untuk menghindari bertemu dengan Shankara.

"Masa Mama sih? Kan kamu yang minjem, berarti kamu yang harus kembalikan langsung ke orangnya," ucap Saras.

Anjani semakin cemberut. "Mah..."

"Gak ya, Jani, Mama gak mau." Saras masih kekeuh menolak. Wanita paruh baya itu mendorong badan Anjani menuju kamarnya, "Udah sana, kirim pesan dulu sama Shankara, bilang kalau kamu mau kembalikan jaketnya."

Surat Cinta Untuk Shankara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang