Darhanaru Sanganjing

63 8 16
                                    

"WOI DARHANARU SANGANJING!" seruan itu lantas mengagetkan seluruh penghuni kelas.

Di ambang pintu, berdiri Raksi Tejawulan dengan amarah yang membumbung tinggi. Tatapannya menghunus tajam seolah bisa menusuk bola mata targetnya.

"Lo bisa nggak sih, panggil nama gue tuh yang bener?!" marah si pemilik nama karena manusia satu itu tidak pernah sekali saja menyebut namanya-Sangaji-dengan ejaan yang benar.

"Memang anjing kau! Jancuk!!" serunya sembari memukul belakang kepala Darhan.

Empunya tentu saja tak terima dan membalas Raksi dengan tak kalah sewot.

"Lo ada masalah apa sih, sat?!" Seingat Darhan, hari ini ia tidak mengusik Raksi sama sekali. Pemuda itu bahkan pergi ke kantin sendiri tanpa mengajak Darhan, Atar dan Barra. Namun sekembalinya dia dari kantin, justru Darhan langsung di maki-maki.

"Lo tuh jahat banget, anjing! Bisa-bisanya lo mainin hati cewek! Kalau udah punya pacar satu tuh ya udah! Nggak usah ngelunjak ngedeketin Areta juga! Kemaruk!" Pemuda itu marah-marah sendiri sembari duduk di kursinya.

Barra dan Atar yang ada di belakang meja mereka bahkan sampai maju karena mendengar ocehan Raksi. Mereka pikir, Darhan dan Raksi sedang bertengkar.

"Naon si anying? Siapa yang mainin hati cewek?!" semakin bingung Darhan dibuatnya. Raksi meracau, tidak jelas apa yang sedang dibahas dia.

"Tadi di kantin..."

"Bestie!!" panggil Raksi melambaikan tangan pada dua perempuan yang sejak tadi sudah ada di kantin karena jam kosong.

Areta dan Kalanie. Gadis-gadis belia itu hanya melirik Raksi kemudian fokus kembali dengan apa yang sedang mereka bahas pada ponsel Kalan. Meski sedikit sakit hati diabaikan begitu saja oleh orang yang sudah ia anggap bestie, Raksi tetap mendekat dan duduk di sebelah Areta.

"Liat apa sih?" tanya pemuda itu berusaha melihat isi ponsel Kalan.

"Rak, Darhan udah punya pacar, ya?" tanya Areta yang membuat Raksi berhenti dari aktivitasnya.

"Pacar? Siapa bilang?" Bukannya menjawab, Raksi justru melempar pertanyaan lain.

"Ini, semalam kan story instagram Darhan repost dari cewek. Nah, cewek itu siapanya? Pacarnya?" Kalanie menjelaskan pelan-pelan apa yang sedang mereka rundingkan.

"Hah? Darhan repost story cewek?!" Jauh dari harapan. Anak ini bahkan tidak tahu sama sekali tentang sahabatnya.

"Dih, iya! Parah banget! Pantes dia nggak mau gue suruh-" Omongannya terpotong saat sadar sedang berada di antara siapa. Dia tidak boleh sampai keceplosan kalau ia sedang taruhan dengan Barra. Urusannya akan sangat sangat panjang.

"Lo suruh apa?" tanya Areta penasaran.

"Nggak. Tapi kok bisa-bisanya gue nggak tau kalau dia punya pacar?!" Kembali ke topik semula. Ia harus mengalihkan pembicaraan ini jangan sampai membahas yang menjurus taruhannya dengan Barra.

"Nggak cuma itu, Rak. Semalam juga gue lihat dia jalan di mal bareng cewek. Nih fotonya," timpal Kalan menunjukkan sebuah foto dengan kualitas yang agak buruk karena diambil dari jarak yang cukup jauh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DaretalokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang