16 ° Find Her

148 25 0
                                    

"Sepertinya dia sudah mati."

Ketiga anggota tim Hartwin langsung memandang sengit pada salah satu dari anggota tim Sinclair karena bicara seperti itu. Mereka baru saja meminta bantuan tim lain untuk bisa mencari Kira. Tapi, salah satu dari orang itu malah mengucapkan hal semengerikan itu. Yang dipandang hanya diam dan berwajah santai.

"Jangan bicara sembarangan!" Seru Grace dengan kesal. Orang itu tersenyum tipis.

"Apa aku salah? Jika berhadapan dengan vampir hanya ada dua kemungkinan yang terjadi. Menang atau mati." Ucapnya lagi dengan enteng.

Grace sudah akan menerjang orang itu jika tidak ditahan oleh Wynee dan Nicole.

"Diam! Ucapanmu tidak dibutuhkan disini!" Lagi-lagi Grace berseru kesal.

"Sudahlah, Marigold." Salah satu anggota Sinclair mencoba menengahi. "Kita harus fokus pada pencarian."

"Tapi, kita sudah mencari kemana-mana. Tak ada jejak apapun." Sahut si Marigold. "Yang lain juga sedang lelah karena habis bertarung. Jangan hanya berpikir akan diri sendiri." Lanjutnya sambil memandang tajam pada kelompok Hartwin.

"Begini saja. Kita akan lanjutkan besok. Sekarang juga sudah hampir malam. Sangat berbahaya untuk terus berkeliaran di wilayah vampir." Salah satu dari anggota Conway angkat bicara. "Kita juga akan mengirim sinyal bantuan pada markas pusat. Dengan personil yang banyak, kita pasti bisa menyusuri daerah lebih luas lagi. Bagaimana?"

Saran yang sangat masuk akal. Hampir semua orang setuju. Tapi tim Hartwin masih saling berpandangan. Jika sekalipun mereka tidak setuju, mereka akan tetap kalah suara. Memaksa mencari Kira dalam situasi ini juga mungkin hanya akan menjadi bahaya bagi mereka.

"Kita pasti akan menemukannya." Ucap Jerzy pada tim Hartwin. "Lebih baik kita juga melihat kondisi orang lain."

"Baiklah." Ucap Grace dengan lesu. Wynee dan Nicole saling merangkul bahu Grace. Menguatkan satu sama lain.

"Sekarang kita kembali ke basecamp."

Semua orang beranjak kembali. Termasuk tim Hartwin dengan langkah gontai. Perasaan mereka sangat resah karena Kira belum juga ditemukan. Jase menyadari Jerzy yang tampak tidak bergerak di tempatnya.

"Puppy?"

"Aku harus pergi ke suatu tempat. Tidak akan lama."

"Eh? Tapi—"

Jase sudah terlambat untuk menahan Jerzy yang melesat pergi. Hagio menepuk pundak Jase dan mengatakan mereka harus pergi.

"Biarkan saja dia mengejar cintanya." Ucap Hagio. Jase menatapnya bingung.

"Apanya?"

"Kau tidak sadar juga?"

"Aku tahu, Puppy menyukai Spring, kan?" Hagio agak kaget karena tidak menyangka bahwa Jase menebak dengan tepat.

"Oh, kau tahu?"

"Siapa yang tidak tahu?" Jase mengangkat bahunya cuek. "Terlalu jelas sampai aku yang melihatnya juga paham. Maksudku kenapa dia mau pergi sendirian? Apa dia bermaksud untuk menjadi pahlawan agar nilainya dimata Spring bisa naik?"

"Tajam seperti biasa." Hagio meringis mendengar ucapan Jase. "Yah, dia kan bukan orang lemah, biarkan saja."

"Kasian Puppy. Sepertinya cintanya akan bertepuk sebelah tangan." Rouvin yang sedari tadi menguping pembicaraan Jase dan Hagio ikut bersuara.

"Benar. Malang sekali."

"Sudahlah. Ayo, kembali. Biarkan si budak cinta itu melakukan apa yang dia suka."

Crescent Moon [ Ddeungromi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang