Plak
Pagi yang cerah ini, Zea mendapatkan tamparan dari Jinny. Tadi pagi, ia diminta Jinny untuk menemuinya ditaman. Namun apa yang ia dapatkan malah sebuah tamparan.
Wajah Zea tertoleh, dengan sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah.
"Ikut gue sekarang"
Dengan paksakan, Jinny menyeret Zea yang masih diam di tempat. Jinny membawa Zea kedalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya sesuai yang diminta Jinny.
🥀🥀🥀
"Gue gak ngerti maksud lo apaan. Gue gak pernah bohong sama lo kecuali masalah sekolah. Terus lo bilang gue nyembunyiin sesuatu yang berharga buat lo, gitu?"
Tangan Jinny bersedekap, matanya tersirat sebuah kebencian, bukan lagi kasih sayang seorang sahabat yang Zea lihat.
"Gak usah pura-pura lagi Zea, udah cukup lo ngelak. Sekarang gue tanya, kenapa lo sembunyiin kematian kedua orang tua gue?"
Dahi Zea mengerut, menyembunyikan kematian kedua orang tuanya? Bukankah kedua orang tua Jinny masih ada?
"Bukannya orang tua lo masih hidup?"
Jinny berdecih pelan, kemudian dia duduk dengan kaki kirinya yang berada di kaki kanan.
"They are not my parent, but my uncle and my aunty"
Zea terkejut bukan main, ia sedikit menatap tak percaya pada Jinny. Jinny tersenyum miring, ia sudah tau apa ekspresi yang akan Zea gambarkan.
"Gue tau lo kaget, tapi bukan ini yang seharusnya gue omongkan sama lo". Jeda beberapa detik, Jinny berbicara kembali.
"Apa lo ingat kejadian enam tahun yang lalu di hotel Safari?"
Zea mengerjapkan matanya, ia mencoba mengingat kembali. Selang beberapa menit, ia mengangguk sebagai jawaban karena mengingat nya.
"Gue inget, kebakaran hebat itu khan?”
“Sekarang tau apa kesalahan lo?” bukannya mengangguk, Zea malah menggeleng.
Jinny berdecak kesal karena Zea tak kunjung sadar akan kesalahannya.
"Waktu itu lo diselamatkan sama ayah gue, dan yang terjadi apa? Lo keluar lebih dulu, ibu gue nyusul dan berakhir kedua orang tua gue gak selamat gara-gara nyelamatin lo" bentaknya keras.
ekspresi Zea kembali bingung, ia menggigit bibirnya seakan ia menyesal apa yang telah dia perbuat.
"Maafkan gue, gue gak tau. Mama sama papa gue waktu itu malah ninggalin gue sendiri, gue juga pertama kalinya diajak ke hotel"
"Masih bikin alasan?!!!" Jinny mendorong kasar tubuh Zea, Zea terpental ke belakang.
Plak
Jinny menampar pipi Zea. Zea meringis kesakitan, padahal barusan tadi bibirnya sudah sobek, sekarang malah bertambah lebar sobekannya.
Bugh
Jinny memukul kaki Zea tak habis-habisan, ia memang sudah dibutakan oleh kebencian. Sekarang tak ada rasa kasih sayang seorang sahabat yang Zea lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilzea (Tunda)
JugendliteraturMengisahkan seorang gadis yang duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu memiliki masa lalu yang bisa dibilang tidak terlalu buruk namun penuh kenangan. Pernah berpacaran sekali hingga ia benar-benar menaruh perasaan pada sosok itu, gadis i...