Pembohong

79 11 17
                                    

Lima menit lagi acara dimulai. Antariksa sudah disuruh standby di backstage sembari menunggu dipanggil. Acara ini adalah perayaan hari jadi sebuah kafe milik sahabat ibu Ajay. Jadi beliau mengusulkan untuk mengundang band anaknya saja yang mengisi acara tersebut. Bukan acara yang begitu besar, tamu yang diundang pun tak banyak. Hanya beberapa investor, rekan-rekan kerja, dan beberapa pelanggan setia kafe ini.

Antariksa akhirnya dipanggil. Mereka naik ke podium dan mulai bersiap dengan alat musik yang sebelumnya sudah mereka setel dengan baik. Mata gadis itu mengedar pada para pengunjung. Ia melihat ibu Ajay bersama seorang wanita lain yang menurut dugaan Areta itu adalah sahabatnya-pemilik kafe ini. Dari pandangan Areta, acara ini tidak seformal itu. Dari informasi yang ia dapat sebelumnya, akan ada beberapa investor yang datang. Jadi ia pikir akan ada orang-orang berdasi yang haus materi. Namun ternyata tidak. Pakaian mereka santai. Sama santainya dengan yang Areta kenakan.

Namun matanya sama sekali tidak menangkap pigura Darhan. Apa laki-laki itu tidak jadi datang? Kenapa sejak tadi tidak mengiriminya pesan? Darhan tidak mungkin tersesat, 'kan?

Setelah kode dari Yeol, instrumen musik mulai mengalun. Lagu yang mereka bawakan kali ini adalah Bunga Hati milik Salma Salasabil. Kata Ajay, mereka harus tampil sebaik mungkin. Siapa tahu salah satu investor itu akan tertarik dan akhirnya bisa membesarkan nama mereka. Untung Lagu-lagu yang mereka pilih untuk tampil adalah lagu dengan instrumen lembut dengan vokal yang tak terlalu kuat. Karena yang punya acara adalah sahabat ibu Ajay, jadi beliau menyerahkan segalanya pada mereka. Mau tampil berapa lagu pun terserah. Yang penting bisa menghibur. Ada untungnya juga mengambil job event dari orang dalam.

Sekian lagu selesai. Reaksi tamu undangan tidak mengecewakan. Mereka ikut bernyanyi dan merekam seakan sedang berada di festival musik. Mungkin bisa dikatakan, mereka berhasil. Semoga saja ada setidaknya satu investor yang mau mensponsori mereka.

Namun anehnya, sejak tadi Darhan tak kelihatan juga. Areta yang tadinya sudah terbawa suasana dari lagu yang ia bawa, mendadak jadi gelisah. Gadis itu meraih ponselnya setelah meneguk sebotol air mineral. Ada sebuah pesan dari lima belas menit yang lalu. Isinya begini:

Oke, Areta paham

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke, Areta paham. Berarti memang Darhan tidak datang. Lalu untuk apa ia menunggu sejak tadi?! Ya sudahlah. Lagi pula bukan hal yang harus dibesar-besarkan. Darhan juga punya kesibukan. Pasti dia harus menemani Papanya di sini. Atau mungkin, laki-laki itu sedang dimarahi karena terlibat perkelahian dengan Remy. Haha, bisa jadi.

"Areta sayang~" seru seorang wanita terdengar memasuki ruang tunggu mereka. Gadis itu menoleh dan mendapati ibu Ajay berseru sembari merentangkan tangannya.

Areta yang melihat itu langsung bangkit dan menghampiri ibu dari sahabat kecilnya. Ia memeluk dan berseru sama hebohnya dengan beliau. Rasanya sudah lama ia tidak bertemu dengan ibu Ajay. Beliau terlihat awet muda tanpa ada kerutan sana sekali di wajahnya.

"Tante apa kabar?" tanya Areta sesaat setelah pelukan itu terlepas.

"Baik dong, Areta gimana? Sehat, 'kan?" balas ibu Ajay balik bertanya.

DaretalokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang