5 hari kemudian
Zea meminum secangkir teh di balkon apartemen nya. Hari ini hari ke-7 ia di apartemen. Banyak perubahan yang dilakukan Zea, ia lebih menjadi pendiam, namun ia memiliki segudang pengetahuan.
Selama ia di apartemen, ia lebih menyibukkan diri untuk mengerjakan soal yang pernah diberi Bu Resti. Ia juga jarang membuka ponselnya.
"Tidak terlalu buruk" ucapnya saat merasakan teh buatannya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu tak membuat Zea bangkit dari duduknya. Ia terlalu malas, takut yang datang adalah Gilang. Seperti kemarin, Gilang datang hanya membawakan makanan, Karena Zea pikir yang datang adalah Yerin, ia sangat semangat membukanya, sesaat membukanya ia langsung menutup pintunya kembali.
Tok tok tok
Suara ketukan kembali terdengar, namun Zea memilih abai. Menyeruput kembali teh buatannya.
Menghela nafas sebentar lalu menyeruput kembali.Tok tok tok
Zea merasa heran siapa yang datang, jika Gilang otomatis dia bisa saja masuk karena ia tau password nya dan ketukan pintunya biasanya hanya dua kali.
Merasa Janggal, ia melihat ke layar di samping pintu yang terlihat, ia tidak bisa melihat jelas orang tersebut. Namun, ia memilih membuka takutnya jika orang itu membutuhkan.
Pintu terbuka, saat ini Zea berhadapan dengan orang yang memakai hoodie dan juga masker, perlahan orang itu membuka maskernya hingga nampak jelas orang tersebut.
"Izinin gue masuk ya"
Zea menimang-nimang dulu, anehnya jika berdekatan dengan Alex, mentalnya oke-oke saja. Akhirnya ia memperbolehkan masuk, tak lupa ia menutup pintu.
"Kenapa?"
Alex memperlihatkan deretan giginya yang rapi, kalian tau apa yang akan Alex lakukan disini? Ya, sebagai musuh Zea tentu saja ia berbuat yang semestinya.
"Minta makan dong"
Zea mengerjap mendengar permintaan Alex yang tak biasanya.
"Gue laper banget dan gue males keluar beli makanan, kalau lo gak keberatan gue disini bolehlah masakin gue makanan"
"Gue bukan pembantu yang bisa lo suruh-suruh"
Zea melipat kedua tangannya ke depan dada. Tiba-tiba Alex mengeluarkan uang yang tebalnya satu cm, hal itu membuat kening Zea berkerut."Gue bayar, nih"
Alex melemparkan uang itu kearah Zea hingga Zea sedikit oleng dan...
Zea membuka matanya, tunggu kenapa ia tidak merasakan sakit. Sesaat dia melihat keatas, Zea langsung terkejut karena posisi Alex begitu dekat dengannya.
Zea mendorong tubuh Alex berakhir ia jatuh beneran, dan membuat punggungnya sedikit sakit.
"Gila lo"
"Lo sendiri, gue udah nolongin tapi lo tolak"
"Ya gak gitu juga kali"
"Udah, lo cepetan buat masakan buat gue"
Zea menatap kesal kearah Alex, punggungnya sakit tapi masih saja disuruh-suruh, ia melupakan bahwa Alex memberikan nya uang.
"Iya iya"
Alex mengulurkan tangannya, lantas Zea menarik tangan Alex agar ia bisa berdiri.
"Ingat, lo tunggu disini jangan kemana-mana. Jangan masuk ke ruangan mana pun, tetep duduk disini, kalau lo masuk ke ruang lain gue panggil petugas apartemen"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilzea (Tunda)
Fiksi RemajaMengisahkan seorang gadis yang duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu memiliki masa lalu yang bisa dibilang tidak terlalu buruk namun penuh kenangan. Pernah berpacaran sekali hingga ia benar-benar menaruh perasaan pada sosok itu, gadis i...