"Lokasi sudah dikirim Danil" lapor Gilang. Danil meminta untuk segera mengecek dimana lokasi tersebut.
"Di sekitar hutan, ada gedung yang kayaknya tidak berpenghuni. Bisa jadi, disitulah tempat penyekapan Zea" Jelas Gilang.
Sebelum nya mereka semua kembali ke markas. Mereka membutuhkan jasa hacker dari anggotanya. Dan sekarang. Danil, sebagai pengatur strategi itu mengangguk atas jawaban Gilang.
"Jangan beritahukan Jinny tentang berita ini" mereka semua mengangguk.
Sekitar 10 Orang yang akan ikut dalam penyelamatan Zea, tapi bukannya anggota SARM ada banyak? Kenapa harus 10 orang saja? Anggota SARM berjumlah 40 orang, 10 orang termasuk anggota inti. 5 orang sebagai PMR. 10 orang masih pemula yang bisa dijadikan anggota yang setengah nya menjaga markas, setengahnya akan diikutsertakan dalam sebuah misi. Sisanya mereka adalah anak anak remaja yang suka tawuran namun bisa menjaga markas.
"Gue mau 5 anggota dari bagian remaja bisa ikut. Yang bertugas PMR bisa tetep tunggu di sini" Tegas Danil. Wibawa yang dibawa seorang Danil benar-benar sangat terasa.
"Maaf gue nyela, tapi kenapa PMR gak diikutkan? Biasanya Zea bawa 1 atau 2 orang dari anggota PMR untuk ikut dalam misi" Sela Amita, yang merupakan ketua dari PMR.
"Gue bukan Zea, ini lebih berbahaya. Kalau kalian misal ikut, kalian akan menambah beban gue ketika disana"
Mendengar 'beban' yang diucapkan ringan oleh Danil membuat Amita tertegun. Padahal ketuanya sama sekali tidak pernah menganggap PMR sebagai beban.
"Lo ngerendahin kita Nil?, oke kalau emang alasannya itu mending lo jawab bohong daripada nyakitin perasaan gue dan teman-teman sebagai anggota PMR" Amita masih berani menjawab.
"Oh gitu ya hmm gue-"
"Gak usah banyak debat, bawa aja Amita untuk bantuin yang tiba-tiba butuh pertolongan utama. Kita gak seharusnya berantem. Apalagi lo Danil" Sentak Gilang.
Danil mendengus kesal. Ia memilangkan wajah tidak melihat Amita.
"Amita, lo ikut aja. Cuma Danil yang ngerasa lo beban. Oke semuanya lupakan kejadian tadi dan jangan ceritakan pada Zea" Kenapa Gilang berkata begitu? Karena Zea paling tidak suka jika anggotanya menganggap yang lain berbeda, konsekuensi nya mungkin akan kena hukuman.
"Semua anggota mengangguk, berbeda dengan Amita. Ia mengangguk ragu.
"Danil, silahkan lanjutkan strategi kita malam ini" Gilang mempersilahkan Danil untuk berbicara lagi. Mereka fokus mendengarkan penjelasan Danil. Terkadang ada yang membantah juga ada yang setuju.
"Kalian siap??" Seru Danil seraya mengepalkan tangannya ke udara memberi semangat.
"Siap" Semua anggota meskipun yang tidak diikutsertakan juga memberi semangat.
Akhirnya keluar 11 orang dari Markas menuju titik yang dituju. Gilang sebagai wakil ketua memimpin misi ini.
Mereka semua sudah sampai berjarak 50 meter dari gedung yang dituju. Motor yang dikendarai berjumlah 9 orang. Zidan membawa mobil dengan di dalamnya Amita.
🥀🥀🥀
Zea menunduk. Rasa sakit entah kenapa malah muncul di kepalanya. Ia sangat pusing, padahal tadi Edrik sama sekali tidak mengincar bagian kepalanya.
"Hah" Nafas Zea tak beraturan. Tangannya mengepal kuat. Netranya tertutup disertai ekspresi kesakitan.
Ia mencoba melepas ikatan pada tangannya, namun karna ia banyak gerak hingga membuat 2 penjaga tadi menoleh ke sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilzea (Tunda)
Novela JuvenilMengisahkan seorang gadis yang duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu memiliki masa lalu yang bisa dibilang tidak terlalu buruk namun penuh kenangan. Pernah berpacaran sekali hingga ia benar-benar menaruh perasaan pada sosok itu, gadis i...