(45) Penculikan

9 2 0
                                    

"Gi-lang, stop plis jangan mukulin Alex la-gi. Alex gak buat macam-macam kok sama gue"

Gilang seolah tuli akan perkataan Zea, kaki Zea melemas saat mendengar bunyi kretekan, ia ngilu mendengarnya.

Tanpa disadari Gilang, Zea memilih keluar dari apartemen. Zea turun melalui tangga yang jarang dilewati. Di pertengahan jalan,  Tiba-tiba mulutnya dibungkam hingga membuat kesadaran Zea menghilang.

🥀🥀🥀

"Kalian bawa Zea kemari, jangan ada yang tau. Kalau perlu Pakaikan kain yang gue kasih"

"Baik nona"

Perempuan yang menyuruh membawa Zea kemari memainkan pisau lipatnya yang akan ia kenakan pada Zea. Sungguh, ia sudah tak sabar ingin memukuli Zea setelah seminggu tidak pernah bertemu.

"Ternyata kamu bersembunyi di apartemen Zea" Gumamnya. Ia bersiul dibalik masker yang ia gunakan.

"Bos, kita udah sampai"

"Good, bawa dia dihadapan gue"

Perempuan itu mendengar suara mobil yang sepertinya itu mobil anak buahnya. Sesaat orang yang di dalam mobil itu keluar sambil membawa tahanan mereka.

"Ikat dia pada kursi ini"

Anak buahnya pun nurut, mengikat kedua kaki Zea pada kursi dan juga tangannya.

"Kalian ambilkan satu ember air, lalu siramkan padanya"

Byur

Zea terkejut, dia langsung membuka matanya. Cahaya nya sedikit minim  sehingga membuat Zea kesulitan untuk melihat dengan jelas.

"Ingat, lo cuma hanya tanya dia. Awas lo siksa dia"
Perempuan tadi akhirnya keluar, yang kemudian terdapat seorang lelaki dewasa yang Zea sangat kenali postur tubuhnya.

"Tuan Edrik?" gumam Zea.

"Hai, kita bertemu lagi bukan?. Sepertinya kamu masih sama seperti dulu"

Edrik tertawa puas. Zea mengepalkan tangannya, menatap penuh kebencian terhadap Edrik.

"Katakan aset perusahaan Bokap Lo" Edrik membelai pipi Zea, hal itu membuat Zea merinding. Bukan cuma membelai tapi juga mencengkeram pipi Zea hingga kuku-kuku Edrik seperti ada yang menancap di kulitnya.

"Gue dulu udah bilang, kalau lo nanya aset perusahaan itu bukan ke gue tapi ke abang gue, Gio"

"Sepertinya lo belum tau ya, keluarga lo sekarang dalam masalah besar"

Zea tertegun di tempat. Edrik membuka layar ponselnya lalu menampilkan berita yang sekarang ini menggemparkan dunia.

Mata Zea memanas membaca semua berita itu. Keluarga nya sekarang dalam bahaya, bahkan ia baru tau itu.

"Jadi, Tujuan lo nyulik gue buat dapetin penghargaan itu?"

"Kamu salah nona manis, saya masih menginginkan aset perusahaan bokap lo itu"

Plak

Tanpa aba-aba Edrik menampar Zea keras. Zea meringis saat darah keluar di sudut bibirnya. Edrik mencengkram lagi pipi Zea, lalu ia memberikan bogeman yang cukup keras hingga Zea hampir terjungkal.

Ilzea (Tunda) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang