The Section: Present

14.5K 1K 332
                                    

It takes two to tango for a problem between two people who are tied in a marriage

French Riviera, 15 Februari 2024

"Where is she?"

Penerbangan dari Tokyo ke Paris tidak sebentar.

Ditambah harus melanjutkan perjalanan ke selatan Prancis. Saint Jean Cap Ferrat adalah kota kecil di semenanjung pantai mediterania, antara Nice dan Monaco. Ren Takahara mengendurkan rahangnya yang kaku usai terus dikeraskan. Langkah kaki terbalut loafers mengkilat, melaju terlalu kuat. Cream cashmere tux yang ia kenakan secara pas ditubuh rasanya malah membuat tercekat. Ren membiarkan kancing kemeja putihnya telah terbuka tiga. Tanpa dasi. Matanya terlihat sedikit memerah. Antara disebabkan lelah oleh kurangnya tidur, atau beban pikiran. Turun dari toyota century diikuti asisten pribadinya yang sama kacau, Genta Yamada tidak berhenti menghubungi banyak pihak sejak sebelum mereka berada di udara, juga setelah tiba.

Terlalu banyak headline yang harus diturunkan.
Dari Paris, secepat burung sudah tiba di Jepang. Tatler Asia menyediakan kolom khusus untuk spekulasi. Pemburu berita harus lebih dahulu dibungkam. Genta Yamada harus tetap stay in line dengan bankir keluarga Takahara yang sedang menyelesaikan masalah uang yang terbakar. Dia juga harus menghubungi tukang bangunan, pihak asuransi, ahli hukum, ahli perencana, dan segala ahli entah apalagi. Paling penting, Genta meminta bankir membayarkan pinalti atas kebakaran yang terjadi.

Telah berselang satu hari karena perjalanan dan mereka akhirnya di sini setelah bom diterima.

Suara terbata dan napas terengah terdengar. "Tuan—Nona meminta untuk tidak ditemui." kata pelayan—seorang wanita Jepang berumur empat puluh—yang menyambut penuh kesopanan kedatangan Ren dengan menunduk hormat. Wanita dalam kimono itu sempat menahan kekagetan usai terburu-buru berjalan dari dalam Villa musim panas keluarga Takahara. Jelas karena kedatangan tanpa informasi dari tuannya—pun nona yang disebutkan, kemarin malam. Dalam keadaan mungkin tak sama baiknya.

Villa dengan jendela dari lantai ke langit-langit bergaya semi art deco paduan renaissance itu tidak seharusnya menyembunyikan seseorang dari Ren. Tidak selama properti ini masih atas namanya.

Tidak mengindahkan larangan, disusul oleh sebuah cegahan yang dihempas, langkah Ren tidak dihentikan. Pandangan tegasnya tetap lurus ke depan. Tangannya secara lambat mengepal, rahangnya kembali menegang. Bordeaux yang ia tenggak beberapa kali di pesawat mungkin masih mengambil alih tubuhnya. Tetapi yang pasti, samar harum mawar yang ia kenal adalah penyebabnya.

Ren tahu dia ada di sini.

Langkah yang menapak pualam marble dipercepat.

"Okaasan-mu menelepon lagi." beritahu Genta yang sesekali sudah melupakan kesopanan dengan atasannya—yang merangkap teman kecilnya—sejak dirinya harus terbangun sebab berita kemarin. "Now, your father." Pria itu berdecak samar. "Aku pasti akan terkena makian. Tunggu sampai seluruh keluargamu menghubungi ku. Aku akan disidang habis-habisan. Apakah keluarga istrimu juga akan melakukannya? Berapa kira-kira yang mereka inginkan?" Genta cukup profesional, tetapi pria itu sudah cukup lama kesal dengan ulah temannya.

Sekarang saja, Ren tidak mendengarkan.

Pria itu tidak mempedulikan uangnya.

Nouveau DépartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang