Remember the line from the Art of War by Sun Tzu; In the midst of chaos, there is also opportunity.
—Jakarta, 26 Februari 2024
"Dirimu akan diam saja?"
Genta langsung menerobos masuk pintu ruangan Ren di kantor TetraCont Jakarta setelah bertanya dan diberitahu Jena atasannya sedang tidak ada tamu setelah memiliki conference call bersama Venture Capital Sillicon Valley, Anderson Kins.
Ren hanya tengah berkutat dengan dokumen yang harus ditinjau dan dibubuhi persetujuan pria itu kala Genta sudah berdiri di depan meja walnut ed rustic-nya yang dipahat untuk tidak nampak kuno.
Sikap tenangnya sungguh kelewatan sampai pria itu tidak terkaget atau setidaknya mengangkat kepala karena suara pintu tinggi kokoh berukiran rumit ala barok Cina-Prancis. Ren masih telaten dan serius dengan kacamata bertengger di hidung bangirnya.
Genta menaikkan sebelah alis.
Sebut dirinya sengaja memancing, diakhiri sindiran tipis. "Istrimu sudah mengembalikan cincin leluhur keluarga. Tinggal menunggu waktu saja... dirimu disodorkan surat yang bertandatangan dirinya."
Bahkan oleh selorohan itu.
Ren tetap khidmat dengan yang sedang dikerjakan.
Sedikit kerutan di hidung, Genta tebak bukan karena pemberitahuannya, melainkan. "Pasokan kelapa sawit terus menurun?" Monolognya ringan.
Pria itu sebenar-benarnya memang bukan hanya meninjau urusan di TetraCont, meski jiwa dan raganya di kantor ini. Tetapi keseluruhan Takahara yang seharusnya akan jatuh di bawah pimpinannya.
Genta angkat bicara sejenak. "Kemarau berkepanjangan salah satu penyebabnya."
Ren mengangguk tipis.
"Stick with the value." kata pria itu. Genta yang paham maksudnya ikut menganggukkan kepala.
Adalah harus memperhatikan keseimbangan lingkungan, meski produksi sawit menurun.
"Sebaliknya, Eropa akan membutuhkan banyak pasokan batu bara." kata Ren, di saat Genta kembali kalau bisa dilihat—memasang ekspresi heran—Genta tahu dirinya harus profesional. Sesaat mendengarkan atasannya serius. "Cuaca pasca pandemi Covid-19 jadi tak menentu. Pasokan batu bara harus diperhatikan ketersediaannya terutama untuk negara musim dingin yang menjadi konsumen tetap kita. Tidak ada masalah apapun di area 'kan?"
"Tidak ada masalah sejauh yang saya dengar."
"Good." balas Ren singkat.
Menutup satu, dua dokumen untuk membuka dokumen lain. Genta yang merasa sudah bisa mengungkit berita yang ia bawa kembali harus menelan perkataan. "Ada berita apa dari yayasan?"
"Heavenshine?" tanya Genta refleks.
Akhirnya pada saat itu Ren mengangkat kepala dan menghentikkan gerak tangannya. Menatap Genta.
Semua hanya untuk sesaat dilakukan. "Seni dan budaya Takahara." terangnya kalem. Tidak ada perkataan apapun, Ren kembali fokus pada berkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nouveau Départ
RomansaShe was a saint camellia before a sinful rose. She was a calm water before a burning fire. Ren Takahara bisa memiliki seluruh isi dunia di genggaman tangan, tetapi tidak dengan seorang wanita yang bersinggungan takdir secara tidak sengaja bersamanya...