Zea memukul kursi mobil depannya dengan perasaan marah, kecewa dan juga kesal menjadi satu. Apa yang ia liat tidak salah, benar itu mamanya bersama seorang pria yang pernah Zea temui.
"Zea mau pulang" putusnya. Ia kini menghapus harapan akan mamanya pulang dan sampai kapanpun mamanya lebih bahagia dengan pilihannya sendiri.
"Dimana rumah mu Zea?"
Zea tak menyahut, hanya terdengar isakan kecil. Wijaya memberi kode agar mobil melaju lurus. Wijaya tau dimana rumah putrinya karena ia selalu mematai matai nya.
Mobil Gio sampai di pekarangan Zea. Zea langsung mengambil semua barang miliknya lalu keluar tanpa berkata apapun.
🥀🥀🥀
Zea tengah membersihkan diri, ia mengambil hairdryer untuk mengeringkan rambutnya.
Tring!
Suara notifikasi dari ponselnya mampu membuat sangat empu sejenak melihat. Melihat nama yang tertera dia memilih abai.
Tring!
Lagi dan sama muncul nama 'Gilang' membuat nya harus mau tak mau melihat pesan itu.
Gilang
[Bisa gue ketemu lo?]Gilang
[Jawab gue]Anda
[Gue sibuk]Gilang
[Sibuk apa?, gue ke rumah lo ya?]Anda
[Gak]Gilang
[Gak ada bantahan Zea, gue
udah ada di depan rumah lo]Zea mengerjap membaca pesan terakhir Gilang, segera ia menyibakkan tirai kamar nya. Ia melihat Gilang berada di halaman rumahnya, sesaat ia menatap Gilang yang ternyata Gilang juga menatap nya.
Zea kembali menutup tirai, ia membiarkan rambutnya tergerai. Ia harus segera membukakan pintu untuk Gilang.
"Kenapa?"
Gilang menoleh ke arah sumber suara. Ia tersenyum tipis, sangking tipisnya sama sekali tak terlihat.
"Gue mau ajak lo jalan-jalan. Mumpung hari ini libur Zea" Gilang turun dari motornya lalu menghampiri Zea yang masih setia berdiri di depan pintu.
Sejenak Zea memikirkan kata-kata Gilang, hingga akhirnya dia mengangguk. Berharap saja dengan jalan-jalan dapat melupakan kejadian tadi.
Melihat jawaban Zea, hati Gilang bersorak yes karena sesuai dengan rencananya. Dengan ragu, Gilang menggandeng tangan Zea.
Sampai di depan motor, Gilang memakaikan helm khusus untuk Zea. Zea pun hanya bisa diam, entah kenapa ia suka dengan sikap perhatian Gilang.
"Pegangan yang erat"
Lagi-lagi Zea menurut, dengan berpegangan pada jaket Gilang membuat Gilang tersenyum tipis. Ia mulai melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Zea.
🥀🥀🥀
"Ini namanya apa lang?" Zea mengerjap sedikit bingung. Tempat yang belum pernah ia kunjungi, disana terdapat banyak pedagang kaki lima berjejer rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilzea (Tunda)
Teen FictionMengisahkan seorang gadis yang duduk di bangku sekolah menengah atas. Gadis itu memiliki masa lalu yang bisa dibilang tidak terlalu buruk namun penuh kenangan. Pernah berpacaran sekali hingga ia benar-benar menaruh perasaan pada sosok itu, gadis i...