ZAD 5

5 1 0
                                    

Keadaan yang agak sesak dikafe itu tidak dapat melawan keheningan yang berada dimeja mereka. Amalia duduk disebelahnya dengan tangan bersilang sambil memandang tajam ke arah Damia yang sedari tadi menundukkan kepalanya. Tidak dapat dia nafikan bahawa dia sangat menikmati saat itu.

' Lia jealous ' bisik hati kecilnya.

" Sa– saya minta maaf akak Lia. Saya terdengar akak panggil Abang Zaf dengan nama tu hari tu so saya ingat okaylah nak panggil abang Zaf macam tu. " Masih tiada sebarang bicara dari wanita disebelahnya itu. Amalia memang jenis yang baik hati dan pemaaf tapi jika wanita itu dalam keadaan marah, silent treatment adalah jalan ninja wanita itu.

" Saya takda niat na– "

" What with the gedik tone ? Nak juga nak juga ~ " Amalia mengajuk semula cara Damia berbicara dengan dirinya tadi membuatkan dia mengunci ketat mulutnya sebelum dia melepaskan tawa besar. Sungguh dia terhibur dengan keadaan yang dia saksikan sekarang. " Ta– tapi tak salahkan nak panggil abang Aril ? "

Zafril membulatkan matanya. Masih lagi wanita itu berani bertanya soalan sebegitu rupa dengan keadaan Amalia yang penuh dengan amarah itu. Kalau boleh lihat dengan mata kasar, boleh lihat asap keluar dari telinga dan hidung wanita itu.

" Listen here, just because you're my junior doesn't mean that I have to be nice to you. Zaf turned you down your request already and you tak malu merayu-rayu dekat dia. If I was you, I'll be so embarrassed. " Panjang bicara wanita itu.

Damia yang sedari tadi menundukkan kepala akhirnya berani menatap mata wanita disebelahnya itu. " Still, I'm allowed to call him abang Aril kan ? " Dia menggenggam lembut tangan Amalia dari bawah meja bagi menenangkannya. Mahu terbalik semua meja disekeliling mereka jika wanita itu tidak ditahan.

" Don't be such a bitch. I'm trying to be nice but you're just a slut. He's my fucking boyfriend and I'm the only one who allowed to call him that. " Untuk kali kedua, dia terngangga besar.

" B–boyfriend ? " Gugup bicara wanita itu.

" Yes, boyfriend. So your little crush thingy tu boleh buang jauh-jauh. Since you sem 1 lagi you try nak berkepit dengan Zaf and you know he never show any interest but you macam perempuan takda maruah nak juga melekat dengan Zaf. He turned you down everytime and you still keep coming back. Malulah sikit. "

Wanita itu melepaskan keluhan berat selepas menghabiskan bicaranya. Amalia menoleh ke arahnya sebelum perlahan-lahan melepaskan pegangan tangan mereka. " Do whatever you want. Stay or leave, if you like her just stay here with her. I'll go first. "

Belum sempat dia berbicara, wanita itu terlebih dahulu melangkah keluar dari kafe tersebut. " Abang pilih saya ke ? Abang stay den– " Tanpa menunggu lama, dia langsung mengemas barangnya lalu mengikuti jejak Amalia.

Dia tak akan pernah memilih perempuan lain selain Amalia.

MS: Untuk KitaWhere stories live. Discover now