"Mbak, terus ini yang namanya taman. Taman ini biasanya digunakan para santriwati kadang untuk menyendiri atau mau fokus hafalan"
"Adem banget disini, rumput nya bersih gak ya kalau gue tiduran disini?"
"Rumput nya memang setiap hari selalu dibersihkan para santri yang sudah dijadwalkan"
Zea mengangguk, ia ingin sekali melepaskan kerudung nya yang terasa panas. Ia ingin membiarkan rambutnya menari dengan angin.
Ia memilih duduk di bawah pohon, dibawah pohon rindang itu rumput rerumputan yang lebat namun pendek yang pasti setiap orang yang duduk di sana akan merasa nyaman.
"Gue tuh sebenarnya bosen si sha, di rumah sendirian. Mana gak tau ngapain lagi"
Aisha hanya mendengarkan lalu ikut duduk di samping Zea yang sekarang ini melepaskan kerudung nya.
"Loh emangnya mbak gak sekolah apa?" Dahi Zea mengerut, bukankah seharusnya satu sekolah SMA Raya sudah tau jika Zea dikeluarkan?.
"Gue dikeluarkan"
"Tapi kenapa?"
"Lo gak liat tweet SMA Raya?"
Aisha menggeleng, ia memang tidak terlalu sering membuka handphone nya, setiap ada informasi pasti dia akan mengetahui nya dari teman-temannya.
"Buka Tweetnya sekarang, gue lagi pengen menikmati angin sepoi-sepoi ini" Mata Zea terpejam, menikmati setiap hembusan angin yang menerpa dirinya.
"Tapi, ponsel aku di rumah, jarak taman sama rumah itu agak jauh mbak"
"Nih pinjam ponsel gue, sekarang jangan ganggu dulu" Zea menyerahkan ponselnya dengan posisi mata masih terpejam. Posisi dirinya kini sudah terbaring di atas rerumputan.
Aisha membuka Tweet yang dimaksud Zea, sedikit terkejut karena berita itu sudah dia hati yang lalu, kenapa bisa ia belum mengetahuinya.
🥀🥀🥀
"Sha, gue mau nanya sesuatu". Aisha yang tengah menulis kitab menoleh.
"Kalau misal nih ya, dia itu agamanya islam tapi dia malah ninggalin ibadah yang seharusnya dilakukan hanya karena seorang perempuan. Apa ia dicatat mendapat dosa?"
"Jelaslah, menyia-nyiakan sholat saja berdosa apalagi meninggalkan, seperti dalam qur'an surat Al Ma'un ayat 4 dan 5 yang artiny-"
"Sha, sorry motong omongan lo. Tapi gue kurang nyaman sama jawaban lo"
"Maaf mbak, aku tadi terlalu berlebihan. Maaf maaf"
Zea mengangguk, namun tiba-tiba saja perutnya keroncongan pertanda ingin makan.
"Mbak belum makan ya?"
"Udah, tapi sedikit. Boleh numpang" Zea memainkan kedua alisnya keatas dan kebawah meminta persetujuan Aisha.
"Boleh, tapi sebentar lagi adzan dzuhur. Aku harus sholat dulu, mbak tunggu sini aja gakpapa?"
"Lama gak ibadahnya?"
"Gak terlalu lama kok, paling cuma 5 menit aja. Mbak ditaman sini aja dulu, jangan keluyuran takutnya mbak kesasar"
"Emang ini di hutan? Gak kan, iya iya gue tetep disini anteng nih"
"Yasudah, aku pergi dulu. Assalamu'alaikum"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilzea (Tunda)
Teen FictionMengisahkan seorang gadis yang duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu memiliki masa lalu yang bisa dibilang tidak terlalu buruk namun penuh kenangan. Pernah berpacaran sekali hingga ia benar-benar menaruh perasaan pada sosok itu, gadis i...