Saingan Ajay

105 10 48
                                    

"Woi! Manusia nggak punya hati!" seru Darhan saat melihat gadis yang sedang membersihkan jendela dari kelas terakhir.

Areta menoleh pada pemuda yang memanggilnya. Lelaki itu berdiri di depan pintu kelas sembari menyandang tas dengan bersiul menggoda Areta.

"Gue bingung, harus muji lo rajin atau ngatain lo bego," sambungnya membuat gadis itu mencengkram wiper kaca erat.

Areta tak peduli, ia beralih kembali pada jendela terakhir agar hukumannya selesai. Karena jawabannya yang minta di skors itu ditolak, Areta mendapat hukuman lain dari Mr. Jo yaitu membersihkan jendela seluruh kelas dua belas. Bukan karena hukuman itu terlalu mengenakkan Areta, tapi karena sanksi hukuman skors terlalu besar poinnya untuk masalah Areta yang hanya bertengkar dengan rekannya. Lagi pula, masalah ini memang bermula dari Flora yang menjegal kakinya. Memang, Flora tidak mendapat hukuman apapun karena pembelaan ayahnya yang wakil kepala sekolah, tapi untuk beberapa hari ke depan Flora akan diawasi oleh ayahnya sendiri.

Setelah kaca itu bersih mengkilap, Areta beranjak pergi hendak mengembalikan cairan pembersih dan wiper kaca pada tempatnya semula. Darhan yang melihat itu langsung berujar, "Salut Mbak jago!" yang mendapat semprotan air pembersih dari gadis yang lewat di depannya.

Darhan menyeka wajahnya yang basah kemudian menyusul Areta yang berbelok masuk ke kelas. Karena bel sudah berbunyi dari lima belas menit lalu, kelas telah sepi. Tapi Darhan tidak berani masuk dan menunggu saja dari depan pintu.

Gadis itu membawa tasnya. Tak mengacuhkan Darhan yang setia menunggunya entah sejak kapan. Bahkan pemuda itu masih mengikuti langkahnya saat ia berjalan menuju kelas Remy. Melihat kelas yang kosong, Areta berdecak sebal. Apa lagi-lagi kekasihnya meninggalkan ia di sekolah?

"Cowok lo udah pulang dari tadi. Dan dia, nganterin Flora pulang," celetuk Darhan bersandar di dinding dengan kedua tangan melipat di dada.

Areta menatap benci pada Darhan. Hari ini sungguh hari yang menyebalkan. Mulai dari Flora yang mencari perkara, ia yang mendapat hukuman dari Mr. jo, dan sekarang ia ditinggal kekasihnya pulang tanpa berpamitan.

"Gue anter?" tawar Darhan menaikkan sebelah alisnya.

Jujur, Areta tidak paham kenapa lelaki ini sejak tadi mengekorinya. Ia juga tidak mengerti kenapa ia sangat berbaik hati mau menawarkan tumpangan pulang pada gadis menyedihkan yang telah mengalami hari yang berantakan. Tapi meski kepalanya berdebat tentang banyak hal, Areta Wajdi Lituhayu mengangguk setuju atas tawaran yang Darhan berikan.

Keduanya kini telah di warung Bi Iteung. Di sana masih ramai, lengkap dengan Barra, Raksi dan Atar. Masing-masing jari mereka menjepit sebayang rokok yang menyala.

"Bar, pinjem motor," ujar Darhan begitu sampai di hadapan teman-temannya.

"Bukannya lo cuma mau diantar pulang pakai skateborad, Ta?" komentar Barra sembari menyerahkan kuncinya. Ia menatap Areta meledek, sedang gadis itu mengacungkan jari tengah tepat di depan wajah Barra.

"Kasihan, cowoknya brengsek. Rak, pinjem helm," balas Darhan sembari menyerahkan helm Raksi pada Areta.

Gadis itu kemudian naik ke motor dan memakai helmnya. Sesaat setelah motor itu bergerak pergi, seruan laknat Atar mengudara dengan lantang.

"Anjing, Darhan menang banyak!!!" yang dibalas acungan jari tengah oleh Areta.

Sama seperti perjalanan pulang beberapa hari lalu, kendaraan roda dua itu mengantar sepasang manusia ke tujuannya tanpa sedikit pun suara yang keluar dari masing-masing bibir. Seolah apa yang jadi pertanyaan di kepala tak sanggup bersuara karena telah saling bertatap muka. Begitu pula Areta. Gadis yang sejatinya bicara dan bertindak apa adanya tanpa memikirkan konsekuensi yang ia terima, mendadak jadi tidak berani menyuarakan kepalanya. Sampai akhirnya, tibalah mereka di rumah besar yang jadi tempat tinggal Areta. Ia melepas helmnya dan mengembalikan pada Darhan. Tanpa mengucapkan apa-apa bahkan terima kasih yang seharusnya, Areta berbalik begitu saja hendak meninggalkan Darhan.

DaretalokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang