4 ° Attacked

209 35 0
                                    

"Kira! Kira, bangun!"

Kira sedang tidur dengan pulas saat seseorang membangunkannya. Matanya terbuka dan melihat Helio yang berwajah panik. Kira mencoba menyadarkan dirinya dan mengucek-ucek matanya. Lalu bangkit dari tidurnya.

"Helio? Kenapa?" Tanya Kira dengan suara parau.

"Kira, bangunlah. Ayo kita ke tempat Bu Eileen."

"Kenapa? Malam-malam begini?"

"Blair menghilang!"

"Apa—!"

Helio langsung menutup mulut Kira agar tidak berisik. Ini masih larut malam dan banyak anak-anak serta pengasuh yang masih terlelap. Helio langsung menarik tangan Kira untuk keluar kamar. Dengan hati-hati melangkah keluar panti menuju ruangan milik Eileen.

"Bagaimana bisa Blair menghilang? Kita semua ada di kamar tidur! Blair juga sedang tidur, aku melihatnya!" Seru Kira saat mereka sudah diluar panti.

"Aku juga tidak tahu. Saat akan tidur, aku melihat kasur Blair kosong. Kupikir dia ke kamar mandi. Aku menyusulnya tapi saat di kamar mandi aku tidak menemukan Blair. Itulah sebabnya ku bangunkan kamu untuk menemani ke tempat Bu Eileen." Jelas Helio panjang lebar.

"Ya Tuhan..."

Kedua anak itu segera mempercepat langkah mereka dan sampai di tempat tujuan. Keduanya langsung mengetuk pintu dan membangunkan Eileen. Beruntung tidak berselang lama, pintu pun terbuka. Menampakkan Eileen dengan baju tidurnya.

"Ada apa, anak-anak?" Tanya Eileen.

"Blair menghilang, Bu!" Kata Helio.

"Apa?!"

Eileen langsung menarik kedua tangan anak itu untuk segera masuk ke dalam kamarnya. Helio dan Kira disuruh menunggu sebentar sementara Eileen masuk ke ruangan lain. Ruangan dimana terdapat telepon kabel itu. Dengan tangan gemetar, Eileen menekan nomor tujuan dan menunggu sampai diangkat. Untung saja teleponnya benar-benar diangkat.

"Halo?"

"Apa yang kalian lakukan?! Anak-anak semakin banyak menghilang!" Terial Eileen dengan panik.

"Astaga, jangan berteriak. Aku mendengarmu."

"Bagaimana bisa anak-anak yang menghilang semakin banyak dan tidak terkendali? Apa yang kalian lakukan?"

"Tenang, Eileen. Pasukan keamanan juga sedang kewalahan karena ada serangan mendadak di wilayah distrik 10."

"Serangan?"

"Keadaan kita juga sedang tidak baik-baik saja. Kami akan segera mungkin menangani masalah anak-anak itu. Kau tenang—"

"BAGAIMANA BISA TENANG JIKA ANAK-ANAKKU MENGHILANG SATU PERSATU!"

Baik Helio maupun Kira sampai terlonjak ditempat saat mendengar teriakan Eileen dari kamarnya. Tak pernah sekalipun Eileen meninggikan suaranya sampai seperti itu. Bahkan Eileen juga jarang sekali marah besar. Jika Eileen sampai berteriak begitu, artinya dia sudah benar-benar mencapai batas kesabarannya.

Tak berselang lama, Eileen keluar dari kamarnya dan menghampiri Helio dan Kira.

"Kira, Helio, sekarang kalian lebih baik kembali ke kamar. Ibu akan mengantar kalian."

"Tapi, Bu, Blair bagaimana?" Tanya Kira. Eileen memandangnya dengan wajah seperti menahan tangis.

"Tidak ada yang bisa kita lakukan pada Blair. Sekarang kita harus saling menjaga satu sama lain. Ayo."

Helio dan Kira seakan paham. Mereka akhirnya setuju untuk kembali. Kira menggenggam tangan Eileen dengan gemetar. Tanpa Eileen melihat pun dia tahu kalau Kira pastilah sedang menangis. Helio juga hanya terdiam sepanjang perjalanan menuju panti. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana dengan teman-teman satu pantinya yang menghilang satu persatu.

Crescent Moon [ Ddeungromi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang