ZAD 6

8 1 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zafril melirik sedikit ke arah tiga rakannya yang sedang merenung tajam padanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zafril melirik sedikit ke arah tiga rakannya yang sedang merenung tajam padanya. Kenapa dia rasa dia sedang disoal siasat ? Mana tidak, tiga rakannya itu berdiri mengelilinginya dan dia seorang saja yang duduk. Tiba-tiba Ryan merapatkan muka mereka membuatkan dia ke belakang sedikit.

" Apa dianya ? " Dia bertanya dengan tenang. Jika dia tidak mulakan perbicaraan, sampai bila-bila mereka begitu. " So korang takda niat nak bagitau kitaorang pun yang korang couple ? " Soal Ryan dengan suara tegas. Dia mengosok-gosok belakang lehernya, ragu-ragu mahu menjawab soalan itu.

" Actually we're not really official pun that time. " Perlahan bicaranya.

" Hah ?! " Serentak mereka bertiga berteriak. Hampir pecah gegendang telinganya akibat jeritan itu. Bukan dia tipu-tipu tapi ketika itu memang mereka belum ada apa-apa hubungan romantik. Amalia hanya memberinya peluang untuk menjaga wanita itu sahaja.

" So ???? "

" Lia ! " Dia menarik lembut tangan Amalia bagi menahan langkah laju wanita itu. Dia memaksa wanita itu untuk menghadap dirinya dan perkara itu membuatkannya terkejut. " Ka–kau nangis ? " Mata dan hidung wanita itu merona merah sambil air mata masih mengalir dipipi.

Bicaranya terhenti seketika memikirkan apa yang perlu dikatakan saat itu. " Let's sit and talk. " Dia memimpin wanita itu ke arah taman yang berdekatan untuk duduk dan berbual. Mereka melabuhkan punggung dibangku yang disediakan. Suara kanak-kanak yang riang bermain disana menemani mereka berdua.

Zafril mengambil tisu dari begnya lalu dihulurkan pada wanita itu. Lama dia biarkan wanita itu untuk menenangkan diri sebelum mereka mula berbicara. Tersedu-sedu wanita itu menangis membuatkan hatinya remuk, seteruk itu Amalia terluka.

" Feel better now ? " Lembut bicaranya. Amalia mengganguk kecil sebelum mulai berbicara. " I'm sorry for disturbing your little date with her. " Dia tertawa kecil sambil menghadapkan keseluruhan badannya ke arah wanita itu. Masih boleh bergurau saat begitu.

" Are you ready to talk ? " Tanyanya lagi.

" Cakap apa ? " Ringkas jawapan wanita itu. Dia hanya tersenyum kecil melihat gelagat Amalia. " We can stay here all day, we're not leaving until you talk. " Wanita itu menjelingnya tajam membuatkan dia tersenggih kecil.nDia tak akan membiarkan wanita itu tidur dengan rasa marah.

" Fine ! Aku jealous okay ? Aku dah lama perhati budak tu, memang dia gedik-gedik dengan kau. Lagipun dia banyak kali confess and kau tolak. Dia panggil kau Aril lagi, mana aku tak mengamuk. Aril Aril ! Aku je boleh panggil kau macam tu. "

Zafril tidak dapat menahan diri dari tersenyum mendengar omelan wanita itu. " Panas telinga aku dengar dia kepit kepit bila cakap dengan kau tu, macam anj– " Dia membulatkan matanya membuatkan wanita itu menghentikan kata-katanya. Dia mencuba melatih wanita itu supaya kurang berkata kasar.

" But then I realized I'm no one and you're not even mine. So I decided to let you do whatever you want. " Dia terdiam seketika selepas mendengar bicara wanita itu.

Matanya tiba-tiba tertancap pada leher wanita itu. Kosong. Baru saja dia lihat sewaktu mereka dikafe, wanita itu masih memakai rantai yang dia berikan itu. Tiba-tiba hilang ? Amalia yang sedar akan renungannya itu segera menutup area lehernya.

" Be my girlfriend then. "

" Huh ? " Wanita itu kebinggungan.

" Be my girlfriend, in few years we'll get married. " Bersahaja bicaranya membuatkan dahi wanita itu semakin berkerut. " Aku tak boleh tengok kau sakit macam ni, aku nak kenalkan pada orang-orang yang kau girlfriend aku. Be my girlfriend. " Dia benar-benar ikhlas sayangkan Amalia.

Sejak dari dulu. Dia tidak pernah menganggap Amalia sebagai rakannya, dia selalu menganggap Amalia ialah wanita yang berjaya mencuri hatinya. " Give me chance to make you happy. " Perlahan dia mencapai kedua belah tangan wanita itu. Sambil tersenyum dia menunggu balasan dari wanita itu.

" Promise me you'll never leave. "

MS : Untuk KitaWhere stories live. Discover now