Kira merebahkan kepalanya diatas meja. Sudah berjam-jam dia di perpustakaan dan belum juga menemukan apa yang dia cari. Ternyata memang tidak mudah menemukan tentang Goddess Blood. Pantas Helio saja sampai minta bantuannya. Kira ingat kalau Helio itu orang yang sangat tekun melakukan tugasnya sendiri. Dari dulu Helio selalu seperti itu. Jika dia sudah minta bantuan, berarti Helio sudah tidak bisa melakukannya sendiri.
"Apa sih maksudnya Goddess Blood itu?" Gumam Kira putus asa. "Kenapa tidak ada petunjuk sama sekali?"
Kira menarik nafas panjang. Ia jadi lelah sendiri dan hampir menyerah. Tapi, Kira sudah berjanji pada Helio untuk membantunya. Sekarang Kira bingung akan mencari petunjuk ke mana lagi.
"Kira?"
Mendengar namanya dipanggil, Kira mengangkat kepala. Terlihat Dimitri yang menghampirinya dengan wajah khawatir.
"Maaf, ya. Apa sudah waktunya kau tutup?" Tanya Kira saat menyadari bahwa dia sudah terlalu lama disana.
"Masih ada 1 jam lagi." Ucap Dimitri. "Sepertinya kau kesulitan. Ada yang bisa kubantu?"
"Aku hanya kebingungan tentang legenda Dewi itu." Sahut Kira dengan lesu. "Apa kau pernah mendengar tentang Goddess Blood?"
"Eh? Bagaimana kau tahu tentang Goddess Blood, Kira?" Dimitri malah kaget dan balik bertanya. "Sekarang orang-orang sudah melupakan hal itu. Semuanya menganggap kalau itu tidak lebih dari dongeng semata."
"Jadi semuanya hanya dongeng saja?"
Dimitri menggeleng. "Tidak. Itu benar terjadi dan Goddess Blood benar-benar ada."
"Yang benar?!" Kira langsung kaget dan berdiri. Matanya menatap Dimitri dengan antusias. "Beritahu aku detailnya!"
"Aku tidak bisa mengatakannya disini." Ucap Dimitri sambil menatap sekitar. "Sebentar, aku akan bawakan sesuatu yang bisa membantumu."
Dimitri lalu pergi kembali ke tempat kerjanya. Selang 10 menit kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah perkamen lama. Seakan-akan perkamen itu sudah berusia puluhan tahun. Kira tidak menyangka akan melihat alat tulis seperti ini dalam hidupnya.
"Ini adalah sejarah lama. Aku menyimpannya di meja kerjaku. Awalnya aku tertarik setelah menemukannya di gudang arsip lama. Karena cukup menarik, aku mengambilnya dan membaca isinya. Benar-benar sebuah sejarah yang tidak pernah kita sangka." Jelas Dimitri.
"Sepertinya ini sudah tua sekali. Aku takut merobeknya." Kata Kira.
"Walaupun terlihat tua, tapi masih kokoh dan tidak hancur di makan rayap. Bawalah ini."
"Eh? Aku boleh membawanya?" Kira menatap Dimitri dan penjaga perpustakaan itu mengangguk pelan.
"Iya. Kalau sudah selesai, tolong kembalikan, ya?"
"Pasti!" Kira mengangguk semangat. "Terima kasih, Dim!"
Dengan penuh semangat, Kira memeluk perkamen itu dan segera pergi keluar dari perpustakaan. Ia harus sesegera mungkin mendapatkan petunjuk untuk membantu Helio. Selain itu, Kira sudah sangat ingin bertemu Helio. Terutama setelah penyerangan malam itu. Kira ingin tahu apakah Helio baik-baik saja atau tidak.
Langkahnya cepat membawanya segera sampai di barak militer. Kira langsung menuju kamarnya dan mengunci pintu. Tentu dia tidak ingin diganggu oleh siapapun selama sibuk dengan urusannya. Segera ia meletakkan perkamen yang didapatnya diatas meja kerja dan mulai membaca setiap kata yang tertulis disana.
Rupanya perkamen ini menggunakan bahasa kuno yang sekarang sudah sangat jarang di gunakan. Kira bersyukur dia pernah mengambil kelas bahasa kuno saat masa pelatihan militer dulu. Jadi, dengan mudah dia bisa membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crescent Moon [ Ddeungromi ]
FantasySerangan mendadak yang dilakukan bangsa vampir pada panti asuhan Dellmount membangkitkan peperangan antara vampir dan manusia. Kira bergabung dalam pasukan pembasmi vampir untuk membalaskan dendamnya atas tragedi Dellmount dan mencari keberadaan Hel...