Ini sudah pukul satu dini hari. Iya. Dan Darhan sulit tidur lagi. Tahu karena apa? Benar. Karena kepalanya sibuk memutar rekaman saat dia berciuman dengan Areta. Padahal tadi dia sudah hampir terlelap, tapi bangun lagi karena bunyi berisik dari lantai bawah. Berakhir sekarang dia terjaga sampai pukul satu pagi. Haha, besok dia harus sekolah. Kalau terlambat, silahkan salahkan Areta. Karena dia yang membuat Darhan sulit tidur.
"Argh! Anjing! Tidur, Ru! Tidurrr!!!" serunya menutup wajahnya dengan bantal. Berharap dengan begitu matanya bisa tertutup.
Tapi percuma saja. Yang ada dia sesak napas. Darhan membuka lagi bantal yang menutupi wajahnya. Menatap langit-langit kamar yang gelap dan hanya di terangi oleh lampu tidur saja. Wajah Areta muncul di sana. Membuat dia langsung melempar bantal tidurnya ke udara.
Darhan masuk ke dalam selimut. Mencoba menenangkan pikirannya. Mungkin menghitung domba akan berhasil?
Satu domba...
Dua domba...
Tiga domba...
Empat domba...
Lima domba...
Enam domba...
"If you want to smoke, kiss me."
"BRENGSEEEKKK!!!!" Darhan melempar juga selimutnya. Sekarang kamar laki-laki itu sudah berantakan dengan bantal dan selimut berserakan di mana-mana.
Tidak bisa dibiarkan. Dia harus segera menyudahi ini semua. Darhan harus mengantuk agar bisa tertidur. Mungkin makan akan sangat membantu. Kalau dia kenyang, pasti dia akan mengantuk kan?
Laki-laki itu bangkit dari ranjang dan keluar kamar. Pukul satu di kos laki-laki memang tidak selalu sunyi. Teman kos Darhan yang lain masih terjaga untuk mengerjakan tugas, menonton sepak bola, atau juga bermain game. Biasanya mereka akan tidur di pukul dua atau tiga. Pokoknya, sampai mengantuk dan mata itu tidak mampu bertahan lagi.
Darhan sampai di dapur. Di sana juga ada Mel yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya.
"Belum tidur?" tanya Melviano menyadari kehadiran Darhan.
"Iya! Kenapa? Masalah?! Suka-suka gue lah mau tidur jam berapa!" jawabnya agak ngegas kemudian mengambil sebungkus mi instan dan mulai mendidihkan air. Karena ini sudah larut, dia akan buat mi yang seadanya saja. Tidak usah pakai bawang, telur atau cabai seperti yang biasanya dia lakukan.
"Udah jam satu nih. Besok sekolah!" marah Mel pada Darhan.
Memang dari semua penghuni rumah kos ini, Darhan paling dekat dengan Mel. Mahasiswa Sasing itu sudah seperti kakaknya sendiri. Mel yang selalu menegurnya kalau salah dan menunjukkan cara yang benar. Dia begitu baik dengan Darhan meski Darhan sering menyusahkan. Selain karen lebih tua, Mel juga pada dasarnya adalah orang yang perhatian. Makanya Darhan nyaman berada di dekat Melviano.
Darhan tak mengindahkan omelan Mel. Dia tetap melakukan apa yang ingin dia lakukan. Laki-laki itu memanaskan air di wajan sampai mendidih, lalu memasukkan mi. Setelah mi nya agak mengembang, baru lah dia memasukkan bumbu. Sekarang dia tinggal menunggu mi nya mengembang sempurna.
Tapi kalau Darhan ingat lagi, tadi itu untung saja. Untung saja skatepark sepi. Jadi tidak ada yang mengetahui mereka berciuman di sana. Kalau tidak, mungkin Darhan akan jadi bahan ledekan oleh anggotanya. Apalagi kalau sampai ada Yeol dan juga Bang Juan. Jangan deh. Yeol bisa sangat heboh kalau tahu apa yang sudah mereka lakukan di skatepark. Bisa-bisa satu Indonesia Raya tahu mengingat Yeol punya teman di mana-mana. Dan rata-rata, semua teman Yeol mengenal dirinya.
"Bang, mi lo benyek tuh!!" seru Ichad yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya.
Darhan melihat kondisi mi rebusnya yang sudah kehabisan air dan mi yang sangat mengembang. Bahkan benyek seperti mi nyemek.
"Bangsat," umpat Darhan menyadari kebodohannya.
Mel yang ada di sana menertawakan Darhan yang sejak tadi terlihat murung tak seperti biasanya. Dia banyak menung dan sedikit sensi. Bahkan setelah pergi seharian dengan motor Mel, laki-laki itu malah memakinya saat tiba di rumah. Bukankah harusnya Mel yang melakukan itu?
"Lo kenapa sih? Dari tadi nggak fokus kayak habis kepergok ciuman," celetuk Mel membuat Darhan menatap Mel murka.
"Siapa yang ciuman?! Gue nggak ciuman!! Lo ya Chad yang ciuman?! Gue bilangin Ibu! Bu!! Ichad ciuman, Bu!!!" seru Darhan pergi begitu saja meninggalkan mi benyeknya tanpa mencuci wajan yang sudah ia pakai.
"INI WAJANNYA DICUCI DULU, JING!!!!" seru Ichad meneriaki Darhan yang sudah berjalan menaiki tangga.
Darhan menulikan telinganya. Dia terus berjalan sampai masuk kembali ke kamar. Gagal makan mi instan karena Ichad. Apalagi saat Mel tidak bermaksud menuduh tapi tuduhan itu benar adanya. Laki-laki itu merebahkan dirinya kembali di kasur. Menatap kosong langit kamarnya yang temaram. Kira-kira Areta sedang apa, ya? Sangat tidak adil kalau Darhan sulit tidur tapi gadis itu malah tenang dalam mimpinya seolah tak terjadi apa-apa.
Diraihnya ponsel yang sedang mengisi daya di atas nakas. Dia cabut kabel pendek itu agar bisa bergerak dengan leluasa. Darhan membuka whatsapp, Areta sedang online. Berarti dia belum tidur. Apa yang dilakukannya malam-malam begini?
Layar ponselnya tiba-tiba berubah saat ada panggilan masuk. Video call dari Areta. Di pukul satu dini hari, Areta menghubunginya lewat panggilan video. Minimal aba-aba! Bentuk rambut Darhan sangat berantakan sekarang.
"Lama banget ngangkatnya!" seru Areta saat wajah kekasihnya muncul di layar.
"Apa sih orang lagi tidur," balas Darhan menggerutu dengan mata yang tertutup seolah-olah dia mendadak terjaga saat Areta menghubunginya.
"Apaan! Lo aja tadi online!!"
Darhan bodoh. Nilai bohong yang sangat buruk. Dia ingin menipu Areta, yang jelas-jelas adalah penipu andal.
"Kenapa sih?" tanya pemuda itu mengalihkan pembicaraan.
"Nggak apa-apa. Kepo aja cowok gue jam segini bukannya tidur malah online. Nge-chat cewek lain lo, ya?!" tuduh Areta mencurigai kekasihnya sendiri.
"Sotoy!" balas Darhan kesal. Jangankan berkirim pesan dengan perempuan lain, satu perempuan ini saja berputar terus di kepalanya. Mana ada ruang untuk perempuan lain. Chuakz.
"Lo kenapa belum tidur? Nge-chat Remy lagi, ya?"
"Enak aja!! Gue habis ngerjain tugas!"
Darhan terkekeh mendengar omelan kecil Areta. Tidak ada kecanggungan yang terlihat dari sikap gadis itu. Tapi serius, bagi Darhan dia sangat bingung harus bagaimana. Tingkat ke-salting-annya meningkat saat melakukan video call dengan Areta. Bahkan gadis itu terlihat cantik dengan kunciran rambut yang berantakan dan tali spaghetti tank topnya.
"Gue ngantuk, gue tidur duluan ya, Dahh..." ujar Darhan ingin menyudahi panggilan itu.
"Lah, cepet amat? Sleep call dulu apa kayak-"
Sambungan terputus. Darhan memutuskannya secara sepihak. Bukan karena dia mengantuk dan ingin tidur. Tapi dia tidak tahan dengan degup jantungnya yang meronta-ronta. Pacarnya sangat cantik meski dalam remang-remang lampu tidur. Matanya yang cokelat terlihat lebih pekat dari biasanya. Juga kulitnya yang putih masih secerah saat dilihat ketika terang. Dia telah menyelamatkan negara bagian mana sampai bisa punya pacar secantik Areta?!!!
Baiklah, mungkin ini akan jadi malam yang panjang bagi Darhan. Kalau dia terlambat ke sekolah esok pagi, salahkan oknum bernama Areta Wajdi Lituhayu itu.
Darhan nih klo salting malah jadi insomnia 😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Daretaloka
Fanfiction𝙙𝙖.𝙧𝙚.𝙩𝙖.𝙡𝙤.𝙠𝙖 (n) dunia, jagat, semesta milik sepasang manusia bernama Darhan dan Areta yang berisi renjana lengkap dengan lara. ©sshyena, 2023