(37) Kehidupan berbeda

5 3 0
                                    

Alex merenggangkan otot-otot nya yang terasa pegal. Ia menghirup udara segar di pagi hari.
Matanya menatap rumah berwarna biru tua, senyumnya terbit melihat Zea yang terlihat kebingungan akan keberadaan nya.

"Kali ini gue yang menang" gumamnya.

Dengan berani, Alex melambaikan tangan nya kearah Zea. Tak lupa senyumnya yang selalu merekah.

🥀🥀🥀

Zea mengerutkan keningnya bingung akan tingkah Alex. Ia sama sekali tidak berniat untuk membalas nya, lalu ia masuk ke dalam dan segera mandi untuk menyegarkan badannya.

Selepas mandi, ia pergi ke balkon kamar. Matanya menyipit saat Alex mengobrol dengan tetangga sebelahnya. Ada rasa khawatir yang di hati Zea . Ia memilih turun dan keluar rumah.

"Bik Sari" Zea memanggil tetangga depannya yang bernama Bik Sari itu, Bik Sari yang sedang mengobrol dengan Alex terhenti sejenak.

"Eh sinok, kenalin nih nok. Tetangga baru kita, rumahnya persis disamping rumah bik Sari" Bik Sari menarik Zea untuk mendekat, Mau tak mau Zea menghampiri.

"Kenalin nih, cewek yang paling random di komplek ini al, namanya ze-"

"Sudah tau kok namanya bik, saya kenal dekat dengan dia"

Zea melotot tajam kearah Alex, bisa bisanya mengatakan kenal dekat, hanya sebatas kenal nama aja ya.

"Oh ya? Wah pas dong, mending kalian gak mau coba pacaran dulu gitu? Serasi banget lho kalian".

"Bik, Terima kasih atas dukungannya. Tapi agak susah untuk meluluhkan hatinya" Alex memelankan suaranya di akhir kalimatnya.

Tangan Zea bersedekap, ia menyesal telah keluar rumah. Ia ingin pergi namun ditahan oleh Alex.

"Mau sarapan bareng gak?"

"Ga-"

"Terima aja nok, lagian kamu sendirian juga dirumah. Ditemenin tu"

Zea semakin kesal diantara mereka berdua. Zea menepis tangan Alex yang mencekal nya. Ia langsung pergi saja tanpa berkata sepatah kata apapun.

"Udah biarin aja dulu, dia itu anak broken home, jadi agak susah untuk meluluhkan nya" Bik Sari yang sudah tinggal di komplek itu lebih dari satu tahun, beliau termasuk ramah.

Alex mengangguk dengan senyuman yang tak pernah pudar. Bik Sari berpamitan harus pergi ke arisan segera. Setelah kepergian Bisa Sari, Alex menyugar rambutnya ke belakang, ketampanan seorang Alex bertambah kali lipat.

"Tinggal deketin, luluhin habis itu jadi deh"

🥀🥀🥀

"Gila gila, Alex ngapain pindah kesini. Bisa jadi gue dimata-matai sama dia lagi. Wah gak bisa dibiarin nih" Zea berjalan mondar mandir seperti orang kebingungan.

Tiba-tiba ia mendapat panggilan dari Aisya, segera Zea mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum mba"

"Kenapa? "

"

Di pesantren ada acara tasyakuran mba, mba mau gak?"

Ilzea (Tunda) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang