(10) Tercengang

21 7 0
                                    

Zea tercengang mendengar penjelasan Danil, cepat cepat ia mengambil motornya lalu segera menjalankan motor nya.

"Zea Tunggu, jangan gegabah" Teriak Danil yang mungkin hanya dihiraukan oleh Zea.

Dalam hati Zea, ia terus mengumpati seseorang yang datang ke rumahnya tanpa permisi. Dengan langkah lebar, ia berjalan ke halaman rumahnya.

Sepi

Tangan Zea terkepal kuat, tangannya terangkat mengambil handphone di sakunya. Ia segera menelepon mamanya , ia ingin mengetahui dimana mamanya sekarang.

"Ma mama dimana??" Tanpa basa basi, setelah sambungan telepon masuk Zea langsung bertanya.

"Sebentar nak, mama lagi diluar"

"Sama siapa ma? Kaki mama itu udah baikan emang?"

"Sama temen lama mama kok, perempuan sayang..."

"Mama dimana sekarang? Maksudnya lokasi mama"

"Aduh nak, mama tutup dulu ya. Mama bener bener gak enak diliatin banyak orang"

"Tapi ma-"

Sambungan diputuskan sepihak oleh Raissa, semakin lama Zea semakin geram. Lalu masuk sebuah telepon dari Danil.

"Gimana?" Sahut Danil di seberang sana.

"Apanya yang gimana!! Mama gue diluar. Ck suruhan lo gimana sungai niiiiiiilllll"

"Mereka udah gue suruh ngikutin, kata mereka sekarang lokasinya di kafe cemara"

"Awasi terus ya sungai Nil, kalau perlu foto atau video in mama gue"

"Hm, kan tadi gue bilang jangan gegabah. Mama lo tadi kayaknya tau kalau lagi diawasin, makanya nutup telepon lo"

"Lo mau nyamperin gak?"

"Gak dulu deh, gue pengen denger cuma dari mulut mama gue"

"Yaudah terserah, gue tutup dulu ye, mau bucin bareng bebeb"

Zea mengusap wajahnya gusar, kini ia memilih pergi ke kafe cemara dengan style yang berbeda. Rambutnya yang biasa ia kuncir, ia biarkan tergerai ke belakang.

Ia memakai dress dibawah lutut seperti ala ala remaja yang hendak kencan. Kacamata hitam dengan topi bundar sudah melekat dikepalanya. Ia sudah yakin kalau nanti mamanya tidak akan mengetahuinya.

Ia pergi menggunakan taksi, hanya butuh 5 menit akhirnya Zea sampai ke tempat lokasi. Ia langsung mencari tempat duduk yang hanya sekitar berjalan 2 sampai 3 meja dari Raissa.

Datang pelayan mendekati Zea, Zea hanya memesan minuman yang kebetulan ia juga sedang haus.

Setelah pesanan tiba, mata Zea terus melirik ke arah meja Raissa. Terlihat Raissa sedang mengobrol dengan pria yang tidak dikenal oleh Zea. Sesekali Zea juga melihat mereka berdua tertawa.

Harusnya Zea lebih dekat lagi supaya bisa menguping pembicaraan. Tak berselang lama, pria itu pergi lalu datang seorang perempuan yang seperti nya Zea kenal.

Tante Fina

Zea kenal Tante Fina, teman Raissa yang sejak Raissa bercerai belum pernah bertemu. Tiba tiba saja telepon Zea berdering, Zea segera melihat nama kontak itu. Matanya membelalak kaget, ia pun segera pergi sedikit menjauh lebih tepatnya keluar kafe.

Zea membuka kacamatanya dan topinya, lalu mengangkat video call dari Raissa. Semoga saja mama tidak mengetahui keberadaannya.

"Halo nak" setelah panggilan tersambung, terlihat Raissa melambai lambaikan tangannya.

"Iya ma, kenapa video call sih ma. Aku malu nih, aku mau tidur soalnya"

"Oh gitu ya nak, bentar nak ada tante Fina, gak mau nyapa sebentar? " kemudian Raissa mengalihkan layarnya pada Tante Fina.

"Hai tante, maaf tante Zea gak bisa lama lama nelfonnya, Zea ngantuk banget soalnya" Zea membuat buat dirinya seperti sangat mengantuk.

"Yaudah, gakpapa kok lain kali deh tante main kerumah kamu ya, tidur aja nggih kayaknya kamu emang kantuk berat"

"Yaudah tante, ma. Zea tutup dulu ya"

Setelah mendapat balasan, Zea kembali memasangkan topengnya lagi. Lalu kembali masuk kedalam kafe.

Sudah 10 menit ia di kafe membuat nya bosan karena sepertinya mereka sedang ghibah. Akhirnya Zea memutuskan untuk pulang kerumah.

🥀🥀🥀

Zea merebahkan dirinya diatas kasur yang empuk, pandangan nya kelangit langit. Kini, pikirannya berkecamuk. Ia perlu bertanya pada mamanya.

Tak berselang lama, terdengar suara orang masuk, itu pasti mama pikirnya.

Benar saja, itu adalah Raissa. Raissa menaruh barang belanjaanyya di meja dapur. Dengan langkah gontai yang dibuat buat, Zea menghampiri mamanya.

"Oh mama udah pulang ya"

Raissa yang tengah mencuci tangan pun tersenyum mengangguk, lalu mengelus puncuk kepala Zea pelan.

"Mama darimana aja sih, aku laper banget. Tapi lagi males masak"

"Yaudah mama masak dulu ya, kamu cuci muka dulu"

Setelah Zea mencuci muka, ia menunggu di meja makan sambil sesekali memainkan garpu dan sendok.

"Liat nih, mama udah selesai masak" sorak Raissa dengan semangatnya. Zea pun hanya menampilkan wajah berbinar.

Zea dan Raissa pun makan makan, selepasnya Raissa memilih untuk menonton berita di TV ruang keluarga.

"Mama, aku boleh nanya gak? " Tanya Zea hati hati.

Raissa menoleh, lalu mengangguk.

"Tadi mama kemana aja sebelum ketemu Tante Fina?"

Raissa menghembuskan nafas pelan, ternyata anaknya mencurigainya.

"Ketemu teman lama mama nak"

"Siapa namanya? Kok gak diajak kenalan sama aku"

Raissa diam sejenak memikirkan nama yang akan ia sebut.

"Kenapa diem ma?"

"Aduh nak, mama sampai lupa namanya" Raissa menepuk jidatnya , ia bingung harus menjawab bagaimana.

"Ih mama, masa temen lama gak inget sih"

"Gak tau nak, mungkin efek gak pernah ketemu sekalii ketemu gak ingat namanya, tapi ingat wajahnya"

Zea menghela nafas, Raissa tidak mau jujur persoalan tadi. Akhirnya ia melupakan pertanyaan tadi dan hendak pergi ke kamar.

_____________

Gimana nih dari part 1 sampai 11?

Suka gak?

Follow akun IG @penazda47 untuk melihat cerita Aushalten versi AU.

#Tbc

Ilzea (Tunda) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang