SCUS - 02

1K 133 3
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Bagian 2

Surat Cinta Untuk Shankara

Mata Anjani terbuka perlahan. Ia berusaha membiasakan cahaya yang masuk pada netranya. Sementara jantungnya langsung berdegup kencang entah kenapa.

Langit-langit ruangan yang merupakan UKS memenuhi indera penglihatannya. Anjani berusaha mengatur degup jantung di dadanya. Kilas balik memori yang samar-samar berhasil membuat pipinya memerah malu.

Mimpi itu terasa sangat nyata. Anjani bahkan tak percaya dengan apa yang terjadi pada dirinya. Di dalam mimpi itu... Shankara menggendongnya menuju UKS karena tak sengaja melemparkan bola ke wajahnya sampai hidungnya berdarah.

Itu... benar-benar terasa nyata. Lebih lagi saat Anjani merasakan sakit di hidungnya yang membuatnya berpikir bahwa apa yang ia alami di mimpi itu memang benar terjadi di dunia nyata.

Namun, tidak! Itu tidak mungkin terjadi betulan. Seorang Shankara tidak mungkin repot-repot menggendongnya ke UKS sebagai bentuk pertanggung jawaban, kan? Ah lagi pula, jika itu benar terjadi, maka mungkin Shankara akan meninggalkannya di tengah lapangan dengan hidung berdarah karena tak ingin berurusan dengannya.

Astaga. Kenapa Shankara di pikirannya terdengar brengsek sekali, ya?

Anjani menggelengkan kepalanya. Ia menepuk-nepuk pipinya untuk menghilangkan pikiran itu dari kepalanya. Matanya menoleh saat ada yang membuka pintu UKS, lalu kehadiran April menyapanya dengan senyum manis yang muncul di wajah sang teman.

"Udah bangun ya ternyata? Tadi gue tinggal ke kantin bentar, beli ini," April mengangkat roti rasa keju yang setengahnya sudah ia makan, lalu menyodorkan roti lain yang masih terbungkus, "Mau?"

Melihat roti itu, Anjani jadi teringat akan mimpinya sendiri. Di dalam mimpi, ia belum sempat memakan rotinya karena terlanjur terkena lemparan bola yang kencangnya bukan main.

Anjani menganggukkan kepalanya tanpa ia sadar, lantas membuka tangannya dengan maksud meminta. "Mau, dong."

April memberikan roti yang masih tersegel pada Anjani. "Gimana? Udah mendingan belum?"

Anjani menganggukkan kepalanya. Ia membuka bungkus roti, lalu memakannya.

"Gimana rasanya digendong Kak Shankara?"

Anjani terbatuk mendengar pertanyaan April. Ia refleks menutup mulutnya seraya menoleh pada April dengan pandangan penuh tanya. Itu. Maksudnya... apa ya?

Gadis itu berusaha meneguk makanannya dengan susah payah.
"Maksud lo apa?" tanya Anjani dengan kening berkerut.

"Lo digendong sama Kak Shankara, masa gak nyadar, sih?" April merogoh kantung seragamnya, ia mengambil ponsel, lalu memperlihatkan sebuah foto yang ada di ponselnya pada Anjani, "Nih."

Surat Cinta Untuk Shankara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang