Gila. Darhan pasti sudah gila. Bagaimana bisa ia berpikir untuk membawa Areta bertemu dengan perempuan yang menurut praduga adalah kekasihnya?! Apa Darhan berniat membuat Areta malu? Atau justru, laki-laki itu ingin membuatnya sadar diri dan jangan maju lagi karena sudah punya tambatan hati? Kejam sekali. Tahu begini, lebih baik mereka tidak usah kenal sama sekali. Malah jadi rumit!
"Tenang aja, ya, Ta. Ara nggak gigit kok," ujar Darhan mencoba menenangkan Areta yang tampak gelisah.
"Diem deh, gue males ngomong sama lo," katanya melipat tangan di dada.
Saat ini keduanya sedang di dalam taksi menuju hotel yang jadi tempat menginap Ara. Saat jam istirahat tadi, Darhan bersikeras bahwa Areta harus bertemu dengan Ara paling tidak sekali saja. Areta? Tentu saja dia ogah! Mereka tidak punya urusan sama sekali. Untuk sekarang maupun di masa depan! Lalu kenapa mereka harus bertemu minimal sekali seumur hidup?! Itu sangat tidak masuk akal. Diagnosanya mungkin benar. Darhan sudah kehilangan akal sehatnya.
Pemuda yang akhirnya berhasil membujuk Areta untuk bertemu kesayangannya sepulang sekolah ini tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Laki-laki itu seakan sangat senang dan bahagia hanya karena bayangan pertemuan Areta dengan Ara yang ia ciptakan sendiri di kepala. Darhan terlihat lebih hidup dari kemarin-kemarin yang sedikit suram dengan rambut panjangnya yang sedikit berantakan. Oh bahkan! Laki-laki itu memakai seragam yang rapi! Berbeda dengan Darhan yang biasanya berpakaian asal-asalan. Jelas sudah, gadis itu adalah kekasihnya. Kalau tidak, mana mungkin dia berpakaian rapi dan suasana hatinya berbunga-bunga?!
Mobil biru itu sampai di depan sebuah hotel. Darhan membayarnya dengan selembar uang seratus ribu dan dikembalikan lagi dengan beberapa lembar uang sepuluh ribu. Sementara Darhan yang sudah tidak sabar menemui si kesayangan, justru Areta setengah mati menahan gugupnya. Ia yang sejatinya tak pernah takut akan apa pun, mendadak jadi gelisah dan ingin pulang saja dari pada bertemu dengan si Ara Ara itu. Ini benar-benar tidak pernah ia catat dalam rencana hidupnya.
"Ayo, Ta. Cepat!" ajak Darhan menarik tangannya. Sementara yang ditarik membelalak dan buru-buru melepaskan diri dari tarikan Darhan. Ia takut perempuan itu akan melihat mereka bergandengan tangan. Lalu tanpa diduga malah dia yang di tampar.
Tadi, Darhan sudah meminta kepada Ara untuk turun dan menunggu kedatangannya di lobi. Jadi pasti gadis itu sudah menunggunya.
Mata pemuda itu mengedar. Mencari keberadaan gadis manis yang baru semalam ia temui. Sejurus kemudian, tampaklah seorang gadis dengan kaus berwarna merah muda dengan rambutnya yang tergerai rapi. Darhan tersenyum. Ia kembali menarik tangan Areta untuk mendekat ke sana. Gadis itu kembali berusaha melepaskan genggaman Darhan. Namun kali ini pegangannya terlalu kuat. Jadi Areta tidak bisa melepaskan diri. Mampuslah sudah, mungkin setelah ini Areta bukan lagi perek, tapi pelakor.
"Ara!" panggil Darhan saat tiba di hadapan gadis yang duduk tenang di sofa dekat jendela.
Gadis itu tersenyum membalas Darhan. Namun, rautnya berubah bingung saat menatap Areta. Bencana, ini bencana.
Setelah Darhan dan Areta duduk di hadapan Ara, keduanya tak bicara apa-apa. Bahkan Areta hanya menunduk takut menyembunyikan wajahnya di balik rambut panjang yang sengaja ia gerai. Sedang Darhan, justru ia santai tersenyum-senyum bak orang gila di pinggir jalan.
Ara berusaha melihat wajah Areta. Namun gadis itu terlalu andal menyembunyikan rupa cantiknya. Rambut cokelat nan tebal itu sukses menutup seluruh wajah bak sesosok hantu.
"Kamu pacarnya Aru?" Pertanyaan itu lantas membuat Areta mengangkat kepalanya. Menatap Ara gugup dan gelisah namun juga bingung. Siapa Aru?
Darhan yang nyaris menyemburkan tawa itu buang muka karena tidak tahan dengan situasi ini. Ara yang masih menebak-nebak, sedang Areta yang bingung bercampur takut. Sungguh raut muka dua perempuan itu sangat lucu menurutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daretaloka
Fiksi Penggemar𝙙𝙖.𝙧𝙚.𝙩𝙖.𝙡𝙤.𝙠𝙖 (n) dunia, jagat, semesta milik sepasang manusia bernama Darhan dan Areta yang berisi renjana lengkap dengan lara. ©sshyena, 2023