Raissa sudah boleh pulang hari ini, kini mereka dalam perjalanan pulang, kanan kiri belakang mobil yang dikendarai Danil dijaga oleh anggota Sarm.
Sesampai dirumah Zea. Zea membantu Raissa berjalan sampai di mulut rumah.
"Thanks semuanya, makasih udah nganterin gue dan mama gue "
"Santai aja Ze, kita mah selalu ada buat lo" sahut
Zidan.Zea tidak tinggal serumah lagi dengan Wijaya. Sejak perceraian itu, Zea lebih suka menjauhkan Raissa dari Wijaya. Rumah yang sekarang ia tempati adalah hasil beli rumah, uangnya tentu saja dari sisa sisa pemberian Wijaya.
"Sebagai bentuk Terima kasih gue, gue bakalan masakin makanan buat kalian semua.... "
Waktu yang tepat sekali untuk para anggota, perut mereka seakan ikut senang dengan membunyikan suara perut.
"Lo beneran bisa masak Zea? " Tanya Danil yang seakan tidak percaya.
Zea memicingkan matanya pada Danil, Muka Zea terlihat seperti menahan emosi.
"Oh, jadi lo ngeremehin gue Nil?" tanya Zea bersedekap dada. Aura Zea menakutkan sekali, membuat Danil segera menggelengkan kepalanya.
"Gak gitu ze, yang gue tau lo kan seringnya go food an jadi wajar lah gue gak percaya"
"Mau duel Nil?" tangan Zea siap memukul siapa saja yang dihadapinya.
"Boleh, tapi lo harus ijin sama Gilang"
Gilang menatap tajam kearah Danil, sedangkan Zea semakin geram dengan Danil.
"Ale, itu pacar lo gak si? Perasaan gak di markas gak disini mesti ngajak duel sama Zea, Danil gak kapok apa?" bisik Jihan yang kebetulan disamping nya ada Ale.
"Gue juga gak tau, awas aja setelah ini kalau dia bikin masalah gue diemin semingguan baru tau rasa dia" kedua perempuan itu tertawa pelan.
"Sini maju lo nil" Zea sudah ancang ancang ingin menghajar Danil namun dicegat Gilang.
"Lo mau gelut apa ngasih makan mereka, liat tuh mereka kelaperan" tunjuk Gilang pada satu persatu anggotanya yang tadi juga belum makan.
Pandangan Zea kearah anggota nya, benar juga seharusnya ia tak perlu meladeni Danil tapi namanya Zea, yang mudah terbawa emosi.
"Sorry teman teman, yaudah kalian masuk dulu"
Sesaat Danil ingin masuk juga, namun dicegat oleh Zea.
"Lo gak boleh masuk, sebelum lo beliin bahan bahan makanan. Bahan bahan makanan dirumah gue menipis gak cukup buat anggota Sarm"
Danil mendengus kesal, tangannya terulur meminta duit dari Zea.
"Pake duit lo lah, inget gue masih marah sama lo"
Setelah nya Zea pergi meninggalkan Danil yang tengah mencaci maki Zea, mencibir serta mendengus tak jelas.
Ale dan Jihan yang melihat nya masih tertawa. Danil menghampiri keduanya, lalu menarik pergelangan Ale.
"Ay, ikut gue yuk belanja disuruh buketu, gue mana tau bahan makanan yang dibutuhkan Zea"
Ale mengangguk setuju, Jihan segera menghampiri pacarnya yang sudah pergi kedalam.
"Pegangan" keduanya kini menuju minimarket yang menjual berbagai bahan makanan.
🥀🥀🥀
"Ay gula yang mana??" Tanya Danil yang sedari tadi disuruh Ale untuk mengambil gula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilzea (Tunda)
Teen FictionMengisahkan seorang gadis yang duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu memiliki masa lalu yang bisa dibilang tidak terlalu buruk namun penuh kenangan. Pernah berpacaran sekali hingga ia benar-benar menaruh perasaan pada sosok itu, gadis i...