(21) Danil dan Gilang

16 5 0
                                    

Zidan menggertak giginya kesal, selesai masalah Zea malah muncul masalah Danil dan Gilang.

"Gue pergi dulu ya sa" tanpa menunggu jawaban, ia segera keluar dari rumah sakit dan menjalankan mobilnya ke titik yang sudah dikirim.

"Itu bocah keburu amat, gue belum jawab udah main tinggal aja" kesal Aksa. Lihatlah ia sekarang, satu satunya lelaki yang disana. Ia memilih keluar saja karena jika cewek ketemu cewek akan menghasilkan gosip. Lebih baik ia mengobati tangannya tadi yang terluka.

"Gue mau diluar aja, biar kalian enak ngobrolnya" mendapat Anggukan dari Jihan, Aksa pun keluar dan pergi ke ruangan dimana ada dokter pribadinya yang bekerja disana.

🥀🥀🥀

Handphone Zea sudah tercharger penuh, karena Ale selalu membawa powerbank kemana mana. Kini Zea membuka aplikasi Tweet nya, dan ternyata banyak sekali yang menjelekkan dirinya akibat perbuatan nya.

Melihat perubahan ekspresi, Jinny menepuk bahu Zea.

"Liatinnya sampai gitu banget, ada apa?"

Zea menggeleng, ia tidak mau teman temannya tau tentang ini takut ia akan dijauhi oleh mereka.

"Lo ada nyembunyiin sesuatu dari kita, hm?" Ale sangat peka dengan Zea. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan Zea.

"Gak ada"

"Gak usah bohong, gue pernah belajar psikolog dari mama gue, dari ekspresi lo, lo keliatan bohong"

Zea menunduk, memang benar ia tidak terlalu pandai untuk berbohong. Nyatanya temannya yang satu ini peka terhadapnya.

"Kalian pada liat tweet SMA RAYA belum?"

"Oh, jadi masalah nya itu. Kita semua udah tau, gue mau lo lupain kejadian ini dulu"

Lagi lagi, Zea menunduk. Ternyata teman-teman nya sudah mengetahuinya.

"Itu boongan kan?"

"Jihan" peringat Ale, Ale paling tidak suka jika ada orang yang sedang terluka malah membahas yang lain.

"Gakpapa kok, kalian ikutin tweet gue kan?“ Mereka mengangguk

"Gue udah nyoba bela gue sendiri, tapi hasilnya gak bisa. Gue dituduh. Please kalian jangan tinggalin gue " Zea penuh memohon kepada teman-teman nya membuat mereka semua tertegun.

"Kita gak akan pernah ninggalin lo. Kita ini sekeluarga, keluarga yang berbeda namun menghangatkan" perkataan Jinny mampu membuat hati Zea menghangat.

"Lo belum sah kan dikeluarkan?" Zea menggeleng sebagai jawaban.

"Nah, bisa kita bantu buat buktiin bahwa Zea kita tidak bersalah" Jihan ikut menyuarakan dengan semangat yang membara sambil tangannya mengepal diudara.

"Gak usah, gue udah terbukti salah"

"Tapi sebenarnya tuduhan itu gak bener kan?" Zea menggeleng.

"Iya, gue juga bingung kenapa hasil selidikan gue malah dibilang editan"

"Lo udah minta bantuan Kio gak?" lagi lagi Zea menggeleng.

"Udahlah, gakpapa gue capek"

"Gak bisa, kita bakal tetep bantuin lo supaya lo tetep bisa sekolah"

Ilzea (Tunda) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang